Chapter 5

1.6K 129 6
                                    

Dua minggu kemudian...

Setelah dua minggu lamanya Mean berusaha untuk mencari tahu tentang pemuda manis yang disukainya, kini dia tahu kalau namanya adalah Plan dan bekerja ditempat Chao yang notabenya adalah teman dekat Mean. Tentu dia sangat senang setelah mengetahui hal tersebut. Bahkan dirinya sudah bertemu dengan Plan untuk kedua kalinya.

Pertemuan kedua mereka merupakan ketidaksengajaan. Saat itu Mean sedang mengadakan pertemuan dengan klien di restoran Chao. Disaat dia sedang santainya duduk dan mendengarkan penjelasan klien, matanya menangkap seorang pemuda yang telah dia cari.

Flashback...

Mungkin hari ini dia tidak terlalu sibuk. Hanya akan ada jadwal pertemuan dengan seorang klien asal Inggris yang akan bekerjasama dengan hotel yang akan dia bangun di wilayah London. Awalnya Mean berencana untuk datang langsung ke London, tapi sang klien menolak dengan alasan ingin sekalian berlibur disini. Jadilah mereka mengadakan pertemuan di restoran atas saran Mean.

Saar Mean membuka pintu restoran, dia mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan untuk mencari keberadaan sang klien. Beberapa saat kemudian, matanya menangkap seorang pria berpakaian jas rapi yang sedang duduk dibagian pojok. Pria tersebut melambaikan tangan. Dia melihat ada beberapa orang disampingnya. Mungkin dua orang juga berpakaian formal.

Mean berjalan menuju arah kliennya. Dia tersenyum dan menjabat tangan pria asal Inggris sambil mengucapkan kata selamat datang di kota Bangkok. Pria Inggris yang bernama Vincent Phantomhive.

"Silahkan duduk Mr. Phiravich." Mean menjatuhkan pantatnya diatas kursi. Mungkin kliennya sudah memesankan makanan karena saat dia duduk, tidak lama seorang pelayan mengantarkan makanan pembuka.

Sebenarnya Mean ingin menertawakan dirinya sendiri karena bagaimana mungkin kliennya yang memesankan makanan bahkan datang terlebih dahulu di restoran. Seharusnya dialah yang harus datang lebih awal dan memesan makanan.

Saat makan, mereka sambil membicarakan rencana pembangunan hotel. Mereka berempat terlalu fokus dengan topik pembahasan. Merencanakan pembangunan dan tanggal untuk menentukannya.

Saat larut dalam penjelasan Mr. Phantomhive, mata Mean tidak sengaja menangkap seseorang yang sudah dia cari selama satu minggu lebih. Awalnya dia tidak percaya. Tapi setelah dia melihat dengan jeli, Mean semakin yakin kalau orang yang dilihatnya itu adalah pemuda yang disukainya. Lebih tepat dicintainya.

Karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang datang, dia meminta izin kepada Mr. Phantomhive untuk ke toilet. Mean berjalan bukan menuju toilet, melainkan menuju tempat pemuda manis tersebut.

"Kau?" ucap Mean setelah didepan pemuda tersebut. Awalnya pemuda didepannya kaget melihat siapa yang berbicara dengannya.

"Maaf tuan anda siapa?" pemuda tersebut berusaha untuk berpura-pura lupa dengan Mean tapi sayangnya Mean tidak bodoh. Dia tahu kalau pemuda dihadapannya hanya berakting.

"Tidak usah pura-pura tidak tahu. Siapa namamu?" tanya Mean.

"Namaku Plan." Pemuda yang bernama Plan itu dengan terpaksa memberitahukan namanya. Karena dia harus menomer satukan service pelanggan.

"Bisa bicara sebentar?" tanya Mean dan mendapat anggukan oleh Plan. Mereka berjalan ketempat duduk yang kosong dan jauh dari tempat klien Mean.

"Mau bicara apa?" Plan sebenarnya tidak ada niatan untuk berbicara sedingin ini. Tapi sepertinya rasa ketidaksukaan terhadap Mean lah yang membuatnya seperti ini.

"Jujur, aku tidak bisa melupakan kejadian itu. Kau tahu aku menyukaimu Plan." Jelas Plan kaget dengan pernyataan yang Mean katakan padanya.

"Hah? Kau menyukaiku? Hahaha...bagaimana bisa orang terpandang sepertimu ternyata menyukai laki-laki dan seorang pelayan sepertiku. Lucu sekali bercandamu." Mean menggenggam tangan Plan.

Being A Mother (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang