22: A Paint

1.3K 233 23
                                    

Edisi kebut update◐.̃◐

Setuju nggak, kita ketemu tiap malam? Atau paling enggak sekali dua hari lah. Heheh, tapi syaratnya harus rame●_●

Stay vote and comment, yup♡

***

Masalah tak henti-hentinya datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masalah tak henti-hentinya datang. Dimulai dari masalah kehidupan pribadi, sampai masalah pekerjaan yang menyebabkan harga saham menukik turun. Kepala Junmyeon terasa sudah sangat mendidih. Ia telah salah memilih solusi, karena dengan jalan yang ia pilih sekarang, malah membuat hidupnya jauh dari kata bahagia.

Ia pikir untuk melepaskan Jisoo dahulu sebelum berhasil membangun perusahaannya adalah pilihan yang paling benar, tapi nyatanya kekeliruan yang sangat besar. Junmyeon bukanlah apa-apa tanpa wanita itu. Ia tidak bisa fokus pada hal apapun karena wanita itu tak lagi bersamanya.

Karier yang diagung-agungkannya nyaris hancur, dan otak jenius Junmyeon tidak berguna sama sekali untuk menghadapi masalah yang diterima perusahaannya. Benar-benar kehancuran besar. Ia kehilangan kejayaan, sekaligus kehilangan keluarga.

"Arggh!!" Junmyeon menyentak gelas kaca setelah sempat menelan habis isinya. Jika dulu ia bisa lari ke pelukan Jisoo ketika bermasalah begini, maka sekarang Junmyeon hanya bisa membuat dirinya sendiri mabuk tak sadarkan diri.

Entah sudah berapa botol yang ia habiskan, tapi hal itu tak mempan juga untuk membuat Junmyeon terbuai setidaknya sesaat, agar ia bisa lenyap sebentar dari prahara dunia nyata yang kejam ini.

Ponselnya yang terletak di meja telah berdering puluhan kali, tapi Junmyeon tak kunjung berniat menjawabnya. Pasti isinya hanya tentang gadis kecil itu. Somi kehilangan anak mereka, dan Junmyeon tak peduli sama sekali. Junmyeon hanya ingin memikirkan cara supaya Jisoo dan Junkyu datang ke pelukannya kembali. Membangun keluarga yang utuh dan bahagia. Seperti dulu.

"Halo, boleh aku duduk bersamamu?"

Junmyeon menoleh ke sumber suara itu berasal, matanya sudah kehilangan fungsi karena Junmyeon tak bisa melihatnya dengan jelas, tapi satu yang pasti, wanita ini bukan Jisoonya. Ia menaikkan sebelah alis, sebelum memberikan sunggingan miring. "Jangan bermimpi duduk bersamaku, Bic*h! Pergi dari hadapanku!"

Junmyeon benar-benar tak ingin diganggu. Ia kehilangan minat untuk berhubungan dengan orang lain. Ia hanya inginkan hubungan yang seperti dulu bersama Jisoo; wanita yang selalu ia cintai.

Tapi tak mengindahkan pengusiran yang ia lakukan dengan kasar, wanita penggoda itu malah balik tersenyum dan dengan lancang duduk di atas pangkuan Junmyeon. "Oh ayolah. Aku bisa membuatmu melupakan masalahmu. Aku pandai membuat orang tergila-gila. Baru kali ini aku menyerahkan diriku secara sukarela dan gratis. Kau sangat tampan."

Junmyeon menggerang karena perempuan itu bertindak lancang. Ia tak dapat menjaga bibirnya, karena wanita itu telah mencumbunya. Memberikan sensasi yang begitu ahli, dan mungkin perkataan yang ia katakan dalam penawarannya adalah benar. Bic*h ini mampu membuatnya tergila-gila. Melupakan niat awal untuk mendorong, Junmyeon malah berbalik menyerangnya dengan cumbuan tak kalah ganas.

Not Simple (but) Beautiful Plan (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang