Bab 03; Kegilaan Guanlin

972 130 52
                                    

   |Jihoon menutup pintu ruangannya, dan berjalan menuju meja miliknya. Ia menaruh tas jinjing dan beberapa buku paket diatas meja.

Ia baru saja sampai, karena memang jadwal mengajarnya hari ini tidak sepagi kemarin.

BYURRR~!

Jihoon hendak menjatuhkan tubuhnya pada kursi kuasanya, jika saja suara siraman yang berasal dari luar ruangannya tidak mengalihkan perhatiannya. Ia menghela nafas berat dan berjalan menuju pintu, dan ia dikejutkan oleh tubuh Guanlin yang basah kuyup dan juga Samuel yang memegang botol air mineral.

“Bukan salah saya Ka!” ujar Samuel cepat dan langsung berlari meninggalkan Guanlin dan Jihoon yang masih berdiri di ambang pintu sambil bersidekap dada.

‘Aneh! Dia mengaku tidak melakukannya, tetapi dia langsung kabur begitu saja.’ Pikir Jihoon.

Jihoon tak menghiraukan keadaan Guanlin yang basah kuyup, ia menggeleng sekilas dan ingin kembali masuk kedalam ruangannya, namun pergelangan tangannya tercekal membuatnya kembali menoleh.

“Baju saya basah.”

Jihoon menaikkan sebelah alisnya,

“Lantas? Berganti seragamlah.”

“Kau yang gantikan.”

Jihoon membulatkan kedua matanya, menatap Guanlin tidak percaya. Tidak! Apa ia gila?! 

“Apa kau masih waras?! Bergantilah sendiri!” ketusnya. Namun, yang terjadi selanjutnya adalah Guanlin yang menariknya masuk kedalam ruangannya dan menguncinya.

“Hei! Apa yang ingin kau lakukan?!”

Pekik Jihoon saat Guanlin menyudutkan ia disamping loker yang ada disana. Tangan kiri Guanlin ia taruh disamping kepala nya, sedang tangan kanannya lelaki itu ia gunakan untuk membuka satu-persatu kancing kemeja yang ia kenakan dengan seringaian tipis ia sunggingkan diparasnya.

Jihoon tak berdaya, ini terlalu tiba-tiba.

“Ayolah Jihoon, bajuku basah. Apa kau tega menelantarkan muridmu begitu saja dengan keadaan baju basah kuyup, hm?”

Tepat Guanlin menyelesaikan perkataannya, seluruh anak kancing kemeja seragamnya terlepas, membuat porsi tubuh atletisnya terpampang jelas tepat di depan wajah Jihoon.

Jihoon terdiam tak dapat melakukan apapun, seluruh saraf pada tubuhnya seakan terputus.

“Ayolah. Apa sekarang kau tetap akan diam, membiarkan muridmu kedinginan? Cepat gantikan seragamku.” tangan Guanlin menggenggam tangan Jihoon yang terkulai disamping tubuh berisinya, dan ia secara perlahan menuntun tangan Jihoon untuk memegang seragam sekolahnya.

“O—oke akan s-saya gantikan. Kalau begitu m-menyingkirlah terlebih dahulu, biar saya belikan seragam yang baru di koperasi.” Jihoon mengalah. Karena ia sangat yakin jika si gila satu ini pasti akan bertindak lebih jika kemauannya tak ia turuti.

Guanlin tersenyum puas, ia menurunkan tangan kirinya dan membiarkan Jihoon pergi membeli seragam untuknya.

“Pastikan dirimu kembali Jihoon, atau aku tak akan segan mencium kau di lapangan sekolah.” ujarnya sebelum Jihoon menghilang dibalik pintu.

“Gila!”

⭐️•⭐️

   Guanlin dan Samuel berjalan beriringan dari arah lapangan, kelas 12 sosial 4 baru saja menyelesaikan mata pelajaran olahraga. Dan sekarang Guanlin dan Samuel baru saja membeli air mineral di kantin.

Saat keduanya melewati ruangan Jihoon secara spontan Guanlin menarik tangan Samuel untuk berhenti.

“Nanti langsung pergi.” Ujar Guanlin sembari menyambar botol air milik Samuel.

“Ha?”

Ia membuka penutup botol dan menyiramkan air tersebut keseluruh tubuhnya.

BYURRR~!

Dengan cepat ia menyerahkan botol air tersebut kembali pada Samuel.

Ceklek!

‘Kena kau!’

⭐️•⭐️

   Jihoon membuka pintu ruangannya dengan membawa seragam yang terlapisi plastik untuk Guanlin. Matanya langsung menangkap Guanlin yang sedang duduk bersandar pada sofa, dengan kondisi kancing kemejanya yang ia biarkan terbuka.

Ia benar-benar sudah gila.’ ujar Jihoon dalam hati, sebelum ia berdiri tepat dihadapan Guanlin.

Guanlin mendongak melihat Jihoon yang hanya diam tanpa mengatakan apapun.

“Apa?”

Ck! Ini seragam gantimu.”

“Bukankah kau bilang ingin mengantikannya? Lagipula apa kau tidak lihat aku sedang memegang ponsel? Cepat gantikan.”

Ia tersenyum puas saat Jihoon perlahan mulai menanggalkan seragamnya, dan menggantinya dengan seragam yang kering. Sedangkan ia, bermain ponsel dengan hati tertawa puas karena berhasil mengerjai sang guru.

“Sudah.”

“Celanaku juga basah, kau—”

“Tidak! Jangan gila, dan bergantilah sendiri!” Pekik Jihoon panik saat Guanlin meraih tangannya dan menuntun ke arah zipper celana yang lelaki itu kenakan.

Guanlin tertawa puas.

“Hanya bercanda, dan terima kasih Jihoon.”














—To Be Continued.

Hai wkwk, ngakak sendiri ngetiknya🤣

Btw up ini aja dulu lah ya, yang atu lagi masih stuck;v mwehehe tapi secepetnya bakal di up hwhw><

The Teacher Is Mine [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang