BAB 02 : Rencana Raegan

1.1K 58 0
                                    

Azzalea bersama rekan kerjanya di restoran Fisherman-Halsey bekerja menjadi pelayan di acara gala dinner perusahaan Maxwell Group untuk menggantikan teman Halsey yang memang merupakan karyawan hotel tersebut, namun tidak dapat berpartisipasi pada malam hari ini.

Keduanya telah berpakaian lengkap dan rapi sesuai peraturan yang diberikan oleh pihak panitia penyelenggara acara, yakni kemeja putih lengan panjang dimasukkan ke dalam rok span warna hitam. Panjang rok itu sendiri lima sentimeter di atas lutut.

Mereka juga mengenakan stoking hitam serta sepatu cone heels. Senada dengan stoking, sepatu itu juga berwarna hitam. Sedangkan pada bagian terluar pakaian dilapisi rompi berwarna dasar gelap. Agar semakin rapi, rambut Azzalea maupun Halsey digelung lalu dilapisi harnet rambut.

"Aku sudah rapi, belum?" Halsey bertanya setelah melihat keseluruhan penampilannya di cermin berukuran besar di ruang ganti karyawan hotel Maxwell.

Azzalea pun menoleh untuk memerhatikan. "Tentu saja sudah. Selain rapi, kau juga cantik dengan pakaian pelayan Maxwell Group!" godanya seraya membentuk huruf o dengan jari telunjuk dan jempol.

"Hihihi...." Halsey terkikik malu, "siapa tahu akan ada tamu kaya yang jatuh cinta padaku," ungkapnya dengan mata berbinar terang. Rasa percaya dirinya itu membuat Azzalea yang sedari tadi berada di sampingnya langsung tertawa.

"Hahaha! Semoga kau beruntung malam ini, Hal!"

"Chhp!" Halsey mencecap bibir, "jarang-jarang kita bisa hadir di acara mewah seperti ini. Walaupun cuma sebagai pelayan. Tapi ini merupakan mukjizat bagi kita. Kau juga harus optimis, Azzalea."

"Ya, Halsey. Aku akan semangat bekerja."

Halsey langsung berubah manyun. "Bukan itu maksudku. Kau ini hanya memikirkan tentang pekerjaan saja. Pikirkan juga masa depanmu nanti akan bagaimana."

Tahu kekhawatiran temannya, Azzalea berusaha menenangkan. "Ya, sudah pasti aku juga memikirkannya sesekali. Tapi sekarang tujuan kita datang ke sini adalah untuk bekerja. Kalaupun mendapat pria kaya seperti yang kau bilang, itu merupakan keberuntungan dan anggap saja seperti menang lotre."

"Hhmm, baiklah. Aku tidak akan berdebat lagi denganmu soal ini. Ayo, mulai bekerja!"

"Ya."

Baik Azzalea maupun Halsey bersama-sama keluar dari ruang ganti karyawan. Mereka pergi ke dapur hotel untuk mengambil tugas masing-masing. Keadaan begitu sibuk ketika keduanya tiba. Seorang pelayan senior hotel Maxwell langsung mendekat untuk memberi perintah.

"Kau, tolong bantu Koki di sebelah sana. Tanyakan padanya bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat hidangan," kata pelayan senior itu pada Halsey.

"Baik, Pak," jawab Halsey dengan sigap.

Azzalea melihat temannya beranjak menjauh.

"Dan tugasmu adalah...."

Gadis muda itu beralih pada pelayan senior yang kini memberikan arahan untuknya.

"Ambillah nampan lalu letakkan beberapa gelas minuman di atasnya. Tawarkan minuman-minuman itu pada tamu di function room."

"Ya, Pak."

Azzalea mengangguk sambil tersenyum tipis. Sementara dengan tampang yang masih serius, pelayan senior itu pergi hendak mengurusi pekerjaan lain. Azzalea melihat kepergiannya sejenak lalu beranjak mengambil nampan yang berada di rak peralatan makan. Benda berbentuk bundar dan terbuat dari kayu itu dia isi dengan beberapa gelas minuman dingin. Kemudian, Azzalea mulai melakukan tugasnya.

Banyak pelayan di function room mondar-mandir sambil membawa nampan di tangan kiri mereka. Nampan tersebut berisi gelas-gelas minuman yang sama seperti di nampan milik Azzalea. Dengan hati-hati gadis muda itu berjalan ke arah para tamu hotel untuk menawarkan minuman.

Umpan Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang