Bab 24; Diantara Kita (2/2)

477 66 128
                                    

   |Jam menunjuk pukul 6 sore, dan Jihoon sedari tadi duduk tak tenang di dalam kamarnya. Entahlah, ia merasa seperti akan ada hal buruk yang terjadi nanti.

Ingin rasanya ia menangis.

Tapi, ia tak tahu apa penyebab yang membuat rasa sesak itu mencekik kuat sampai ia ingin mengeluarkan liquid bening itu.

Tok... Tok...

Kala Jihoon masih saja terlarut dalam rasa resahnya, ketukan pintu kamarnya terdengar.

Jihoon tau siapa di balik pintu bercat putih gading itu, sudah pasti Bundanya. Dan anehnya, rasa cemas itu semakin menjadi kala ketukan pada pintu kamarnya terdengar.

“Jihoon kau sudah siap nak? Kalau sudah, ayo keluar. Kita akan berangkat sekarang.”

Suara lembut sang bunda menyapa kedua telinga Jihoon, membuat deru nafasnya sedikit memburu.

Tatapa gusar ia layangkan pada sang bunda, dan Baekhyun yang mengetahui adanya gelagat aneh dari sang anak, ia langsung menghampiri anak semata wayangnya.

“Bun, entah mengapa sekarang Jihoon merasa– ragu.” adunya.

“Bunda ngerti nak. Ingin mengakhiri sekarang pun sudah tidak bisa, kita jalani saja dulu, ya?”

Baekhyun mengelus sayang kepala Jihoon, dan lantas memeluk erat tubuh si manis yang terasa sedikit bergetar.

“Kau tahu sayang? Bunda dan Ayah sangat berterima kasih karena Jihoon sudah mau menerima perjodohan ini. Kau anak yang baik Jihoon.”

⭐️⭐️⭐️

   Mobil yang dikendarai oleh Chanyeol telah sampai pada café tempat kedua keluarga ini akan bertemu.

Meski café tempat mereka akan bertemu terlihat mewah dan luas, namun terasa sedikit aneh, karena bukankah pertemuan di sebuah restoran jauh terasa lebih layak?

Namun apa boleh buat, Guanlin yang meminta agar mereka melakukan makan malam di café ini. Karena, ya anak itu juga mengancam akan menolak perjodohannya jika kemauannya tidak di turuti.

Chanyeol dan Baekhyun tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, karena dengan Guanlin menerima perjodohan ini saja, mereka sudah bersyukur.

“Tunggu sebentar ya nak Jihoon, Guanlin pasti akan datang sebentar lagi. Tenang saja, dia tidak akan kabur lagi, kali ini.”

Jihoon tersenyum simpul menanggapi perkataan Luhan, yang diam-diam ia aminkan di dalam hati.

‘Ya, semoga saja dia tidak kabur lagi malam ini.’ batinnya sendu.

“Silahkan pesan saja dahulu sambil menunggu Guanlin datang, Jihoon. Ia masih dalam perjalanan bersama kakaknya.” ujar Sehun.

Anggukan kecil ia layangkan sebagai tanggapan perkataan ayah calon suaminya tersebut. Ia lantas berbisik pada sang Bunda untuk mengatakan pesanannya pada sang pelayan.

“Jihoon ingin blueberry cheesecake dan milkshake cokelat, Bunda.”

“Tidak ingin makanan berat, sayang?”

“Tidak Bunda.”

⭐️⭐️⭐️

   Jihoon menghentikkan pergerakan tangannya yang akan menyuapkan cake itu kedalam mulutnya, saat Luhan berujar bahwa Guanlin sudah sampai di café.

The Teacher Is Mine [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang