part 19

274 18 0
                                    

🍁✨👐

" Siapa ?!." Suara bariton terdengar dari balik tirai.

Hani terkejut menghentikan pergerakan tangannya yang tadinya ingin membuka tirai pembatas itu.

' srak '

Tanpa diduga Hani tirai itu dibuka kasar oleh pemilik suara bariton itu.

!!!!

Baik Hani maupun lelaki itu hanya mematung memandang satu sama lain. Wajah Davied sedikit memerah begitupula dengan wajah Hani.

" KYAAA...!!." Teriak Hani setelah sadar dirinya tak memakai sehelai benang pun. Dan menyilangkan kedua tangannya menutupi kedua dadanya.

Davied tak kalah terkejutnya dengan Hani. Dirinya pun menyadari kesalahannya yang kini tengah berdiri dari bathtub juga tanpa sehelai benangpun refleks menutup dadanya dan menutup kembali tirai pembatas yang dibukanya tadi.

" Ma ma maaf kak... Ha Hani gak tau kalo ada orang." Ujar Hani terbata sambil mengambil bathtrob nya kembali.

Tubuh Hani sedikit gemetaran dingin bercampur kaget saat memakai kembali bathtrob miliknya

" Gu gue juga. Gue gak nyangka itu Lo..." Balas Davied dari balik tirai. Dirinya pun gugup

" Hani harusnya periksa dulu tadi kak..." Gumam Hani.

" .... Gue kehujanan... Jadi ... " Lirih Davied

" Ha Hani juga kak. " Tutur Hani yang wajahnya masih merah karena malu.

" Gue... Gak liat apa-apa kok." Tambah Davied. Entah kenapa dari sekian banyaknya kata cuma kata itu yang keluar dari mulutnya. " Shit gue ngomong apaan coba.!" Makinya dalam hati.

Padahal dalam dirinya sudah melihat tubuh Hani yang mulus tanpa sehelai benang pun. Mengingat itu kembali membuat wajahnya semakin terasa panas.

" Hani juga... Hani juga gak liat apa-apa kak." Balas Hani yang entah kenapa belum melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar mandi. Dirinya sudah berbohong pada Davied, padahal dia sudah melihat tubuh Davied yang dipahat dengan sempurna itu.

" .... "

Mendadak suasana hening. Mereka berdua terpaku pada pikiran masing-masing.
" Aku melihat semuanya." Pikir mereka berdua.

' hatscyim !! '

Hani yang tiba-tiba bersin memecah keheningan sesaat di tempat itu.

' srak !.'

Sontak Davied pun membuka kembali tirai yang sudah tertutup tadi.

" Kyaa !." Teriak Hani terkejut saat Davied membuka kembali tirai sambil menutup kedua matanya dengan tepak tangannya

" Gue pake handuk kok. " Ujar Davied yang sudah keluar dari bathtub

Hani melirik menatap tubuh kekar Dangan  otot bisepnya yang menawan. Dan memang benar di pinggang Davied sudah melingkar sehelai handuk dengan indahnya.

" ... Buruan masuk kalo gak mau demam." Ujar Davied berniat mengambil bathtrobnya yang tergantung berada tak jauh dibelakang Hani.

Hani hanya menunduk dalam menyembunyikan wajahnya yang memerah kala Davied menuju dirinya.

Karena kecanggungan yang menerpa mereka, Davied buru-buru menyambar jubah mandinya namun alangkah sayangnya Davied tiba-tiba terpeleset.

'bruk'.

Mau tak mau Davied menabrakkan dirinya sendiri ke tubuh Hani secara tak sengaja.

Hani merintih saat dirinya terjatuh ke lantai marmer yang dingin itu.

Brothers In Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang