Chapter 1

3.1K 160 10
                                    

"Plan, cepat kau jadi ikut tidak?"

"Iya sebentar, kalian bisa tidak sih menunggu sebentar saja." Plan melihat dirinya melalui pantulan kaca. Sudah rapi. Dia tersenyum dengan manisnya. Lihatlah kulit putih, senyum manis dapat menarik orang yang melihatnya tapi hanya satu yang kurang dalam dirinya yaitu badan. Plan bingung dia selalu makan dengan porsi lebih tapi badannya tidak gemuk malah tetap saja sama. Banyangkan tingginya hanya 174 cm dengan berat badan 54 kg, sangat kurus bukan bahkan mungkin kita akan membayangkan kalau Plan itu adalah orang yang sangat kurus tak bergizi sama sekali.

Plan tidak mempermasalahkan hal itu karena menurutnya akan sia-sia kalau terlalu memikirkan badannya. Bukannya menambah malah makin mengurus saja kalau terlalu dipikirkan. Tapi memang dasarnya Plan masa bodoh dengan segala hal yang menurutnya tidak terlalu penting.

Tapi yang terpenting pada hari ini adalah penampilannya. Ya hari ini dia tidak berpenampilan dengan biasa karena dia akan menghadiri acara pernikahan atasannya. Sejujurnya dia sangat malas untuk hadir dalam acara tersebut. Lebih baik dia tidur dan makan dirumah tanpa berpergian kemana-mana. Sialnya para sahabat sekaligus teman kerjanya memaksanya untuk ikut dengan alasan menghormati. Jadi mau tidak mau Plan pergi bersama mereka.

Setelah dia merasa penampilannya cukup menawan, Plan keluar dari kamar yang dia sewa. Dia dan teman-temannya memang tinggal bersama. Mereka menyewa sebuah rumah yang lumayan dekat dengan tempat kerja mereka. Satu rumah hanya terdiri dari empat orang penghuni termasuk dirinya.

Yang pertama adalah Ploy, gadis keturunan Jepang yang bekerja ditempat yang sama dengannya sebagai pengantar sajian makanan atau pelayan restoran. Mungkin disini Ploy adalah orang yang paling muda karena umurnya masih satu tahun dibawah Plan.

Yang kedua adalah Becca yang tinggal di Thailand untuk mencari uang. Dia disini bekerja disalah satu supermarket sebagai penjaga kasir. Wanita 20 tahun dengan tempramentalnya. Ya, Becca mudah sekali marah bahkan tidak jarang Plan terkena kejamnya mulut Becca hanya karena hal sepele. Contohnya tidak sengaja memasukkan celana dalam Becca ke kamar Ploy dan karena itu Plan mendapat cacian dari Becca. Tapi Plan memaklumi hal tersebut.

Yang ketiga adalah Gun. Dia juga bekerja ditempat Plan dan Ploy. Tapi bedanya adalah Gun bekerja dibagian dapur. Umurnya masih sama dengan Plan yaitu 19 tahun. Mungkin dia adalah orang yang paling kalem diantara ketiga teman Plan.

Dan yang terakhir adalah Plan. Pelayan restoran berumur 19 tahun. Wajah manis mendekati cantik dan sengaja tidak serumah dengan orang tuanya karena dia ingin mandiri. Kalaupun dia satu atap dengan orang tuanya pasti dia tidak akan bisa bebas dalam hal apapun karena ayah dan ibunya adalah orang yang sangat protektif. Karena hal itulah dia memilih untuk tinggal sendiri. Awalnya memang orang tuanya tidak menyetujuinya untuk tinggal sendiri, tapi karena dia berhasil meyakinkan akhirnya dia bisa tinggal sendiri.

Karena takdir mereka bisa tinggal bersama. Jangan ditanya bagaimana mereka bertemu. Biarkan saja hal itu menjadi rahasian Tuhan. (Dan author)

"Lama sekali kau." Ucap Gun padanya.

"Sabar dude."

"Sudahlah ayo kita berangkat. Aku tidak mau telat." Ucap Ploy meninggalkan Plan dan Gun. Plan berdecak dibelakang Ploy. Dasar wanita tidak sabaran, pikirnya.

Mereka berdua segera menyusul Ploy. Keluar dari rumah dan mengunci rumah mereka karena tidak ada siapa pun didalam. Untungnya tempat tinggal mereka dekat dengan halte. Jadi mereka tidak lelah untuk berjalan jauh demi sampai ke halte. Sungguh tempat yang sangan strategis untuk ditempati.

Dalam perjalanan ke halte, mereka bercanda sambil sesekali menjahili satu sama lain bahkan tidak segan-segan mereka menjahili orang lain untuk menjadi bahan candaan mereka. Beginilah pertemanan mereka yang sangat dekat bahkan mereka sudah menganggap satu sama lain sebagai saudara sendiri.

Being A Mother (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang