"Bibirmu berdarah."
Jisoo mendahului langkah jemari Sehun yang ingin menyentuh bibirnya, dengan tangan sendiri. "Ini bukan apa-apa,"
Meski dapat terlihat jika ia sedang tak begitu baik, namun wanita itu masih mampu tersenyum seolah apa yang sedang ia rasakan, betul-betul selaras dengan apa yang ia katakan.
"Sehun, terima kasih atas bantuanmu. Aku akan naik dan memasang obat merah."
Lihatlah, ia masih mampu berakting tak gentar sama sekali, meski menyadari sudut bibirnya berdarah. Sehun menebak, bekas lima jari yang masih merah menyala di pipinya, pastilah masih menjalar panas, apalagi untuk kalangan perempuan. Tapi wanita ini tak mengeluhkan itu. Sehun respek tanpa diminta.
Jisoo berdiri dari tempatnya, ingin berjalan pergi. Namun baru saja sempat berbalik, belum sempat beranjak, tangannya telah ditahan untuk tak bergerak. Dengan tatapan heran, ia memandang Sehun dan sesekali memandangi tangan mereka yang tak sengaja bersentuhan akibat pemuda ini menahannya.
"Ah maaf," Sehun segera melepas. Tapi tak ada kecanggungan sama sekali yang tercipta. "aku dengar gadis tadi menyerukan nama Junmyeon Hyung, ada masalah apa?"
Tak mungkin rasanya bagi Jisoo mengatakan hal yang terjadi sebetulnya. Ia tahu jika Sehun begitu menyayangi dan membanggakan Junmyeon. Selain takut pria ini tak akan percaya padanya, Jisoo juga takut merusak citra Junmyeon di mata adiknya.
"Ah, aku juga tak terlalu mengerti. Dia adalah model baru di perusahaan Junmyeon Oppa. Entah ada masalah apa, dia mencari kakakmu ke rumah ini. Mungkin hanya seputar masalah pekerjaan. Tak usah terlalu dibawa pikiran."
Sehun mengangguk memahami. Jisoo kembali berpamitan. Kali ini tak ada cekalan ataupun kalimat yang membuat wanita itu tertahan lagi. Selepas kepergian kakak iparnya tersebut, Sehun mengernyit. Jika hanya masalah pekerjaan dengan Junmyeon, gadis tadi tak akan berlaku nekat untuk menampar dan mencekik Jisoo dengan penuh kebencian. Ada yang tak beres. Sehun kembali penasaran dan tertarik untuk menerka-nerka.
❦❦❦
"Ibu, bagaimana sekarang? Kyu bisa terlambat. Nanti ibu guru marah dan teman-teman akan menertawai Kyu."
Setiap pagi, Jisoo selalu mengantar putranya ke sekolah, begitupun nanti siang, ia akan menjemputnya. Kim Junkyu baru menginjak kelas 1, jadinya Jisoo masih terlalu takut membiarkan sang anak naik bis sekolah. Memang sih aman, tapi mungkin karena ini kali pertamanya juga menyekolahkan anak, pun, ia tak terlalu ada kesibukan lain, jadinya sebisa mungkin mencurahkan segala perhatian pada jagoan kecil ini.
Mungkin pagi ini nasibnya agak malang. Mobil yang dipakai untuk mengantarkan Junkyu, tiba-tiba mogok di tengah jalan.
"Sayang, tidak perlu cemas. Kita akan mencari taksi. Ambil semua barang-barangmu, kita akan menunggu di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Simple (but) Beautiful Plan (√)
Romance[COMPLITE] Saat mengetahui ada kejanggalan dalam rumah tangga sang kakak, Sehun tertarik rasa penasarannya untuk tahu lebih dalam. Awalnya ia menerka-nerka kemungkinan, lalu bersikap simpati setelah tahu kebenaran. Dalam prosesnya, ada perasaan lain...