Chapter 12

1.2K 104 6
                                    

Mungkin sekarang Plan tidak akan memikirkan masalahnya dengan orangtuanya. Dia sangat tahu bagaimana sifat orangtuanya itu. Memang keduanya selalu memaksakan kehendak bahkan yang menurutnya bukan untuknya. Plan yakin kalau suatu saat nanti, ayah dan ibunya akan memaafkannya dan kembali seperti keadaan semula.

Dia juga tidak mau terlalu stress untuk mengingat hal itu. Dia harus menjaga kandungannya.

Di lain sisi dia kini senang karena setelah kejadian kemarin dia membalas ucapan cinta kepada Mean, mereka semakin sangat dekat bahkan lebih dekat dari sebelumnya. Mereka berdua pun juga sudah berani untuk bersentuhan yang lebih dari sebelumnya. Mean senang dan Plan pun menikmati setiap perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh Mean.

Seperti sekarang, mulai dari dia pulang dari rumah sakit sampai di rumah, dia selalu dimanjakan oleh Mean. Padahal dirinya tidak terlalu berharap kalau dia diberikan perhatian yang lebih oleh Mean. Dia tidak membohongi dirinya sendiri kalau membutuhkan perhatian Mean.

Saat ini Plan mendudukkan dirinya di depan tv. Mean awalnya menyuruhnya untuk tidur di temapt tidur. Tapi rasanya Plan sudah sangat bosan karena seharian dia sudah tidur di ranjang rumah sakit.

Mungkin sekarang rumah sangat sepi karena tidak ada teriakan gadis kecil. Yaitu Yim. Ya, tadi setelah mereka bertiga pulang dari rumah sakit, mereka melihat ada seorang wanita yang berdiri di depan pintu apartment mereka. Karena penasaran, Plan menanyakan siapa wanita tersebut kepada Mean dan akhirnya dia tahu kalau wanita itu adalah ibu kandung Yim.

Flashback...

Kini mereka sudah turun dari mobil. Mean membukakan pintu samping dan memegang tangan Plan untuk turun dari mobil. Setelahnya, tangan kiri Plan digandeng oleh Yim sedangkan tangan sebelahnya lagi dipegang oleh Mean.

Entah kenapa mereka bertiga semakin lama semakin merasakan arti kekeluargaan. Mereka selalu bersama-sama. Bahkan terlihat seperti keluarga yang bahagia.

Setelah masuk ke dalam apartment, mereka bertiga masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka lantai dimana apartment mereka berada.

Saat lift berhenti dan terbuka, mereka berjalan menuju lorong sebelah kiri. Saat sudah dekat, Plan melihat seorang wanita cantik memakai dress merah sedang berdiri di depan pintu apartment Mean. Plan bingung siapa wanita itu.

"Siapa itu?" tanya Plan pada Mean.

Mean yang awalnya tidak mengetahui, kini dia mengangguk saat tahu siapa yang di maksud oleh Plan.

"Nanti kau akan tahu sayang." Jawab Mean.

Plan hanya mengangguk mendengar jawaban yang diberikan oleh Mean.

Saat mereka sudah dekat, wanita tersebut tersebut tersenyum menampilkan deretan gigi yang sangat rapi kepada mereka. Satu hal yang terlintas dikepala Plan yaitu dia yakin kalau senyuman itu sangat mirip dengan senyuman Yim. Bahkan mereka sama-sama mempunyai bentuk bibir yang sama.

"Hai Neena. Kenapa kau disini?" tanya Mean.

"Aku hanya ingin mengajak anakku bermain." Jawab wanita itu yang diketahui bernama Neena. Mean hanya ber oh saja.

"Ini siapa?" tanya Neena pada Mea sambil mengedipkan matanya dan melirik ke arah Plan.

Plan yang merasa dilirik hanya tersenyum canggung.

"Oh ini istriku. Kenalkan namanya Plan." Awalnya Neena terkejut karena Mean menyebutkan kalau pria dihadapannya ini adalah istrinya.

"Dan Plan kenalkan ini Neena, ibu kandung Yim." Mereka berdua saling berjabatan tangan. Yim yang disebelahnya hanya diam melihat interaksi yang dilakukan para orang dewasa.

Being A Mother (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang