Bab 21; Aku Membencimu

572 76 69
                                    

   |“Tapi—

boong.”

Guanlin memandang datar kerah Jihoon yang kini tertawa geli, bahkan tak segan, lelaki manis itu sesekali memukul lengannya dengan tak berperasaan.

“Kau pikir itu lucu?” tanyanya tajam.

Jihoon berhenti tertawa, raut wajahnya seperkian detik berubah menjadi serius.

“Tentu saja tidak, dasar bodoh.”
















Intermeso gais:") jangan dibawa serius:)

———————

   |“Tapi— ku mohon dengan sangat. Jangan membuatku ragu karena telah memilihmu. Karena, asal kau tahu— ini keputusan yang sangat berat untukku.” sambungnya lirih dengan tatapan menyendu.

Guanlin tersenyum, tangannya terangkat menangkup wajah tembam si manis. “Akan ku lakukan, kau tak perlu khawatir. Aku berjanji padamu.” ujarnya senang.

Perlahan Guanlin mendekat, hendak menubrukkan belah bibirnya pada bibir cherry milik sang guru. Namun dengan cepat Jihoon menjauh, membuat raut tak suka tercetak jelas pada wajah Guanlin.

“Jangan lakukan itu. Tidak dihadapan suamiku.” ucapnya pelan.

Guanlin tak ada pilihan selain menuruti perkataan si manis. Tentu saja hanya untuk saat ini.

Karena jika tak dihadapan lelaki yang berstatus seorang suami dari guru kesayangannya itu, sudah ia pastikan bibir semerah cherry itu ia lumat habis.

“Ah ya Guanlin.”

Hm? Ada apa?” Guanlin memainkan  helaian rambut halus Jihoon disaat sang empu menunduk sembari memainkan jemarinya gusar.

“Sebenarnya aku— sedikit takut mengatakan hal ini pada keluarga Hangyul. A-aku—”

Mengerti apa maksud si manis, Guanlin membenarkan posisi duduknya, kembali menangkup wajah si manis. “Hei, lihat aku.”

“Aku yang akan mengatakannya pada keluarga suami mu itu. Kau tenang saja, tak perlu takut. Mengerti?”

Meski ragu, Jihoon mengangguk pelan. Membuat yang lebih muda tersenyum teduh dan menarik tubuh berisi itu kedalam pelukannya.

Jihoon meremat bagian depan kemeja yang Guanlin kenakan, ia menggigit bibir bawahnya tak tenang kala melihat sosok suaminya yang masih terbaring tak berdaya itu.

Dalam hati ia berdoa,

‘Ya Tuhan, semoga aja apa yang aku pilih, inilah yang terbaik. If this decision was worng, please make it right.’

⭐°️⭐️

   Suasana dalam mobil dengan Guanlin dan Jihoon didalamnya nampak hening.

Jihoon yang duduk bersandar sembari memejamkan matanya, berpura-pura tidur. Dan Guanlin yang fokus menyetir.

Si manis nampaknya masih tak ingin bersuara sejak Guanlin melepas pelukannya saat mereka masih di ruang rawat Hangyul.

Entahlah. Mungkin Jihoon masih harus menenangkan pikirannya.

Ya, mungkin saja.

“Ji, tidur?” Guanlin bertanya, tangannya terulur mengusap lembut pipi kemerahan tersebut.

Perlahan Jihoon membuka kedua matanya, melirik sang murid tanpa perlu menolehkan kepalanya.

“Ada apa?”

The Teacher Is Mine [Panwink]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang