Chapter 1

316 36 16
                                    

**~selamat membaca~**

Andini Mahesti, tidak ada yang spesial dari dirinya. Hanya saja, dia adalah gadis terpilih yang sangat beruntung, bersahabat dengan dua cowok ganteng di SMA Satelit.

Bagaskara Rahagi dan Danu Aryanto. Bagas, si cowok cool, pintar, dan pastinya tampan akut. Danu, si cowok friendly, sedikit urak-urakan, masih terbilang tampan meskipun tingkat ketampanannya tidak melebihi Bagas, tapi tingkat kepercayaan dirinya sangatlah akut.

Tinggal dan besar dilingkungan yang sama, membuat mereka bertiga terbiasa melakukan suatu hal bersama. Dimana ada Andin, disitu pasti ada Bagas dan Danu. Dan Andin harus siap menghadapi dua cowok dengan karakter yang berbeda ini, tapi sangat over protective kepadanya.

*****

Kantin SMA Satelit selalu ramai pada jam istirahat, seperti biasa. Semua meja dan bangku terisi penuh, bersyukur Andin menemukan Danu yang duduk sendirian di meja paling pojok, sambil fokus memainkan game di ponsel miliknya. Segera Andin menyusulnya, diikuti dengan Bagas di belakangnya.

Andin merampas ponsel milik Danu, membuat sang empunya ingin memaki, tapi tertahan ketika melihat siapa orang yg merampas ponselnya.

"Nanggung itu, Din, bentar lagi menang" melas Danu.

"Hukuman buat lo, karna udah ngerjain gue."

"Ya, maaf, gak sengaja. Lagian lo gak boleh keseringan bolos, nanti makin bego" ujar Danu.

Andin mencebikkan bibirnya. Ya, Andin benar-benar marah dengan Danu. Tadi pagi, Andin di paksa manjat tembok untuk masuk ke sekolah, sedangkan Danu enak-enakan bolos. Itu tidak adil bagi Andin, bukan?

"Bodo gue marah!" kesal Andin.

Danu tertawa ngakak melihat ekspresi Andin yang sedang kesal. Menurutnya itu sangat menggemaskan.

"Gausah ketawa ya, lo!"

"Lo jelek!" ledek Danu.

"Bodo amat!"

"Lo gendut!"

"Gak peduli."

"Gue ganteng."

"Ihhh... Danu! Pokoknya nanti pulang, gue sama Bagas, gamau sama lo. Besok juga, Bagas aja yang jemput gamau lo! Titik!"

Bagas yang duduk di samping Andin, hanya memperhatikan perdebatan mereka berdua. Tidak akan selesai juga jika di pisahkan. Jadi dibiarkan saja.

Tanpa sadar, hampir semua pasang mata yang ada di kantin, terfokus pada meja pojok dimana kedua most wanted boy SMA Satelit dan Andin duduk. Semuanya menyaksikan perdebatan antara Andin dan Danu. Menatap Andin dengan tatapan iri dan dengki. Hampir satu sekolah, semua gadis yang ada di SMA Satelit membenci Andin. Itu semua karena kedekatan Andin dengan dua cowok ganteng di sekolah.

"Liat tuh, cewek kalo udah murahan mau di sandingin sama berlian pun tetep aja keliatan murahannya!" ujar cewek berambut pirang.

"Gak tau malu!" sahut temannya.

"Satelit yang malu punya murid model begitu" sambar temannya yang satu lagi.

Tidak ada perlawanan dari Andin, ketika Danu mengambil ponselnya dari genggaman Andin. Telinga Andin memerah, ia menahan kesal sejak tadi. Sudah dibuat kesal oleh Danu, ditambah lagi sama obrolan cewek-cewek berambut jagung ini. Rasanya Andin ingin memaki saja.

"Gausah di dengerin. Dia ngomong kaya gitu cuma karna iri sama lo" bisik Bagas sangat pelan tapi Andin masih bisa mendengarnya.

Dua pasang mata elang itu menatap Andin, memastikan bahwa Andin baik-baik saja. Seketika senyum Andin tercetak, itu sudah mewakilkan sedikit perasaannya.

AndiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang