26

6.3K 820 159
                                    


Mon maap jika ada typo dan kesalahan lainnya

Happy reading

Hyunjin duduk menunggu Felix sedangkan guanlin berdiri didepan ruangan Felix diperiksa. Terlihat keduanya kini teramat sangat khawatir dengan kondisi Felix.

bersamaan dengan Hyunjin, Guanlin pun berjalan menuju dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.

Sang Dokter menghela nafas ketika melihat seragam sekolah yang Guanlin dan Hyunjin kenakan. Pasien nya yang tengah hamil juga masih menggunakan seragam.

"I-itu... Pacarnya yang mana, saya mau bicara tentang kehamilan Pasien lee Felix?" Tanya Dokter, diam-diam sang dokter meringis ketika melihat seragam sekolah yang mereka kenakan.

"Saya!" Hyunjin berujar dengan cepat.

Guanlin membelalakkan matanya terkejut. Sejak kapan Hyunjin menjadi kekasih felix. Sejak kapan Felix hamil? Apakah Felix mengandung anak Hyunjin.

"Kamu ikut saya." Ujar dokter. Hyunjin berjalan mengikuti sang dokter meninggalkan Guanlin yang masih mencerna keadaan.

Tangan nya terkepal kuat, Guanlin bersumpah akan menghajar Hyunjin Sampai babak belur Setelah ini.

Kebetulan Hyunjin sedang bersama dokter lebih baik Guanlin menemui Felix. Pria itu berjalan menuju ruangan Felix.

Pria itu menatap Lamat wajah tenang Felix. Ia sedih melihat orang yang ia sukai terluka seperti ini. Sebenarnya apa yang telah Felix lewati? Apakah selama ini Guanlin tidak becus menjaga Felix?

Kenapa Felix hamil, hamil anak Hyunjin pula. Apakah ia tak memiliki kesempatan? Ia mohon, hanya Felix lah yang selalu membuatnya bahagia, hanya Felix yang membuat Guanlin lebih berwarna menjalani hidup.

Felix segala-galanya baginya, akan ia lakukan apapun demi Felix agar ia dan Felix tetap bersama.

Tapi setelah semua ini apakah ia harus menyerah? Ia bahkan belum berjuang untuk cintanya.

"Ih, kok gue nangis sih!" Guanlin mengusap kasar air matanya. Ia merasa ilfeel dengan dirinya yang cengeng seperti ini.

Lihat lah! Ia bahkan menangis untuk Felix.

Blue

Hyunjin duduk dihadapan sang Dokter, ia benar-benar cemas menunggu kata-kata yang akan dilontarkan oleh dokter itu.

"Kamu yang hamilin pacar mu?" Tanya Dokter basa-basi. Hyunjin melihat papan dengan bubuhan nama 'im nayeon' di atas meja ruang Dokter itu.

"Iyalah dok." Hyunjin memutar bola Matanya. Pertanyaan Dokter ini sama sekali tidak penting.

"Kamu jaga pacar mu, kok bisa dia sampe stress dan kelelahan gitu? Umur pacar mu masih muda, kandungannya juga masih muda jadi rentan keguguran. Saya harap kamu bisa menjaga dia dengan baik." Dokter memberi teguran.

Setelah itu dokter im pun memberi banyak pengetahuan tentang kehamilan pada Hyunjin untuk berjaga-jaga. Dokter itu sangat perhatian memberi tahu Hyunjin karena Felix sangat kasihan dan menggemaskan.

Setelah mendapat arahan dari dokter Hyunjin pun pamit undur diri. Dokter itu banyak menceramahi nya karena ia dan Felix masih SMA, Hyunjin juga beberapa kali dipukul oleh dokter wanita itu karena telah menghamili Felix.

Baru saja Hyunjin keluar dari ruangan itu kerah baju nya langsung ditarik paksa. Tubuh Hyunjin dihantam Kedinding. Ia dapat melihat tatapan menusuk yang Guanlin berikan untuk nya, tatapan yang benar-benar menusuk Hyunjin bahkan tertegun sejenak.

Guanlin mengepalkan tangannya lalu memukul wajah Hyunjin Tanpa bisa Hyunjin hindari. Ini bahkan masih di koridor rumah sakit.

"Lo!" Guanlin menunjuk wajah babak belur itu.

"Lo, bajingan! Lo ngga pantes disandingkan sama Felix. Mati aja Lo Hwang!" Guanlin lagi-lagi memberikan bogem nya pada Hyunjin. Dewi Fortuna memang sedang berpihak pada Guanlin karena koridor rumah sakit ini lumayan sepi.

Hyunjin tak ingin melawan, ia hanya menerima apa yang Guanlin lakukan padanya dan Cacian yang Guanlin tujukan padanya. Ia merasa pantas mendapatkan semua ini, terlalu pantas malahan.

Astaga... ucapkan selamat tinggal pada wajah tampannya.

Luka kemarin saja belum sembuh, malah sekarang ditambah dengan ini. Hyunjin merasa ia mati perlahan kalau begini.

Kesadarannya menghilang saat Guanlin menginjak tubuhnya dengan brutal.

Blue

Felix menelungkup kan kepalanya di ranjang kamar rawat Hyunjin. Felix masih menunggu Hyunjin sadar namun Pria itu tidak kunjung membuka matanya.

"Ini semua karena saya pasti." Felix tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri ketikan melihat keadaan Hyunjin.

Suster bilang Hyunjin dipukuli oleh seorang pria yang juga memakai seragam yang sama dengan Hyunjin. Felix yakin jika orang itu adalah Guanlin.

"Hyunjin... Bangun." Manik Felix berkaca-kaca. Pria manis itu mengelus jemari Hyunjin lalu menggenggamnya menyalurkan kehangatan untuk Hyunjin dan berharap agar pria itu bisa bangun karena kehangatan yang Felix berikan padanya.

Felix kembali menelungkup kan kepalanya saat tidak mendapati Hyunjin sadar. Felix menangis, ia tak tau kenapa jadi cengeng seperti ini.

Pria manis itu menggumamkan nama Hyunjin berkali-kali.

Hyunjin membuka maniknya perlahan, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya kemudiaan ia melirik kearah pria manis yang mungkin mengangis entahlah Hyunjin juga tak tau.

Hyunjin menggerakkan jemarinya perlahan, seperti dugaannya Felix langsung menegakkan tubuhnya.

"Hyunjin! Syukurlah." Felix menghela nafas lega ketika Hyunjin sadar. Pria manis itu mengusap air matanya.

Hyunjin tersenyum melihat tingkah Felix, hatinya seketika menghangat.

"Felix, jangan tinggalin gue ya." Ujar Hyunjin masih mengelus jemari mungil Felix perlahan.

"Iya, saya disini." Jawab Felix.

"Mau minum? Mau makan? Biar saya ambilin." Tanya Felix.

"Ga usah, lo cukup elusin kepala gue aja pasti langsung sembuh kok."

TBC



Blue (hyunlix) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang