Part 15

11 2 0
                                    

Cahaya masuk dalam kamar Jaehee, membangunkan wanita itu dari tidurnya.

Dia terlihat sangat lelah setelah lembur tadi malam.

Dia langsung mengambil ponsel nya dan mengecek beberapa notifikasi.

Sebagian besar notifikasi itu dari Perusahaan.

Jaehee membaca sekilas lalu berpindah ke notif berikutnya.

Salah satu notif dari Jungkook.



From Jungkookie

Jangan lupa nanti siang. 



Jaehee kemudian membalas pesan itu.



To Jungkookie

Eoh. 



Jaehee segera bangkit dari ranjangnya, lalu membersihkan diri.

Setelah itu dia bersiap-siap untuk pergi ke Dorm Bangtan.

Dia turun ke bawah dan melihat Bibi Noh sudah menyiapkan sarapan.

"Kau mau pergi?" tanya Minsuk yang melihat Jaehee.

"Eoh. Ke Dorm"

Minsuk hanya mengangguk.

Jaehee sarapan terlebih dahulu setelah itu dia berangkat di antar Minsuk.

Wanita itu sampai di Dorm.

Jungkook membukakan pintu lalu Jaehee masuk.

"Mana yang lain?" tanya Jaehee setelah melihat hanya Jungkook yang ada di ruangan itu.

"Yoongi hyung disini tapi ada di dalam studionya sedang mengerjakan sesuatu katanya. Namjoon hyung juga disini, dia sedang membaca di kamarnya. Jin hyung masih tidur, karena dia baru tidur tadi pagi. Sisa nya mereka keluar bersama, entah kemana tadi" jelas Jungkook.

Jaehee hanya mengangguk mengerti.

Dia kemudian duduk di ruang tengah.

Jungkook duduk di hadapannya.

"Jadi, apa yang ingin kau ketahui?" tanya Jaehee.

"Aku ingin belajar sedikit tentang Psikologi. Aku penasaran dengan pelajaran itu" kata Jungkook.

Jaehee kemudian mengangguk mengerti setelah itu menceritakan secara umum tentang Psikologi. Lalu menceritakan sedikit tentang stress, kecemasan dan self-esteem.

Jungkook mendengarkan dengan baik apa yang di sampaikan oleh Jaehee.

Setelah sesi pembelajaran selesai. Jungkook mengajak Jaehee untuk bermain game.

Jaehee pun menyetujuinya.

Lalu mereka segera duduk dan bermain game.

Setelah menang tiga putaran, Jungkook berhenti. Lalu berdiri dan mengambil makanan yang ada di dalam kulkas.

Mereka makan sambil bermain.

Jaehee kalah lagi. 

Kemudian dia menyarankan untuk mengganti permainan.

Sebelum bermain game lain, mereka menyelesaikan makan mereka.

Jungkook menatap Jaehee yang sedang makan, lalu tersenyum melihat wanita itu.

Jaehee yang merasa diperhatikan oleh Jungkook, segera memukul lengan Jungkook.

"Yak, apa kau lihat-lihat?"

"Kau cantik" goda Jungkook.

Jaehee terkekeh. Dia sudah biasa dengan kelakuan Jungkook yang begini.

Kemudian Jungkook kembali menatap Jaehee. Kali ini dengan tatapan yang serius.

Jaehee tersadar dengan tatapan yang Jungkook berikan kali ini berbeda. Kemudian dia menatap mata laki-laki itu.

Mata mereka saling bertemu.

Perlahan Jungkook mendekatkan wajahnya kepada Jaehee.

Jaehee yang melihat itu, reflex menutup matanya.

Belum sampai bibir Jungkook mengenai bibir Jaehee, suara barang jatuh terdengar. Itu membuat mereka berdua terkejut.

***

Aku tersadar dengan tatapan yang Jungkook berikan berbeda kali ini.

Kemudian aku menatapnya, mata kami saling bertemu.

Perlahan Jungkook mulai mendekatkan wajahnya kepadaku.

Dan bodoh nya diriku, aku menutup mata.

Saat kurasakan napas Jungkook sudah mulai mendekat, tiba-tiba terdengar bunyi barang yang jatuh dan itu membuatku tersadar.

Aku menoleh ke arah sumber suara. 

Taehyung.

Taehyung menyaksikan kejadian tadi.

Lalu dia segera masuk ke dalam kamar dan membanting pintu.

Aku berdiri dan langsung menyusulnya ke dalam kamar.

Astaga.

Apa yang terjadi.

Untungnya Taehyung tidak mengunci pintu nya.

Aku segera masuk. Ku lihat Taehyung berdiri di dekat jendela.

Ku hampiri dia.

"Tae" panggil ku

Dia tidak menoleh.

"Tae" ku panggil sekali lagi.

Dia tetap tidak menoleh.

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Aku dan Jungkook tidak bermaksud seperti itu" jelasku padanya

Dia tetap tidak melihatku.

Aku kemudian melangkah sedikit agar bisa berhadapan dengannya.

"Taehyung-ah, bisa kau dengar aku?" kataku dengan suara yang pelan.

Sekarang dia menatapku. Tapi bukan dengan tatapan seperti biasa.

Tatapan orang cemburu, kesal dan marah. Itu tergambar jelas di wajahnya.

"Apa? Aku sudah melihatnya dengan jelas. Ternyata kau bermain di belakangku" dia mengatakan itu dengan sinis.

"Bukan begitu Tae. Aku—"

"Sudah jelas semuanya. Aku tidak menyangka kau seperti ini" katanya lalu hendak pergi. Namun ku tahan pergelangan tangannya.

Dia berhenti.

"Tae, dengarkan aku" kataku mencoba menahannya.

Dia menghempaskan tanganku lalu keluar dari kamar.

Aku mengacak rambutku frustasi.

Kemudian ku susul dia lagi.

Saat ini dia sudah memegang kerah baju Jungkook dan ingin memukulnya. Hoseok Oppa dan Jimin mencoba memisahkan mereka.

Aku terkejut melihat itu.

Lalu cepat-cepat aku menghampiri mereka.

Ku coba tarik tangan Taehyung yang memegang kerah baju Jungkook.

"Taehyung lepas" dia tidak mendengarkanku.

Ku coba sekali lagi "Taehyung, kumohon lepas" dia masih menatap Jungkook dengan tatapan yang ingin membunuh.

"Aku bilang lepas Taehyung!"

.

.

Baru kali ini aku berteriak pada Taehyung.



TBC...


Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang