BAB 40

11.7K 517 47
                                    

Ada saatnya yang tersakiti akan merasakan bahagia. Dan ada saatnya yang menyakiti akan merasakan luka.
-Rasi Alexander.

Bab 40

"Bangun lo bangsat!" Printah Niko. Dia menarik kerah baju Angkasa dan menjatuhkan Angkasa dengan kasar.

"Banci lo!" Maki Bima.

Angkasa bangun dengan rasa sakit dibadannya. Dia mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah karna pukulan Bima dan Banyu.

"Bangsat!" Ucap Banyu.

"Sejak kapan lo jadi banci! Lo punya pacar. Tapi, lo malah nembak cewe lain didepan pacar lo!!" Ujar Bagas emosi. Dia langsung memukul perut Angkasa dengan kuat hingga terjatuh lagi.

Rayi cowo itu hanya bisa melihat aksi teman-temannya yang memaki dan memukuli Angkasa. Ada rasa kasihan Rayi melihat Angkasa terus dipukuli teman-temannya. Tapi, Angkasa pantas mendapatkan itu semua.

Rayi membulatkan mata melihat Ciko dan Niko membawa balok kayu besar. Dia langsung berdiri dan berlari kearah Angkasa.

"STOPPPP!!" Triak Rayi.

"Minggir Ray! Gue mau kasih pelajaran sama si bangsat ini!" Ujar Bagas emosi.

"Selesain masalah pake otak bukan otot!" Ujar Rayi.

"Niko! Ciko! Buang balok kayunya!" Printah Rayi. Ciko dan Niki berdecak kesal. Mereka membuang balok kayu itu sembarangan.

Rayi langsung membantu Angkasa berdiri," udah cukup lo semua kasih pelajaran kedia!" Ujar Rayi.

"Argh! Gue sama yang lain mau cabut! Males dimarkas," ucap Niko.

Niko langsung pergi dari markas diikuti teman-temannya dari belakang. Angkasa menatap punggung mereka yang mulai menghilang dari hadapannya. Rayi membantu Angkasa untuk duduk dikursi. Rayi pun mengambil kursi dan duduk disamping Angkasa.

"Kenapa semua jadi kaya gini Ray?" Lirih Angkasa.

"Gue salah apa sama kalian?" Angkasa melihat markas yang sudah berantakan karna ulah teman-temannya.

"Harusnya lo berfikir dulu kalo mau bertindak An," ujar Rayi.

"Tindakan gue salah dimana? Gue cuman mau---"

"Gue tahu lo marah, gue tahu lo kecewa. Tapi jangan buat dia sedih didepan banyak orang," Rayi langsung memotong pembicaraan. Dia menatap Angkasa dengan sinis, dia memang tidak suka dengan tindakan Angkasa.

"Seharusnya lo dengerin penjelasan dia!" Ucap Rayi. Angkasa langsung tertunduk sambil mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Lo semua temen gue bukan sih?!" Ucap Angkasa.

Rayi tersenyum kecil." Ini bukan masalah kita temen lo apa bukan An,"

"Tapi ini cara kita, biar lo sadar apa yang lo lakuin itu salah!"

"Kita semua kaya gini karna kita peduli sama lo!"

Ting

Pesan masuk dari hp Rayi. Dia langsung membuka pesan masuk.

Niko: lo mau ikut kita-kita gak? Kalo mau ditungguin di parkiran markas.

Iya, sebentar.

Rayi berdiri. Membuat Angkasa bingung."lo mau kemana?" Tanya Angkasa.

"Ada urusan," jawab Rayi enteng.

"Ada urusan apa mau ngikut yang lain?"

Rayi tidak menjawab. Membuat Angkasa tertawa kecil.

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang