BAB 57

14.2K 710 184
                                    

Melupakan itu benar-benar menyusahkan hati.
-Angkasa Putra

Bab 57

2 tahun kemudian, ku mencoba untuk melupakan dan mengikhlaskan....

Jam weker berdering sejak tadi. Seorang laki-laki yang tengah tidur mulai menggeliat. Dengan wajah yang ditutup bantal, guling yang ada dibawah kakinya, dan selimut yang sama sekali tidak menyelimuti badan cowok itu.

Jangan tanya keadaan kamarnya, sangat berantakan. Tapi, kamar cowok itu dipenuhi dengan foto-foto seorang gadis yang sangat berharga dalam hidupnya. Banyak momen menyenangkan sampai senja melihat mereka tertawa bersama.

Tangan cowok itu mulai bergerak keatas nakas untuk mematikan jam weker yang menggangunya.

Tak lama, hpnya berdering. Ah! Sungguh menyebalkan pagi-pagi seperti ini ada yang menelfonnya. Tanpa melihat namanya, cowok itu langsung mengangkat telfonnya.

"ANGKASAAAAAA!!! BANGUN!!! KITA ADA PRAKTEK SIALAN!"  Angkasa langsung menjauhkan handphone dari telinganya. Ya,kalian tahu sendiri siapa yang suka berteriak heboh seperti ini.

Angkasa berdecak,"iya Cik! Iya! Gue kesana!"

Angkasa pun mematikan telfonnya. Dia menghembuskan nafas kasar, lalu Angkasa melihat foto-foto gadis itu. Ya, kalian tahu sendiri siapa gadis itu.

Angkasa menatap foto yang dia tempel memenuhi kamarnya. Dia tersenyum getir melihat semua kenangan yang pernah dia lalui bersama dengan Rasi.

"Ra, kalau kamu masih hidup..."

"Pasti kita bisa kuliah bareng,"

***

"GILA! SI ANGKASA SLOW BANGET SIALAN TU ANAK!" Gerutu  Ciko.

"Udah Cik sabar," Ucap Banyu.

Pasukan Inti PasGal, mereka sekarang duduk dibangku kuliah. Dan mereka solid mengambil kuliah jurusan kedokteran spesialis penyakit dalam.

Angkasa ingin masuk kuliah kedokteran. Angkasa pernah bilang alasannya masuk kuliah kedokteran.

Karna dia, ingin menyelamatkan orang agar tidak ada yang merasakan kesedihan seperti apa yang dia rasakan. Kehilangan seseorang yang disayang untuk pergi selama-lamanya sungguh sangat sakit.

"AHHH! GUE ITU MAUNYA JADI DOKTER KANDUNGAN TAU!" Triak Ciko dikantin kampus, untuk saja keadaan kantin sepi. Karna, mereka datang sangat pagi sekali hari ini.

Niko mengerutkan kening,"lo mau ngapain jadi dokter kandungan?"

"Ya--ya kan seru aja gitu," jawab Ciko sedikit gugup.

Bima pun memukul kepala Ciko dengan botol minumnya dengan pelan. Tapi, Ciko malah meringis. Padahal cowok itu hanya memukulnya pelan.

"Lebay lo," cibir Bima.

"Sakit bego! Lo mukul gue bukan pake botol plastik tapi botol kaca setan!"

Bima menyengir lebar, dia baru ingat. Botol yang dia bawa botol kaca yang dia beli di mini market.

"Paling nikmat jadi dokter kandungan," dengus Ciko.

"Ciko," panggil Bagas. Ciko pun menoleh dan menatap Bagas dengan tatapan bingung.

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang