Bab 17; Kejadian Tak Terduga

555 76 62
                                    

   |Suasana tegang masih terjadi antara Jihoon juga Guanlin.

Keduanya sama-sama diam, saling melempar tatapan tak suka.

Terus seperti itu sampai yang lebih muda melepaskan cengkramannya pada rahang Jihoon juga mengalihkan pandangannya. “Akan ku beri kau sebuah pilihan, jangan sampai kau salah pilih dan menyesali keputusanmu nantinya—”

Guanlin kembali menatap sang guru, namun kali ini tatapannya jauh lebih tajam dan menusuk. “—karena aku tidak akan main-main atas ucapanku.”

Guanlin, ia tak peduli apa yang Jihoon katakan padanya tentang rasa cinta ataupun suka yang ia rasakan hanyalah obsesinya semata.

Yang ia tahu hanya ia menyukai guru manisnya tersebut, dan harus mendapatkannya. Meski ia harus berusaha keras, karena bagaimanapun gurunya tersebut telah terikat tali suci pernikahan.
















“Tinggalkan suamimu dan akan ku biarkan ia hidup tenang, atau— tetap bersama suamimu, tapi ku buat hidup kalian menderita.

⭐️°⭐️

   Bel jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit lalu, membuat areal parkir sekolah ramai oleh para murid Prod'Z yang akan kembali ke rumah.

Begitu pula dengan Jihoon yang sedang berdiri gusar di samping pos satpam.

Jemarinya meremat erat ponselnya sesekali ia tersenyum paksa membalas sapaan murid-muridnya.

Selang beberapa menit, sebuah mobil sedan hitam berhenti di dekatnya diikuti seorang lelaki berambut cokelat yang turun dari mobil tersebut.

Lelaki dengan balutan jas dokter itu mendekat ke arah Jihoon, dan si manis langsung saja menubrukkan tubuhnya pada tubuh lelaki di hadapannya.

“Maafkan aku, maaf mengganggu waktumu.” ucapnya serak, menahan tangis.

Lelaki tinggi itu terkekeh, sebelah tangannya terangkat mengelus surai Jihoon lembut, “Kenapa harus minta maaf? Aku sedang tidak memiliki jadwal operasi sore ini, lagipula sebelum kau meminta jemput pun aku sudah berniat menjemputmu, sayang.”

Jihoon mendongak, menatap suaminya dengan tatapan bersalah. “Lagipula kita sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama.” lanjutnya sembari mengecup singkat pucuk hidung bangir si manis.

Jihoon menggeleng pelan, “B-bukan hal itu yang ku maksudkan.” ia menunduk, menumpukan dahinya pada bahu sang suami.

Interaksi keduanya tentu saja mencuri perhatian para siswa yang lewat, maupun yang sedang menunggu jemputan, tak terkecuali Lai Guanlin dan ketiga sahabatnya.

Lelaki tinggi itu menatap datar ke arah keduanya, tangannya yang terjuntai di sebelah tubuhnya mengepal erat.

‘I got my answer, Jihoon. Jadi, tunggu saja apa yang bisa ku lakukan untuk menghancurkan rumah tanggamu.’

Guanlin berbalik memasuki mobilnya, yang diikuti ketiga temannya. Dan dengan segera meninggalkan sekolah, setelah ia membunyikan klakson tepat saat mobilnya melewati Jihoon yang masih berbincang ringan dengan suaminya.

Well— tidak ada yang tahu rancana gila apa yang sedang Guanlin rencanakan untuk merebut Jihoon dari tangan suaminya.

⭐️°⭐️

   Angin malam yang berhembus menerbangkan helaian rambut lelaki tinggi yang sedari tadi berdiam diri di balkon kamarnya.

Ia tersenyum puas setelah memutus sambungan telepon seseorang di seberang sana.

Berbeda dengan lelaki satunya yang menatap pasrah atas apa yang sahabatnya lakukan tersebut.

“Kau— yakin atas tindakanmu itu?” tanyanya ragu.

Yang di lontari pertanyaan terkekeh sinis menjawab, “Ya.”

“Termasuk resiko yang akan kau dapat? Seperti— Ka Jihoon yang akan membencimu setelahnya?”

Hening.

Sahabatnya benar. Siapkah ia menerima resiko jika Jihoon akan membencinya?

Otaknya ia paksa berkompromi dengan hatinya, untuk menentukan haruskah ia berhenti sekarang atau— justru sebaliknya?

“Kau bisa saja berhenti sekarang jika kau mau, Lin. Kau belum melangkah terlalu jauh, juga—”

“Ya!”

“Ya?”

“Aku siap-siap saja jika memang nantinya Jihoon akan membenciku.”

⭐️°⭐️

   Kamis siang, seperti biasa kelas 12 Sosial 4 bersama Jihoon tengah melangsungkan kegiatan belajar mengajar.

Yang berbeda kali ini hanya, suasana kelas yang jauh lebih tenang dari biasanya.

Jihoon sendiri pun sibuk memperhatikan murid-muridnya yang sedang mengerjakan ulangan harian yang ia berikan.

“Samuel berhenti menendang bangku milik Beomgyu. Kerjakan sendiri.” tegurnya.

Samuel yang mendapat teguran darinya pun menyengir bodoh. “Maaf Ka.” setelahnya ia kembali mengerjakan, ralat meratapi rentetan soal yang diberikan.

“Justin, berhenti memakan permenmu dan kerjakan soalnya.”

“Haechan lepas earpods mu.”

“Ada ap Kevin?”

“Ka, nomor 23.”

Jihoon mengambil lembar soal miliknya, berjalan menghampiri sang murid “Untuk nomor 23—”

Drrt... Drrt..

“—tunggu sebentar.”

Jihoon yang baru saja sampai di depan meja sang murid, terpaksa memutar langkah saat ponselnya berdering.

“Dokter Sungwoon?— Halo?”

‘Halo, Jihoon?’

“Ya, ini aku.”

‘Aku punya kabar buruk untukmu, tentang suamimu.’

“Suamiku?— ada apa?”

‘Kata dokter yang bertugas di UGD, suamimu baru saja mengalami kecelakan. Mobil yang ia kendarai—’

Jihoon sudah tidak bisa mendengar apa yang Sungwoon katakan. Tubuhnya lemas, air matanya perlahan menganak sungai di belah pipinya.

Anak kelas yang sedari tadi memperhatikan sang guru, mendadak panik saat Jihoon terlihat limbung.

Woojin juga Beomgyu dengan cepat berjalan ke depan, menuntun si manis untuk duduk.

“Ka? Gak apa-apa?” pertanyaan itu spontan terlontar dari Beomgyu.

Jihoon menggeleng, tangannya terangkat menutup sebagian wajahnya. “Hentikan s-saja ulangannya. S-saya harus pergi ke rumah— s-sakit sekarang.” ujarnya, seperti orang linglung.

“Biar Woojin antar ya, Ka?”

Jihoon sudah tidak dapat berpikir jernih, jadi ia hanya menganggukan kepalanya. Membiarkan Woojin juga Beomgyu membereskan barang-barangnya dan memapahnya keluar kelas.

Sebelum benar-benar menghilang di balik pintu kelas, Woojin menoleh pada Guanlin, menatap sinis sahabatnya tersebut yang hanya diam bagai tak melakukan hal apapun.









—To Be Continued.

Guanlin definisi gila yg sbnrnya:) anak sma woy yg kek giniㅠㅠ wkwkwk

Btw mau kasih tau aja, book ini mungkin alurnya sedikit lamban jadi ya:") gtu... Dan short story yg ku maksud di deskripsi book, per part nya yg ku buat pendek ya:)

Eh, jangan lupa mampir di book ku yg, “THEM!” ya:)

Alin main drama + Jiun main drama = aku gwenchana:")

Dah ah..

Hope u like it!

The Teacher Is Mine [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang