⚡[24]☀️

2.5K 438 90
                                    

'Sebuah pilihan.'
pt II

,

,
,



"Kiriya..?"

Seseorang yang tadinya hanya berdiri di pintu, kini berjalan mendekati Kanna. Membuka setiap tali yang terikat di tubuh Kanna.

"Kenapa tak menjawab?" Kanna menatap Kiriya bingung. Namun yang ditanya tak menjawab sama sekali.

Kiriya tetap diam meski sudah selesai membuka tali yang terlilit di tubuh Sang Pillar Petir.

"Kiriya?" Kanna berusaha bertanya lagi. Ini aneh.

Kiriya datang dengan wajah panik. Rasa cemas terlihat jelas dari sorot matanya.

"Kuwajima-san.."

"Iya?"

Kiriya mendongak, lalu segera memeluk Kanna. Air matanya jatuh seketika. "Kumohon datanglah ke rumah."

Kanna tersontak kaget.

"Kali ini saja. Oyakata-sama membutuhkanmu. Hanya kali ini.. sebelum Muzan datang dan ayahku akan mengakhiri semuanya." pinta Kiriya dengan suara parau.

Kedua bola mata Kanna membulat. Maksudnya, mendengar kata 'Mati' membuat dirinya kehilangan keseimbangan.

Desiran halus terasa dingin dihatinya.

"Kumohon, temui dia. Temuilah dia, Kuwajima-san." Kiriya terisak. Meminta dengan sangat.

Tak biasanya seorang Ubuyashiki bisa menangis seperti ini.

Kanna meneguk ludah. Dia menggeleng. "Aku tak bisa. Aku sudah janji tak akan kesana."

Benar.

Bahkan dia sudah janji untuk tidak akan mengganggu Kagaya lagi.

Kiriya melepaskan pelukannya. "Untuk yang terakhir kalinya saja. Setelah itu dia akan mati. Pergilah sebelum itu terjadi."

Kanna berpikir sejenak. Menimbang-nimbang. "Aku..."





🎴⚡☀️🎴




"Jadi, mau pergi atau tidak?"

Kanna terdiam. Iguro datang selepas Kiriya pergi. Dan langsung melemparkan pertanyaan itu padanya.

Kanna memeluk lutut. Iguro dapat merasakan raut kesedihan dari wajah Kanna. Lantas dia mendekat, ikut duduk disebelah gadis itu.

"Jadi, kau bimbang?"

Kanna menoleh sejenak, kemudian menenggelamkan kepalanya di kedua lutut, "Aku sayang Njirou pokoknya."

"Bodoh gila." Iguro menepuk kepala Kanna pelan. "Rasanya aku seperti orang tolol."

"Apa sih?"

Iguro berdecih. "Mas, beli ayam nya sekilo. Maaf mbak, ikan nya habis."

Kanna mengernyit, lalu tertawa lepas. "Kang Bocheen ngelawak?"

"Kau tak paham? Penjual ayam dan pembeli itu seperti kau dan aku. Ditanya lain, jawabnya lain. Aho."

Kanna mendengus, kepala nya tertoleh melihat Iguro. "Kang Bocheen, aku butuh bahu untuk bersandar."

Iguro menautkan alisnya heran. "Ho~" lalu perlahan, dia membuka masker berupa lilitan perban di mulutnya.

Memperlihatkan bekas luka wajahnya di depan Kanna. "Mau bersandar di bahu monster yang buruk ini?"

Semula, Kanna diam, lalu berlanjut tersenyum. "Kau sudah berkali-kali memperlihatkan wajah aslimu padaku. Tapi apa aku peduli?"

Kanna melompat ke dalam pelukan Iguro, memeluk laki-laki itu erat. "Kita sama sama monster."

Iguro menghela nafas. Membalas pelukan Kanna. "Aku sayang Kanroji pokoknya."

Kanna terkekeh.

"Ahotoko."

"Ahonna."

Begitulah.

Sebenarnya, hubungan Kanna dengan para Pillar itu terjalin dengan baik.

Kedekatannya dengan para Pillar hampir seperti keluarga. Makanya, terkadang tak ada yang berani membuatnya sendirian.

Sebab mereka tau, Kanna memiliki jiwa yang bisa disebut agak sedikit 'Psycho' dan membuat mereka memperlakukan Kanna dengan baik.

Seluruh Pillar menyayangi Kanna. Termasuk si sangar Sanemi Shinazugawa.

"Pergilah. Temui Oyakata-sama. Ini kesempatan terakhirmu." Iguro melepas pelukannya perlahan.

Kanna mengangguk-angguk. "Baik, baik." dia berdiri, tersenyum manis ke Iguro, lalu menghilang.

Iguro menarik nafas. Menggaruk kepalanya. "Kochou bodoh. Kenapa dia membiarkan Kanna dan Tsuguko nya sampai berhadapan?"

"Si Pillar Serangga itu keras kepala. Apa dia mendukung Tsuguko nya dengan Kamado Tanjirou?"

Iguro melilit kembali perban di wajahnya.

"Awas saja jika benar. Kalau Kanna hilang kendali lagi, kami tak akan membantumu, Kochou. Mati saja ditangannya."




🎴⚡☀️🎴



Kanna berlari cepat. Sesekali mengadah ke langit. Dia menggerutu sebal.

Entah mengapa, larinya semakin lambat. Padahal sebentar lagi dia akan sampai di kediaman Ubuyashiki Kagaya.

Ah, dia berfirasat buruk kini. Kanna menggigit bibirnya.

"Jangan mati, Kagaya."



🎴⚡☀️🎴



Tau ga? Chii nulis ini jam 01.25 malem :')

Gatau kenapa, lagi mood aja. Semoga kalian suka hwhw ;3

Bubay~
See ya! I love youuuu

,

,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
fearless ; kamado tanjirou [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang