Ada org mau santet saya karena minta update ini segera, serem 🌚🤣
Maaf yah jika memang kelamaan up ini🙏Malam ini adalah malam pertama bagi Plan di apartment Mean. Mungkin saat pertama kali inilah yang membuat Plan berpikir kalau dia akan sulit untuk menjalani kehidupannya. Tapi disatu sisi dia berpikir kalau memang lebih baik dia disini. Mungkin saja teman-temannya tidak menerima keadaannya yang disebut tidak normal seperti ini. Daripada membuat malu teman-temannya, lebih baik dia bersembunyi di kandang Beruang.
"Jangan melamun Plan. Ini minumlah." Plan tersadar dari lamunannya. Dia berdecih saat melihat orang di depannya sedang tersenyum sambil membawa susu. Ya, tadi siang setelah menjemput Yim, mereka menyempatkan diri untuk membeli susu hamil untuk Plan.
"Jangan mendecih. Cepat minum susu itu. Percuma kau menyalakan tv tapi tidak kau lihat." Plan bingung. Kenapa orang seperti ini bisa mempunyai image yang baik di masyarakat.
Orang luar berkata kalau seorang Mean Phiravich itu adalah orang yang tegas, dingin, dan semacamnya. Tapi pada kenyataan yang dilihat Plan saat ini berbanding terbalik. Lihatlah dia tidak ada sama sekali kesan dingin seorang Mean dan ketegasannya. Memang Plan akui kalau Mean sangat mengerikan kalau mengamuk.
"Sudah puas melihatku hm?"
"E-eh siapa yang melihatmu." Bodoh, bagaimana bisa dia melamunkan seorang Mean apalagi dia terus memandangi wajah itu. Hah pada akhirnya dia harus malu juga karena ketahuan.
"Daddy!" teriak Yim sambil berlari kearah mereka berdua yang sedang duduk di depan tv. Karena terlalu cepat berlari, hampir saja Yim terjungkal. Untung saja Mean dengan cepat menangkap anaknya.
"Ada apa sayang?" tanya Mean pada anaknya sambil mengelus sayang kepala Yim.
"Besok daddy datang kan? Sekolah Yim ada acara. Kata guru orangtuan harus datang." Seru Yim. Mean menghela napasnya. Dia melihat ada harapan besar pada mata anaknya. Tapi masalahnya hanya satu. Dia harus kembali ke perusahaannya. Sudah dua hari dia meninggalkan pekerjaannya.
"Maaf sayang. Daddy besok harus bekerja." Seketika raut senang Yim berubah murung. Padahal Yim berharap kalau ayahnya akan melihat penampilannya.
"Bagaimana kalau aku saja yang datang?" Mean dan Yim melihat kearah sumber suara. Ternyata Plan menawarkan dirinya sendiri bahkan dengan senyuman. Hati Mean menghangat saat melihat senyuman Plan. Akhirnya dia bisa melihat senyuman itu lagi.
"Plan datang?" tanya Yim. Plan mengangguk. Dia berjalan ke arah Yim dan menyamakan badannya. Dia mencubit pipi Yim dangan gemas.
"Iya aku datang besok. Sudah sana tidur. Goodnight baby." Ucap Plan tulus dan mencium kening Yim.
Mean hanya diam Dia senang melihat sikap hangat Plan pada anaknya. Mean bersyukur kalau Plan mau menerima Yim. Walaupun sikap Plan padanya masih sinis. Mean berjalan mendekat kearah mereka berdua. Dia juga mengucapkan selamat malam pada putrinya dan mencium kening anaknya. Setelah mencium kening anaknya, dia akan mencium kening Plan pula. Tapi ternyata sang empu sudah memelototinya. Alhasil dia urungkan niatnya untuk mencium kening Plan.
Yim kembali ke kamarnya. Sedangkan Mean dan Plan kembali ketempat duduk mereka.
Hening, tidak ada percakapan sama sekali diantara mereka. Mungkin tidak terlalu hening karena masih ada suara tv yang menemani mereka.
"Mean." Panggil Plan. Mean menolehkan kepalanya.
"Dimana kamarku?" lanjut Plan.
"Kamarmu? Itu." Mean menunjuk sebuah pintu yang berada diseberang kamar Yim. Plan mengerutkan keningnya saat mengikuti arah telunjuk Mean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being A Mother (Completed)
Ngẫu nhiênBEING A MOTHER (MeanPlan) Genre : Romance Rating : T+++ Cast/Pair : MeanPlan and other Warning : YAOI,MPREG, BL, OOC, AGE SWITCH, TYPO Summary : Kisah cerita kehidupan Plan Rathavit. Seorang pegawai restoran berusia 19 tahun yang hanya lulusan SHS...