21

7.2K 907 67
                                    

Mon maap jika ada typo dan kesalahan lainnya

Happy reading

Guanlin bertopang dagu sekaligus duduk untuk menunggu kedatangan Felix. Pria itu lama sekali datang nya, ia sudah keburu rindu. Biasanya Felix sudah datang pagi-pagi sekali untuk belajar.

Baru saja Guanlin akan menghubungi Felix tapi ia urungkan ketika melihat Felix memasuki kelas. Wajah anak itu sangat berseri-seri tidak seperti biasanya.

"Tumben terlambat lix." Ujar Guanlin.

"Kesiangan hehe." Jawab Felix, senyum nya sama sekali tak luntur.

"Udah sarapan?" Tanya Guanlin. Felix hanya menepuk jidat. itu artinya ia lupa untuk sarapan. Guanlin hanya menggelengkan kepalanya lalu Pria itu menyodorkan kotak susu coklat dan roti kesukaan Felix.

Memang tadi pagi Felix keteteran sebab ia dan Hyunjin lupa harus menitipkan Yejun kemana saat mereka sekolah.

Yejun tidak mau dititipkan di tempat penitipan anak Untung saja ada mantan pembantu Hyunjin yang dengan senang hati menolong mereka.

"Eh? Makasih guan. Lain kali gausah beliin, aku nya ngga enak." Ujar Felix. Sebenarnya ia tak nyaman jika selalu ditraktir Guanlin seperti ini.

Guanlin hanya bergumam tak jelas menjawab perkataan Felix. Pria itu menarik Felix untuk duduk disebelahnya lalu menatap Felix dengan senyuman lebar.

Kapan lagi seorang Guanlin tersenyum selebar itu? Perempuan atau pria lain pasti langsung berteriak dramatis melihatnya namun beda lagi dengan Felix yang kini tengah menaikkan alisnya bingung.

"Belum ngerjain pr, hehe." Ujar Guanlin terkekeh. Felix mencubit perut Guanlin main-main.

"Aw... Sakit, Felix." Ringis Guanlin. Walaupun hanya cubitan main-main tetap saja agak terasa sakit.

"Hayo! Kemaren ngapain, itu pr nya sampai ga dikerjain?" Tanya Felix.

"Itu—Hehehe biasa lah, lix." Setelah mengatakan itu Guanlin dicubit kembali oleh jari kecil Felix. Felix tau kebiasaan Guanlin yang belum bisa taubat dari dunia balapan. Guanlin hanya mampu berkata maaf berkali-kali.

Hyunjin menaikan alisnya saat melihat Felix datang ke kantin bersama Guanlin. Hyunjin merasa kesal. Yang membuatnya kesal adalah tangan Guanlin yang kini merangkul Felix. Untung saja rangkulan itu tidak terlalu lama sebab seorang perempuan datang memisahkan mereka.

"Ryujin, sakit bangsat." Umpat guanlin. Tangan nya mendapatkan pukulan maut dari gadis mengerikan itu.

Felix mengedarkan pandangannya, ia melihat Hyunjin berada di ujung sana sendirian sambil menyeruput minumannya. Felix melempar senyum pada Hyunjin.

Hyunjin yang sedang duduk loyo langsung tegap salah tingkah saat diberikan senyuman dari Felix.

Percayalah akhir-akhir ini Hyunjin sering bersikap konyol jika itu berhubungan dengan Felix.

Ingin sekali menghampiri Felix namun ia masih waras untuk tidak membuat kehebohan yang akan berdampak buruk pada pria kecil itu.

Semua itu tak lepas dari pandangan lekat Guanlin yang tertuju pada Felix dan Hyunjin. Apa yang terjadi pada Hyunjin dan Felix? Guanlin menggelengkan kepalanya, mungkin ia hanya salah lihat saja.

Felix duduk di salah satu meja bersama Ryujin sedangkan guanlin tengah memesan makanan. Felix berada disini karena paksaan Ryujin dan Guanlin, kalau bukan karena terpaksa mana mau Felix berada di keramaian seperti ini.

Felix menatap ponselnya, ada chat dari Hyunjin, Felix lalu membukanya. Hyunjin mengajak Felix pulang bersama hari ini dan Felix menyetujuinya, mereka sepakat untuk bertemu di halte.

"Guanlin apaaan sih, anjir. Ngeselin banget." Ryujin mencak-mencak sebab Guanlin hanya membawa pesanan dirinya sendiri dengan Felix sedangkan punya Ryujin ditinggalkan. Felix hanya terkikik melihat interaksi Guanlin dan Ryujin yang tak pernah akur.

"Tangan gue cuma dua, gimana bisa gue ngambil punya lo?" Tanya Guanlin. Pria itu menyodorkan semangkuk bubur pada Felix dengan sigap lalu mengelus surai lembut felix penuh sayang.

"Aku aja yang ngambil. sebentar, ya." Ujar Felix. Baru saja Ryujin dan Guanlin akan menolak tetapi Felix sudah jalan terlebih dahulu.

Hyunjin tanpa sadar juga beranjak dan berjalan menghampiri Felix ketika melihat pria manis itu berjalan menuju stand kantin.

Hyunjin berpura-pura memesan minuman disebelah Felix yang tengah meraih mangkuk pesanan milik Ryujin. "Nanti mau mampir jalan-jalan dulu?" Tanya Hyunjin dengan suara kecilnya disebelah Felix. Pria itu tidak menatap Felix tatapan nya masih fokus melihat-lihat papan yang berisikan gambar minuman.

"Boleh. Aku mau makan es krim, ya?" Ujar Felix dengan semangat. Entah kenapa akhir-akhir ini ia sering membayangkan sebatang ice cream coklat.

Atensi Hyunjin kini sepenuhnya ia berikan kepada Felix. "Lagi?" Tanya Hyunjin bingung. Pasalnya kemarin Felix sudah dua kali memakannya.

"Terakhir, saya janji." Ujar Felix, jangan lupakan tatapan memelas nya yang sangat indah. Hyunjin menyentuh dadanya. baru kali ini sesuatu dalam dirinya berdetak kencang seperti ingin lepas.

"Hyunjin? Kamu kenapa?" Tanya Felix khawatir.

Hyunjin menarik nafas panjang untuk menetralkan nafasnya. Reaksi tubuhnya benar-benar terlalu berlebihan dan itu membuat Hyunjin makin bersikap konyol. Ia menyumpah serapahi dirinya sendiri.

"Gapapa." Jawab Hyunjin singkat. Felix hanya mengangguk lalu pamit pada Hyunjin untuk menghampiri temannya.

"Ryujin ini." Ucap Felix. Ryujin yang tengah sibuk bermain game di ponsel langsung berhenti.

"Kok lama, lix?" Tanya Ryujin.

"Abis ngobrol sama orang tadi." Jawab Felix, ia harap Ryujin tak bertanya siapa orang itu. Ryujin hanya mengangguk, mungkin karena ia sudah terlalu lapar.

Guanlin tau jika telah terjadi sesuatu antara Hyunjin dan Felix saat ia tak sengaja melihat interaksi keduanya. Entah kenapa mood nya tiba-tiba menjadi buruk.

TBC



Blue (hyunlix) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang