|Pukul setengah tujuh malam, anak-anak 12 Sosial 4 plus Jihoon sedang berkumpul di ruang tengah, menentukan roommate untuk kamar yang nantinya akan mereka tiduri.
Pembagian kamar pun dilakukan. Semua menerima dengan senang teman roommate mereka.
“Dan empat murid terakhir— Presiden 12 Sosial 4 dan dua bodyguard juga dayangnya. Kalau begitu kalian bisa beristirahat sebelum nanti pukul tujuh kita akan makan malam, selamat beristirahat.” ujar Jihoon disertai senyum manisnya juga penekanan kata saat ia menyebutkan kata ‘Presiden’.
Murid lainnya spontan berbalik menggeret koper masing-masing pergi menuju kamar yang sudah ditentukan.
Tapi, tidak pada lelaki Taiwan yang justru diam tak bergerak barang seinchi pun, Jihoon menatapnya heran.
“Kau kenapa lagi?” jengahnya.
Ia benar-benar kehilangan moodnya pada lelaki tinggi itu. Ia merasa sebal pada dirinya sendiri yang terlalu mudah di bodohi dan dengan mudahnya memberikan perhatian lebih pada murid-muridnya.
Tidak hanya Guanlin saja, melainkan semua muridnya.
Ya, hanya saja Guanlin yang lebih sering bermanja-manja dengannya.
“Aku tidak ingin satu kamar dengan ketiga cecunguk itu.” jawabnya malas, menatap Jihoon memelas.
“Ya sudah kau pesan kamar lagi saja untuk dirimu sendiri.”
“Tidak! Bukan itu maksudku Jihoon—”
“Lalu apa lagi? Saya sed—”
“Aku ingin satu kamar denganmu.”
“TIDAK! Masuk ke kamarmu dengan ketiga temanmu itu. Saya tidak menerima protes.”
Jihoon menggeleng tidak habis pikir dengan Guanlin, ia berjalan meninggalkan Guanlin yang kini menatap dirinya penuh arti.
⭐️°⭐️
Ruang makan nampak sangat ramai dengan kehebohan yang mereka ciptakan. Entah mereka mengobrol dengan suara yang terbilang keras, atau saling melempar keripik kentang.Jihoon? Ia tak peduli. Karena fokusnya hanya pada makanan yang berada di hadapannya saja, dan ia memiliki prinsip;
‘Bahkan jika ada badai pun kalau ada makanan dihadapanku, makan lebih utama.’
Iyain saja:)
“Ka Jihoon, habis makan kita ngapain?” Hyunjae yang duduk disebelah Jihoon bertanya sebelum ia menyeruput teh hangat miliknya. “Ah ya!”
Ia mengelap sekitar mulutnya menggunakan tisu dan berdiri dari duduknya.
“PERHATIAN! Untuk kegiatan malam ini bebas saja. Kalau kalian ingin beristirahat, beristirahatlah, kalau kalian ingin berjalan-jalan di sekitar sini pun silahkan, asal kalian sudah harus kembali sebelum pukul 10 malam, mengerti?”
“AYAYAY KAPTEN!!!”
⭐️°⭐️
Guanlin tersenyum penuh arti saat melihat sebagian teman-temannya asik bercengkrama dengan api unggun di tengah-tengah mereka.
Ia berjalan mendekat pada Mark yang sedang bermain gitar dan Haechan yang bernyanyi disebelahnya.
Guanlin ikut bergabung dengan teman-temannya, bernyanyi random, sesekali tertawa mendengar lelucon garing Haknyeon.
Sungguh indahnya kebersamaan:)
“Guanlin, coba kau mainkan satu lagu. Mark pinjamkan gitarmu.” ucap Seonho yang baru saja datang dengan berbagai macam makanan ringan dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is Mine [Panwink]✓
FanfictionS h o r t || S t o r y "Jihoon itu milikku. No one can have him, except me!" Begitulah Lai Guanlin menklaim bahwa Park Jihoon, guru baru yang menjabat sebagai wali kelas sementaranya itu, sebagai miliknya. Warn⚠️ You don't like it? Just leave it! B×...