Chapter 17

109 17 1
                                    

~*selamat membaca*~

"Bagassss!!! Kenapa susu gue lo minum?!" Seru Andin setelah selesai memesan mie ayam untuk makan siangnya.

"Kalimat lo ambigu banget" sahut Danu yang sedang fokus bermain game diponsel miliknya.

"Apanya yang ambigu? Emang dasar otak lo aja yang mesum" sinis Andin.

"Lo bisa ubah kalimatnya jadi, 'Bagas! Kenapa susu kotak punya gue lo minum?,' kan kalo gitu lebih enak di dengernya."

"Ribet. Kepanjangan. Keburu susu gue dihabisin Bagas!"

Danu menepuk kening mendengar perkataan polos yang keluar dari mulut Andin. Danu yakin, tidak hanya dirinya, semua cowok normal yang mendengar ucapan Andin, akan beranggapan yang sama sepertinya.

"Serah lo deh" akhirnya Danu mengalah.

"Gue gamau tau, pokoknya harus beliin yang baru!"

"Tanggung jawab lo!" Tunjuk Danu pada Bagas.

"Iya iya nanti gue beliin" biar bagaimanapun Bagas hanya bisa pasrah kalo soal Andin.

Andin tersenyum menang. Sebenarnya Bagas hanya meminum sedikit susu kotak miliknya, tapi kan lumayan kalo dapet traktiran susu kotak gratis. Lagi pula Andin tidak mempermasalahkan jika harus minum dengan satu sedotan yang sama dengan Bagas maupun Danu. Mereka sering minum satu botol bertiga saat selesai jam olahraga. Tidak masalah, asal salah satu dari mereka tidak memiliki riwayat penyakit menular apalagi mematikan.

Mata Andin terkunci pada pintu masuk kantin, ada Dara yang baru saja datang bersama Calla dan juga teman-temannya. Dara yang juga melihat Andin melemparkan senyumannya, tapi Andin malam membuang muka dan kembali fokus menikmati makanannya.

"Gue boleh gabung?"

Itu suara Dara. Apa katanya? Dia ingin bergabung dengan Andin dan kedua most wanted boy SMA Satelit? Apa dia tidak sadar jika dia melakukan hal yang akan mempermalukan dirinya sendiri. Senyum manis Dara perlihatkan,  percaya diri sekali gadis ini.

Orang yang pertama merespon kehadiran Dara adalah Danu, tapi Danu hanya melihat sekilas kemudian melanjutkan kembali permainan gamenya. Andin melirik gadis yang berdiri disamping Bagas, tidak ada respon apapun dari Bagas, karena sejak tadi Bagas hanya diam dan tetap menikmati makan siangnya.

"Lo tanya Andin, kalo dia izinin, lo boleh duduk disini. Gue sendiri menolak lo buat gabung disini" ucap Bagas dingin.

Semua pasang mata yang ada di kantin, menatap kearah meja mereka. Meja khusus yang Danu klaim miliknya, tidak boleh ada yang duduk disana kecuali kedua sahabatnya. Sudah dapat dipastikan bahwa Andin akan menjadi bulan-bulanan teman sekelasnya lagi, mungkin bukan hanya satu kelas, bisa saja satu sekolah semakin membencinya. Kejadian ini bukan terjadi sekali saja, dulu Calla juga pernah nekat melakukan itu. Makanya sampai sekarang dia sangat membenci Andin, mungkin Calla berfikir Andin sudah mempengaruhi kedua cowok itu. Persetanan dengan omongan mereka, Andin tidak pernah peduli hal itu.

"Gue rasa bukan cuma meja ini aja yang kosong," mata Andin menerawang seisi kantin. Memang benar bukan hanya meja Andin dan teman-temannya saja yang kosong, tapi ada beberapa meja lain yang mungkin akan menerima Dara dengan senang hati.

"Gue gak ngerti kenapa lo lebih milih nyamperin meja kita. Mungkin lo ada maksud?" Lanjut Andin to the point.

Dara tetap mempertahankan senyumnya. Sedikit malu sih, seorang Dara yang dulunya di Jerman adalah Idol sekolah, di tolak mentah-mentah oleh Andin yang tidak ada apa-apa dibandingkan dirinya. Dan Dara tetap pada pendiriannya, Dara harus bisa berteman dengan tiga orang ini.

AndiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang