BAB 24 : Tidur Bersamaku

893 39 2
                                    

"Yang mana yang lebih kamu sukai, layangan burung atau kupu - kupu?" Tanya Raegan seraya menoleh Azzalea. Sesekali tangannya menarik - narik benang layangan burung miliknya.

"Aku suka keduanya," jawab Azzalea sumringah sambil memegang tabung benang layangan kupu - kupu miliknya. Bola matanya bercahaya menatap dua layangan yang sedang mengudara dan menari dengan indahnya.

Raegan dan Azzalea berdiri sembari memegangi tabung benang masing - masing menghadap kumpulan pohon di pinggir halaman mansion yang luas. Sedangkan Mr. Graham dan Luke yang sudah bergabung menemani mereka di posisi belakang dengan jarak yang cukup jauh.

"Kenapa kamu menyukai keduanya?" tanya Raegan lagi.

Azzalea menoleh Raegan. Mereka bersitatap muka.

"Karena keduanya punya sayap dan bisa terbang. Aku juga ingin bisa terbang." Wajah Azzalea ceria saat bercerita keinginannya pada Raegan.

"Impianmu terlalu kekanak - kanakan. Hanya anak - anak yang punya keinginan untuk bisa terbang," cibir Raegan.

Azzalea memanyunkan bibirnya.

"Karena cuma itu impian sederhana yang bisa ku khayalkan," ujar Azzalea.

"Impianmu itu tidak sederhana tetapi rumit. Ku sarankan mulailah berkhayal sesuatu yang bisa dijangkau. Jadi kamu tidak terus - terusan bermain dengan halusinasi," sahut Raegan.

Azzalea menundukkan pandangan seraya mengangguk. Keasyikan ngobrol, tanpa mereka ketahui layangan keduanya saling bergesekan. Dan akhirnya layangan kupu - kupu milik Azzalea putus benangnya.

"Eh... Putus!" Spontan Azzalea terkejut. Sorot matanya membidik ke arah layangannya.

Raegan juga melihat layangan Azzalea. Azzalea yang sedih karena layangan kupu - kupunya jatuh segera meletakkan tabung benangnya di atas rumput dan berlari mengejarnya.

"Jangan dikejar! Tanah di sana landai," pekik Raegan pada Azzalea yang sudah agak jauh.

Namun Azzalea tak memperdulikannya. Ia terus berlari mengejar layangannya yang jatuh. Raegan yang melihat Azzalea tak menggubrisnya, menghela nafas kesal.

Dasar wanita! Gerutu Raegan.

Akhirnya Raegan meletakkan tabung benangnya di atas rumput dan ikut lari mengejar Azzalea. Langkah kaki panjang Raegan dapat segera menyusul Azzalea, menarik tangan gadis itu untuk menghentikannya. Namun, hal itu malah membuat kaki Azzalea terpelecok dan jatuh.

"Akh...." Erang Azzalea.

Raegan yang memegang tangan Azzalea ikut terjatuh menimpa tubuh gadis itu.

"Tuan muda.." Teriak Mr. Graham.

"Tuan muda.." Pekik Luke.

Mr. Graham dan Luke berlari menuju majikan mereka. Sedangkan Raegan dan Azzalea jatuh berguling - guling di tanah berumput yang landai. Hingga berhenti tepat dengan posisi tubuh Azzalea berada di atas Raegan.

Kedua mata Azzalea melebar saat melihat wajah Raegan ada di bawah wajahnya. Rambutnya yang panjang mengenai sisi kiri dan kanan wajah Raegan. Kedua tangannya bersandar di atas dada Raegan. Dan terlebih tubuhnya menindih tubuh pria itu.

Dag, dug, dag, dug...
Jantung gadis itu berdegup lebih kencang. Perasaannya gugup dan hatinya berdebar - debar. Seolah - olah mendapat setruman kehangatan dari tubuh pria yang sedang ditindihnya.

Tu, tuan Raegan..
Panggil Azzalea dalam hati.

Raegan sendiri tercengang dengan posisi mereka yang seperti itu. Satu tangan Raegan memegang pinggang Azzalea dan tangan yang lain tergeletak di atas rumput. Matanya memutar mendapati wajah Azzalea yang sangat dekat dengannya. Bahkan nafas mereka saling menerpa ke wajah masing - masing.

Umpan Sang Penguasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang