~*selamat membaca*~
Gadis itu melangkah ragu di koridor sekolah barunya, perasaan gugup pun turut menyelimuti. banyak sekali pasang mata yang menatapnya. Entah apa arti dari tatapan itu, sang gadis hanya menunduk malu dan melanjutkan langkahnya menuju ruang kepala sekolah.
"Bagas tungguin!"
Teriakan itu membuat langkah sang gadis terhenti. Bukanlah nama dia yang dipanggil, melainkan nama cowok bertubuh tegap dengan wajah datar yang sedang berdiri tak jauh darinya. Tak lama seorang cewek datang menghampiri cowok itu.
"Apa ini?" Tanya si cewek ketika cowok itu memberikan kotak makan berwarna pink.
"Dari Mama."
"Wahhhh!! Cheese cake" binar mata cewek itu terlihat sangat bahagia. "Thanks."
Cowok itu mengulumkan senyumnya kemudian mengangguk.
Yang terakhir gadis itu lihat adalah kedua remaja itu berjalan beriringan layaknya sepasang kekasih.
'apa mungkin itu pacarnya?' ucap si gadis dalam hati.
Dia kembali melanjutkan langkahnya untuk mencari dimana ruangan kepala sekolah berada.
****
"Din, minjem earphone." Danu mencolek bahu Andin yang sedang menikmati cheese cake pemberian Tante Fifi, yang diberikan oleh Bagas di koridor tadi.
"Udah bel, bentar lagi juga bu Ochi dateng"
"Bu Ochi izin katanya" ujar Danu asal.
Andin memutar badannya menghadap kearah Danu, "kata siapa?" Tanyanya.
"Kata gue" ujar Danu dengan wajah tanpa dosa.
"Sinting!" Umpat Andin.
"Mana earphone, gue minjem. Pelit banget sih lo!"
"Ambil sendiri di tas" kesal Andin.
Danu mengambil tas Andin yang disandarkan di kursinya, mencari keberadaan earphone milik Andin. Semua barang yang ada di dalam tas Andin, Danu keluarkan. Tapi tidak terlihat keberadaan earphone yang Danu cari.
"Lo taro nya dimana?" Tanya Danu yang sibuk memasukkan kembali barang-barang milik Andin.
"Di dalam tas, Nu" jawab Andin masih dengan penuh kesabaran.
"Enggak ada."
"Cari pake mata, sih, Nu. Jangan ngoceh bae kaya burung beo."
Andin langsung merampas tas miliknya mencari barang yang Danu inginkan. Dan ternyata benar, Andin tidak menemukan earphone kesayangannya.
"Loh kok gak ada?"
"Ya mana gue tau, kan gue baru mau minjem" ujar Danu.
"Cari apa?" Tanya Bagas yang terganggu dengan kegiatan Andin.
"Earphone gue gak ada."
"Emang sebelumnya lo taro dimana?" Tanya Bagas berusaha menenangkan Andin yang kelewat panik.
Ini bukan soal earphone yang hilang dan Andin bisa membeli earphone baru. Tapi earphone ini adalah barang kesayangannya, kado ulangtahun Andin tahun lalu dari Papanya. Dan earphone itu satu-satunya kenangan yang bisa Andin gunakan ketika Andin sedang merindukan kehadiran sang Papa.
"Gue inget kok kemarin terakhir gue pake, pas gue mau ke-" Andin menggantungkan ucapannya, sepertinya ia mengingat dimana keberadaan earphone kesayangannya. "Astaga. Earphone gue ketinggalan di bus kemarin" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andini
Teen Fiction"Lo boleh pacaran, asal.... Tuh cowok lolos seleksi dari kita berdua." Apa yang kalian pikirkan ketika memiliki sahabat cowok-cowok ganteng di sekolah? Menyenangkan? Mengagumkan? Atau mungkin.... Menyebalkan? Tapi bagi Andin, punya sahabat Most Want...