21 ~ Pilihan ~

512 40 16
                                    

Berhenti bermain perasaan
Kamu tak akan mampu bahagiakan dua orang
Harus ada hati yang kau korbankan
Dan sudah jelas siapa yang kau pilih
Dan yang harus kamu tinggalkan

~ author

Pria itu mengantar Raina benar hingga sampai di rumahnya, di perjalanan pun pria itu tak mengatakan apapun, seolah memberi waktu pada Raina untuk memikirkan masalahnya, meski pria itu yakni Raina tak akan semudah itu melupakan.

" Makasih ya " kata Raina sambil melepas seat belt yang terpasang

" Ummmm... Rain Lo tahu ngga kalau pura-pura senyum itu bisa buat otak kita berfikir kita itu lagi bahagia dan secara ngga langsung perasaan kita jauh lebih baik " kata pria itu sebelum Raina turun

" Apa yang bisa buat gue bahagia bahkan untuk pura-pura senyum aja gue ngga ada alasan "

" Terkadang kita terlalu sibuk mengutuk diri kita sendiri dan banggain orang lain, tapi kita lupa untuk berkaca kalau bayangan dalam cermin itu juga pantas untuk kita banggakan "

" Apa yang bisa gue banggain ? "

" Lo kuat ! Dan gue tahu Lo lebih dari sekedar kuat. Siniin deh tangan Lo ! "

" Buat apa ? "

Pria itu meraih tangan Raina dan menggambarkan emoji senyum pada tangan Rain menggunakan bolpoin yang dia miliki.

" Ini kalau Lo lupa cara tersenyum, Lo tiruiun aja dia ! Jelek sih tapi setidaknya dia bahagia, ngga terlalu menyedihkan "

" Kenapa Lo baik sama gue ? "

" Karna Lo itu wanita, gue punya prinsip kalau wanita itu suatu hari nanti akan jadi seorang ibu, dan gue ngga mau nyakitin atau liat seorang calon ibu nangis "

" Yang jadi cewe Lo pasti bahagia banget ya ! "

Pria itu hanya tersenyum sambil menatap kearah rumah Raina.

" Ngga jadi turun ? " Tanya pria itu yang berhasil buat Raina terkekeh sekilas

" Oke gue turun, udah di usir sih. Sekali lagi makasih ya "

Pria itu hanya melambaikan tangan, dan setelah Rain turun tanpa mengatakan apapun pria itu pergi dengan mobilnya. Raina menatap gambar emoji yang pria itu gambar di tangannya, pria itu benar dia harus bahagia bagaimanapun caranya, mungkin hatinya masih sangat mencintai Fajar tapi dia tak akan pernah bisa bersatu dengan Fajar karna saat ini Fajar sudah jadi calon suami orang. Terimakasih Rian Ardianto sudah menyadarkan Raina jika kebahagiaannya tak melulu tentang Fajar.

Tapi bagaimanapun Raina berusaha, sebagian hidupnya sudah berhenti. Rumah yang ia tinggali mendadak menjadi sunyi, tak ada keceriaan lagi. Karna penghuni rumah itu kini sama-sama memikirkan masalah masing-masing tanpa berniat berbagi rasa sakit.

Raina dengan sifatnya yang memilih mengurung diri di kamar dan Bara yang selalu pulang malam dan langsung menuju kamar miliknya. Tak pernah terdengar tegur sapa lagi diantara mereka. Mereka seolah membiarkan luka itu makin parah dengan cara menyiksa diri mereka. Definisi rumah yang hangat kini benar-benar tak tergambar dari rumah Raina dan Bara. Rumah itu kini bagai rumah yang tak berpenghuni karna sanggat sepi.

Salah || Fajar Alfian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang