32 ~ Kamu dan Hujan ~

624 53 80
                                    

Kamu dan hujan adalah kesatuan
Bagai musik dan lirik yang tak akan terpisahkan
Hari ini hujan turun lagi
Biarkan dia menumpahkan tangisnya
Kamu jangan...

~ author

Setelah beberapa hari beristirahat akhirnya kesehatan Bara pulih, dia pun kembali menemani Raina meski hanya dari balik pintu, melihat tampang adiknya yang sangat menyedihkan, menagis, kemudian meraung dan terakhir mengamuk pada siapa saja yang datang. Bara benar-benar kehilangan Raina.

Hari ini Bara, Rian dan Ginting kembali berkunjung ke rumah sakit tempat Raina di rawat, mereka melihat bagaimana Raina terdiam duduk di sudut ruangan tanpa alas dan ketakutan.

" Gue mau ngomong sama kalian " kata Niken yang kini berhasil mengalihakan pandangan mereka dari Raina

" Umm " kata Bara

Mereka kembali mengikuti Niken ke ruangan perawat. Dari raut wajah Niken terlihat banyak beban yang ia simpan.

" Gue tahu kalian sayang sama Raina, gue juga... Sebagai sahabat, gue ngga tega kalau harus bilang ini tapi sebagai perawat yang rawat Raina dan demi kebaikan Raina, dia ngga bisa disini lagi... Dia butuh perawatan lebih... Dia... "

" Gue tahu kemana arah perbincangan ini, gue paham " kata Bara memotong ucapan Niken

" Bar... Rumah sakit jiwa itu ngga seburuk yang Lo bayangin, Raina bisa sembuh Disana, Bar... Ini demi Raina... "

" Tapi dia ngga gila Ken... "

" Ummmm.... Keliatannya emang gitu, tapi menurut medis jiwa Raina terganggu Bar... Dia butuh bantuan, dan rumah sakit jiwa itu jawabannya "

" Bar... Maaf kalau gue ikut campur, tapi ngga ada salahnya kita coba " kata Ginting

" Ummm... Seperti yang Niken bilang, rumah sakit jiwa ngga seburuk itu " sambung Rian

" Oke kita coba... "

Dengan berat hati akhirnya Bara setuju untuk memindahkan Raina ke rumah sakit jiwa. Ada rasa tak rela dan rasa sakit saat melihat Raina dibawa oleh beberapa perawat untuk masuk kedalam mobil yang akan membawanya ke rumah sakit jiwa. Semoga ini keputusan yang baik untuk nantinya.

Bara mengikuti Riana dari belakang bersama Ginting dan Rian. Mereka melihat tempat yang akan ditinggali oleh Raina, banyak orang yang bisa dikatakan aneh Disana, mereka terus berjalan hingga kini sampai di depan sebuah ruangan dimana mereka melihat Raina yang meronta, perawat terpaksa mengikat kaki dan tangan milik Raina.

" Kenapa harus Raina ? " Tanya Bara yang kini menagis sambil terduduk di depan ruang Raina

" Gue juga ngga ngerti... Apa salah Raina ? " Tanya Ginting

" Raina pasti sembuh, gue yakin " kata Rian percaya diri tapi dia lebih dulu meninggalkan tempat itu.

Bara dan Ginting seolah hafal dengan kebiasaan Rian yang seperti itu, dia selalu tak tega melihat Raina hingga memilih untuk pergi menjauh. Mereka akan makin sulit untuk bertemu dengan Raina jika dia berada di sini, tapi sebisa mungkin mereka akan terus melihat perkembangan keadaan Raina saat ini. Meski banyak keraguan tapi mereka yakin Raina akan sembuh.

Salah || Fajar Alfian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang