26: Happiness;Sadness

1.4K 222 39
                                    

Prffftt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prffftt.. Semakin kesini makin kelihatan kan siapa sosok yang ada dibalik petisi sampah ini?😂

Semakin mereka berkoar, semakin kelihatan belang dan jati diri antis dimana-mana😂

Pakai logika, kalau emang petisi ini ada buat kepentingan sejarah, abis JTBC confir untuk kali ke-2, yang secara nggak langsung bocorin jalan ceritanya, sekaligus udah ngikutin keinginan pihak sana buat ganti nama yang bersengketa, nggak akan sesemangat itu lagi dong, buat ajuin pembatalan drama? Of course sosok yang merasa paham tentang sejarah dan cinta tanah air, yang ada disebalik ini tak lain dan tak bukan cuma para manusia sampah yang penuh kedengkian sama kesuksesan orang lain😂

Berharap banget, JTBC bisa bongkar dalang hitam dari rumor palsu yang bikin panas ini, terus dikasih tuntutan yang nggak ada ampun.

Tuhkah, kepanjangan buat curhat di sesi pertama lagi. Wkwkwkk.

Happy reading♡
Jangan lupa vote and comments♥

***

Mentari bersinar dengan sempurna siang ini. Menjadikan daerah sekitar terlingkup cerah dengan sinarnya, seakan tak membiarkan satu titik awan saja menghalangi. Kebahagiaan yang diberikan sang surya tersebut, seolah sejalan dengan perasaan yang dirasakan wanita nan saat ini sedang berjalan.

Jisoo tersenyum. Ia merasa begitu bahagia hari ini. Dengan sengaja, setelah mengantar putranya ke sekolah, Jisoo menyempatkan diri untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Apa yang dibayanginya, apa yang secara tak langsung diharapkannya, akhirnya ia dapatkan. Mungkin ini adalah pertanda, jika ia memang harus merangkai kehidupannya yang baru, dan hanya fokus pada masa depan, tanpa melirik apapun yang membekas di masa lalu.

Perasaan senang itu terlalu membuncah, sehingga Jisoo merasa cukup bimbang hendak melakukan apa. Bagaimana Jisoo harus memulai? Jika ia katakan secara langsung tanpa persiapan apapun, pastilah akan terkesan sangat biasa. Ia ingin meminta saran ibu mertuanya? Tapi tidak. Suaminya adalah orang pertama yang harus tahu tentang masalah kehamilan ini.

Setelah berpikir sejak tadi ia keluar dari ruangan dokter, sampai sekarang tiba di parkiran, akhirnya Jisoo memutuskan. Ia mungkin bisa membeli sebuah kotak hadiah, lalu meminta waktu suaminya untuk mereka bertemu di luar. Entah untuk makan siang bersama, atau apa.

Jisoo sudah menghenyak di kursi mobil, tangannya juga sudah mencari nama Sehun untuk segera dihubungi. Tidak butuh waktu lama, setelah Jisoo menekan tombol call, beberapa detik kemudian Sehun sudah menjawab dari sebrang.

"Halo, Jisoo? Ada apa?"

Jisoo tersenyum memperhatikan pantulan wajahnya di spion. "Apa kita bisa bertemu siang ini? Aku memiliki sesuatu hal untuk disampaikan padamu."

"Ah siang ini? Aku benar-benar menyesal, tapi aku memiliki kesibukan lain. Apa perihal yang akan kau sampaikan begitu mendesak? Apa itu sangat penting? Tidak bisa dibicarakan sekarang di sini saja?"

Not Simple (but) Beautiful Plan (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang