BAB 03 : Awan Kelabu di Pagi Hari

1.4K 50 0
                                    

"Ada apa denganku? Kenapa tiba-tiba aku merasa pusing?"

Ellen yang merasa sesuatu telah terjadi pada dirinya memegang erat bibir wastafel yang ada di restroom hotel Maxwell. Berkali-kali dia menggeleng bahkan memijat pelipis, tetapi pusing yang dia rasakan tak kunjung reda. Malah menjadi semakin parah dengan pandangan yang kian kabur.

Pantulan bayangannya di cermin pun terlihat pecah menjadi beberapa bagian, membayang samar tidak jelas. Sampai akhirnya Ellen jatuh pingsan di lantai.

Buk!

Tubuh Ellen yang roboh menimbulkan suara ambruk yang cukup keras. Seorang pria berpakaian seragam karyawan hotel yang memberikan minuman berisi obat tidur pada Ellen sudah mengawasinya sejak tadi dari balik dinding restroom. Begitu mendengar suara roboh tersebut, segera dia masuk ke dalam. Memboyong Ellen yang sudah tidak sadarkan diri ke salah satu kamar hotel Maxwell. Kamar yang sama yang dihuni oleh Azzalea yang kini juga terbaring pingsan.

"Bagus! Target sudah kudapatkan. Setelah ini aku akan mendapat uang yang banyak." Celotehan pria itu terdengar sangat antusias.

**

Keesokan Pagi.

Langkah Luke tergesa-gesa menyambangi ruangan kantor CEO perusahaan Maxwell Group. Raut wajahnya pagi ini tampak berseri. Agaknya ada kabar gembira yang dia bawa untuk atasannya.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Ceklek!

Raegan yang terlihat tampan mengenakan setelan eksekutif muda warna crimson, sedang menandatangani sebuah dokumen tatkala Luke datang.

"Selamat pagi, Tuan Muda," sapa Luke seraya mengangguk singkat di hadapan atasannya.

"Pagi!" CEO Maxwell Group itu membalas dari balik meja kerjanya yang sudah berisi beberapa tumpukan dokumen, "ada apa?" tanyanya to the point.

Luke lekas menjawab, "Saya sudah menemukan keterangan dan identitas gadis itu, Tuan." Seraya menyodorkan selembar kertas pada Raegan.

Raegan meletakkan penanya. Sedetik kemudian kertas yang tadi disodorkan oleh Luke sudah berpindah tangan. Manik hitam Raegan mulai bergerak turun membaca keterangan yang tertulis di sana.

"Hhmm ... panti asuhan Affection. Umur 22 tahun. Pekerjaan sebagai pencuci piring di restoran Seafood Fisherman." Sejenak Raegan diam lalu seulas senyum terbit di bibirnya. Semakin mengembang dan merekah hingga akhirnya pria dingin itu tertawa terbahak-bahak, "hahaha...."

Saking terpingkalnya, kepala sang CEO Maxwell Group itu sampai mendongak, memperlihatkan barisan giginya yang rapi dan putih. Luke yang melihat atasannya merasa puas dengan hasil kerjanya ikut menyeringai senang.

"Good job, Luke! Kau memang dapat kuandalkan."

Pujian itu sontak membuat Luke tambah percaya diri. "Terima kasih, Tuan Muda. Saya senang Tuan puas."

Sembari memutar kursinya pelan, Raegan berkata, "Ini akan menjadi berita paling panas abad ini. Lihatlah! Bagaimana Putra Mahkota Sanders Group itu akan mengatasi masalahnya kali ini bersama seorang gadis pencuci piring. Tidakkah ini menarik?" Alisnya terangkat diiringi senyum licik yang muncul beberapa saat.

"Ya, Tuan Muda, Anda benar. Tuan Ellen pasti akan sangat kelimpungan sekarang."

"Pastinya para mantan pacar Ellen akan berpikir kalau selera Casanova mereka sudah turun kasta," imbuh Raegan, "hahaha!"

"Benar, Tuan Muda. Saya yakin rencana Tuan Muda pasti berhasil kali ini." Luke menanggapi dengan antusias.

Sementara itu di hotel Maxwell, Ellen yang mulai sadar perlahan membuka mata. Pori-pori di tubuhnya membesar sebab udara dingin dari mesin pendingin ruangan menerjang setengah tubuhnya yang bertelanjang dada.

Umpan Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang