⚡[15]☀️

2.9K 608 179
                                    

'Sepi, ya.
Kayak hati aku yang kosong tak berpenghuni.'




,
.
,





Tak ada yang perlu di khawatirkan mulai sekarang. Soal cinta, kasih sayang, lupakan saja.

Kanna sudah menyerah. Sudah dua kali dia di kecewakan oleh Laki-laki yang dia percaya.

Dan sekarang, pintu Mansion nya tertutup untuk selamanya. Dia tak akan membuka pintu Mansion nya sama sekali. Terkecuali jika ada misi untuk memburu Iblis.

Seperti saat ini. Kuwajima Kanna tengah merebahkan tubuhnya di atas futon. Menatap langit-langit kamarnya sembari menghela nafas kecewa.

"Sepi sekali...
Sepinya ngalahin kuburan.
Aku alone sendirian.
Apalah dayaku yang sekarang Jomlo karatan."

batin Kanna mengeluh. Hidupnya benar-benar miris.

Sungguh, meninggalkan seseorang itu lebih menyakitkan daripada ditinggalkan.

"Gabut gabut gini enaknya nikung. Pasti seru." Kanna mengulas senyum di wajah datarnya. "Tapi mau nikung siapa?"

Kanna mengerutkan dahi. Melirik kanan kiri. Mengingat sesuatu. Ah, ya. Dia tau. "Nikung Mbak LopeLope aja. Yosh, waktunya ke Mansion Kang Bocheen!"

Kanna beranjak duduk. Mengambil tongkat kaki di sebelahnya. Tersenyum ceria. Setelah dia mengendurkan kembali senyuman di wajah.

"Tapi aku mager... :("

Setelah itu, dia menghempaskan tubuhnya ke atas Futon. Kanna mendengus sebal. Mager menghantui dirinya. Membuatnya menjadi Nolep dan terbilang Sadgirl.

Tok! Tok!

Ah, suara ketukan pintu membuat Kanna berdecak. "Pasti Aoi." ucapnya membatin.

Sebenarnya, setelah tau bahwa Kanna mengurung diri di rumah, Shinobu menyuruh Aoi dan beberapa Kakushi lain untuk mengurus Kaki Kanna yang masih belum pulih.

Sebelum beranjak dari kamar, Kanna berpikir. "Kan kemarin Aoi udah datang. Hari ini datang lagi?"

Kanna mengangkat bahunya. "Paling BakkaNjirou."


TOK! TOK! TOK!!

BRAAKKK!!!!


Mendengar suara dobrakan yang keras, Kanna refleks bergegas mengecek pintu rumahnya.

Dan sesampainya disana, dia terkejut. Pintu rumahnya telah hancur. Yang lebih mengejutkan, bukan Tanjirou yang datang.

Melainkan seorang Pillar Kabut. Tokitou Muichirou.

"ADEK MUII!!! KAU APAKAN PINTU RUMAHKU?!!"

Muichirou yang berdiri di perbatasan teras rumah dan dalam rumah tak bergeming sama sekali.

"JAWAB DOMG SAMYANG!!"

"Tadi pintunya sudah ku ketuk. Tapi tak yang ada menyahut dari dalam. Jadi ya kuhancurkan saja."

Kanna tersenyum miris. " :') Ayok ke rumah Adek Mui." ajaknya. Melangkah keluar.

Muichirou mengerjap. Mengekor dari belakang. "Ke rumahku mau ngapain?"

"Mau hancurin pintu rumah kau lha :')"

Sontak pemuda itu terkejut. Dia berhenti ditempat. "Tunggu, Nee-san."

Kanna menoleh. "What?"

"Aku kesini cuman mau nyari kucingku yang hilang."

"I don't care." Gadis itu membalikkan badan, lalu melanjutkan langkahnya.

"Masalah pintu nya jangan khawatir."

"Emang mau kau perbaiki? Bisa?"

"Tidak."

"Terus?"

Muichirou mengangkat tangan, menunjukkan dua jarinya dan bilang, "Aku bisa hancurkan kembali pintu rumahku, kok. Suer."

Mendengar pernyataan Muichirou, Kanna tersenyum bahagia. "Masya allah..."






🎴⚡☀️🎴





Disisi lain, Tanjirou sudah memutuskan untuk ke Mansion Kanna, dan meminta maaf pada gadis itu.


"Minta maaflah padanya. Kanna-chan itu orangnya cemburuan. Mungkin dia ingin kau menyadari perbuatanmu, Kamado-kun."

Kata-kata dari Shinobu membuat Tanjirou tersadar. Yang dia lakukan adalah salah. Harusnya dia memiliki setidaknya sedikit kadar kePekaan. Namun fakta berkata Tidak.

Tanjirou membuka pintu geser di depannya, lalu keluar dari Kediaman Kupu-kupu. Pemuda itu tampak bersemangat.

"Tunggu aku, Kanna-san."






🎴⚡☀️🎴







Why?
Why yang baca and vote dikit bamget?
:(

Yang laen pada kemana?
Hihi :'v

,

,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
fearless ; kamado tanjirou [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang