Bab 05; Cih, Hukuman?!

924 115 75
                                    

   |Ruangan berisikan tiga lelaki itu nampak hening. Jihoon berdiri bersidekap dada menatap kedua muridnya secara bergantian. Guanlin yang hanya duduk santai sembari memainkkan ponselnya, juga Woojin, sang tersangka, yang kini duduk dengan cengiran lebarnya.

“Hehe, peace ka! Damai~ Serius Woojin gak tau! Kalau tau—” bocah tengil itu melirik sekilas pada Guanlin sebelum kembali menatap Jihoon jahil.

“—ya... Kalau tau Ka Jihoon mau mantab-mantab sama itu tiang, Woojin gak bakal ganggu. Serius ka! Ini tuh murni sebuah ketidaksengajaan.”

“Hukum aja Ji! Karena bocah dekil itu kita gagal melakukannya!” Guanlin yang sedari tadi diam tiba-tiba menyahuti dengan raut wajah tak kalah jahilnya.

“Kan sudah ku bilang tidak sengaja bodoh!”

“Tetap saja bodoh! Sekarang lihat, kau membuat Jihoon marah karena kita tidak jadi melakukannya! Hukum saja si dekil itu Ji!”

“Tidak akan! Ka Jihoon tidak akan menghukum anak baik sepertiku, jelek!”

“Baik apanya?! Apa mengganggu kesenangan gurumu adalah suatu kebaikan?!”

Kedua bocah itu justru sibuk berdebat, mengabaikan ia yang menatap keduanya dengan pandangan sebal juga jengah. Mengapa keduanya terlalu percaya diri?! Dirinya bahkan tidak memihak salah satu diantara keduanya.

Jihoon menjadi pusing sendiri melihat juga mendengar perdebatan tak berguna kedua muridnya.

Bruk!

Jihoon dengan geram menendang pelan meja yang berada di depannya, yang menjadi pembatas antara ia dengan dua cecunguk itu. Membuat keduanya bungkam seketika.

“Kalian bisa berhenti berdebat?! Kenapa kalian saling menyalahkan?! Kalian berdua yang akan saya hukum, tidak ada Woojin saja, tidak juga dengan Guanlin saja. KEDUANYA!!”

“Tapi Ka—”

Woojin hendak melayangkan protes jika saja Jihoon tidak langsung menatapnya tajam.

“Tidak ada tapi-tapian! Guanlin kau sudah bersikap kurang ajar pada saya, dan Woojin ka—”

BRAK!

“SIANG KA JIHOON CANTIK~!”

“SIANG KA JIHOON MASA DEPAN MUEL~!”

Jihoon memejamkan matanya menahan geram. Tanpa ia berbalik pun ia sudah tahu siapa oknum yang sudah membanting pintu ruangannya dan berteriak seperti orang gila.

⭐️°⭐️

   Jihoon berjalan dari ruang kelas menuju lapangan upacara, menghampiri empat sekawan yang selalu saja bertingkah kurang ajar padanya tersebut.

Yeah, benar, ia berakhir menghukum keempat cecunguk itu. Bukan sebuah hukuman berat sampai harus skorsing, atau bahkan drop out, melainkan hanya sebuah hukuman biasa seperti berdiri sembari hormat pada bendera.

Tidak lama. Karena ia bukan tipikal seorang guru yang kejam, meski ia galak. Hanya setelah makan siang sampai 30 menit sebelum jam pulang sekolah.

“Wah bagus sekali, saya tinggal kalian malah duduk bersantai di bawah pohon! Hukuman kalian bahkan baru saja berjalan selama 90 menit.” sindirnya keras dengan tangan bersidekap dada.

Sontak keempat bocah itu berlarian dari pinggir lapangan menuju Jihoon, bukan kembali pada tempatnya.

“Apa lagi?!”

“Ka Jihoon~ Ini pukul dua siang, kita bahkan sudah berdiri sejak pukul setengah satu siang tadi. Ini benar-benar menyiksa~!”

“Apa yang Beomgyu katakan benar Ka! Lagipula apa Ka Jihoon tega menyuruh Woojin berdiri di bawah terik matahari? Ka Jihoon mau membuat Woojin semakin tak terlihat ya?”

“Aku juga suka berjemur Ka, tapi bukan yang seperti ini~!”

Jihoon hanya mengangguk menanggapi keluahan tiga bocah idiot itu, ia menunduk menatap Guanlin yang duduk bersila di sebelah kakinya.

“Kau, Lai Guanlin!”

Guanlin hanya berdeham malas me jawabnya, ia justru menyandarkan kepalanya pada kaki Jihoon.

“Tidak ingin protes juga seperti ketiga temanmu? Saya persilahkan kalau kau juga ingin protes.”

“Berhenti mengomel Jihoon. Tak ingat ada dia, hm?”

Tangan Guanlin dengan kurang ajarnya terangkat, dan menepuk-nepuk pelan bagian perut Jihoon.

Jihoon yang mendapat perlakuan seperti itu spontan bergerak mundur, bermaksud menjauh dari Guanlin, namun naas, bocah tinggi itu justru terhuyung ke depan dan dahi mulus itu bertubrukan langsung dengan lantai lapangan.

Ia hendak mengomel karena tindakan muridnya yang satu itu, akan tetapi tertahan saat Guanlin mendongak menatap kearahnya.


















“ASTAGA LAI GUANLIN KENING MU!!!”




—To Be Continued.

Hillooowww~ gak mau banyak cuap-cuap, cuma mau kasih tau, aku kobam ke imutan seorang Park Jihoon, yang semakin tua malah semakin imut.

/Bayi menangis melihat ini;))

/Bayi menangis melihat ini;))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Teacher Is Mine [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang