Vote sama komen ya guys♡
❦❦❦
Somi telah diberi lampu hijau sebab Junmyeon tak mengusir ataupun menolak lagi jika keberadaan anak di rahimnya ini adalah benih pria itu. Tentu saja Somi melakukannya dengan embel-embel ancaman yang kemarin, dan diperkuat dengan kedudukan ayahnya yang juga tak bisa dianggap sebagai orang gampangan.
Junmyeon dihantam telak oleh kenyataan. Harusnya ia mencari lebih rinci informasi tentang gadis yang hendak ia jadikan koleksi. Pantas saja Jeon Somi tidak tergiurkan sama sekali saat diberi pilihan harta melimpah karena sudah saatnya bagi Junmyeon untuk membuangnya. Namun belum terlepas dari jeratan makhluk mungil nan licik ini, ternyata Somi lebih pintar dari anggapannya.
Kembali lagi, tak perlu jauh-jauh mencari alasan. Tentu saja gadis itu berani bersikap lancang, lantaran di belakangnya yang mendukung adalah tak sembarang pihak. Ayah gadis ini termasuk salah satu petinggi di Korea. Tentu saja akan mudah baginya membuat masalah ini lebih besar dan sengaja membuat skandal yang dilebih-lebihkan, dan tentu itu akan merusak karier Junmyeon. Belasan tahun melakoni bidang ini, dan baru terlihat perkembangan yang mulai serius di era sekarang, tentu saja membuat Junmyeon akan mati-matian mempertahankan usahanya tersebut.
Tak boleh ada celah sedikitpun. Tak ada satupun yang boleh mengambil satu balok yang telah disusun dan membuat segalanya runtuh. Junmyeon akan menuruti keinginan Somi untuk menikahinya demi kelancaran nama perusahaan.
Namun ada satu hal yang masih pelik untuk ia terima. Jisoo! Istrinya itu tidak mau membantu sama sekali tentang masalah ini. Jika saja Junmyeon tak mencintainya lagi, sudah ia pastikan akan dengan mudah membuang wanita itu. Tapi jujur saja, satu-satunya wanita yang terus bersarang di hatinya sejak dulu hingga sekarang, hanya nama Jisoo yang tertulis. Junmyeon enggan melepaskannya, tapi jika begini, Jisoo benar-benar akan membuat usahanya berantakan.
Haruskah ia bercerai saja?
Junmyeon masih belum dikatakan kategori tua, ia masih bisa menemukan wanita lain untuk dicintai dalam hidupnya. Apalagi setelah kesuksesan besar diraih, ia berani jamin akan banyak wanita yang datang, dan Junmyeon akan pilih salah seorang untuk menggantikan posisi Jisoo. Seseorang yang mampu membuatnya bahagia, dan tentunya bukan gadis remaja yang cerewet nan sedang bergelantungan di lengannya.
Risih! Sangat risih, tapi Junmyeon tak bisa berkutik sekarang. Tunggu saja ia mendapat posisi yang kuat, akan ia tuntut balas gadis ini.
"Oppa, bagaimana dengan yang ini? Bukankah permata yang di selipkan di tengahnya sangat indah? Lihat juga deskripsi harganya, ini adalah yang termahal dari semua yang terpajang. Aku mau ini saja!"
Jeon Somi mengoceh panjang lebar mengenai segala sesuatunya untuk pernikahan mereka. Sejak tadi hanya gadis itu yang terus-terusan memberi pertanyaan, kemudian membuat keputusan sendiri. Junmyeon hanya menurutinya dan memberikan senyuman penunjang sikap manis. Sumpah. Jika tidak diimingi niat terselubung, ia tak akan sudi melakukan ini.
Tak lama setelah pikiran tentang Jisoo masih membayangi, sosok yang ada di fantasinya tersebut benar-benar tertangkap oleh indra penglihatan Junmyeon. Jisoo sedang berjalan tak jauh dari tempatnya duduk bersama Somi. Wanita itu terlihat mencuri pandangan kecil, sebelum kembali buang muka, dan fokus membawa diri dan juga sang anak yang ia gendong.
Masih nyeri sebetulnya. Namun rasa pedih dan kecewa yang Junmyeon torehkan lebih ketara ketimbang rasa nyeri akan api cemburu nan ia bendung. Jisoo mengeratkkan pelukannya pada Junkyu, menuntun kepala anaknya tersebut agar bersembunyi di ceruk lehernya. Cukup Jisoo yang merasa terkhianati sebagai istri, jangan sampai anaknya juga merasa terkhianati oleh ayahnya sendiri. Meski tak dapat Jisoo jamin seratus persen jika Junkyu tak mengerti yang sedang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Simple (but) Beautiful Plan (√)
Romance[COMPLITE] Saat mengetahui ada kejanggalan dalam rumah tangga sang kakak, Sehun tertarik rasa penasarannya untuk tahu lebih dalam. Awalnya ia menerka-nerka kemungkinan, lalu bersikap simpati setelah tahu kebenaran. Dalam prosesnya, ada perasaan lain...