30 ~ Depress ~

630 46 8
                                    

Aku benci kamu !
Tidak aku tidak benci aku takut
Kamu itu siapa ? Kamu makhluk apa ?
Salah ku apa ? Dosa ku apa ?
Jangan mendekat aku takut !

~ Bara

Sudah nyaris satu bulan Raina tak mau keluar kamar, makanan yang dibawakan oleh bibi pun jarang dia makan. Kehadiran ku selalu ia tolak, tiap kali aku masuk kedalam kamar miliknya, Raina akan mengusir ku dengan berbagai cara entah itu berteriak atau kadang melempar ku dengan banyak barang yang ada di dekatnya. Raina seperti melihat monster saat aku datang. Aku nyaris menyerah dengan keadaan Raina sekarang.

Ku raih handphone milikku dan menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantuku. Lama terdengar nada sambung hingga akhirnya dia menjawab panggilan dariku.

" Halo... Gue mau minta bantuan Lo bisa ? " Tanya ku tanpa basa-basi

" Lo ngga salah minta bantuan gue ? Ada masalah apa ? "

" Gue ngga tahu antara Lo sama Raina ada apa, tapi yang gue tahu Lo jauh lebih paham tentang Raina daripada gue, Lo mungkin bukan Kaka Raina tapi gue tahu Lo sebenarnya Kaka yang sempurna buat Raina... Bantu gue Ting ! "

" Kenapa Raina ? "

" Udah hampir sebulan ini Raina ngga mau keluar kamar, dia liat gue kaya liat monster gue bingung "

" Gue kesana sekarang "

Cukup lama aku menunggu hingga pria itu datang kerumah, hingga akhirnya dia kini sudah berada di hadapanku. Dari yang ku lihat dia benar-benar khawatir pada Raina, aku menyerah pria ini mungkin Kaka yang sempurna untuk Raina jauh berbeda dengan ku.

" Raina ? " Tanya dia khawatir

" Di kamarnya "

Pria itu mengangguk dan kini mengikuti langkah ku menuju kamar milik Raina. Ku buka pintu kamar Raina, tak jauh berbeda dengan keadaan sebelumnya, Raina hanya duduk ditempat tidur menatap kosong kearah dinding yang ada di depannya, mata panda karna kurang tidur, kerjaan Raina tiap hari hanya menagis seolah tak ada kerjaan yang lain. Jika dijelaskan lebih jauh Raina dalam keadaan sanggat menyedihkan.

Kini ku isyaratkan pada Ginting untuk mendekati Raina, sedangkan aku memilih untuk melihat dari ambang pintu.

" Rain... " Ku dengar Ginting memanggil nama Raina pelan

" Pergi ! Jangan... Gue mohon jangan ! Pergi ! Gue mohon PERGI !!! " kata Raina sambil melempar beberapa barang yang ada di dekatnya mulai dari bantal hingga gelas

Bukanya pergi ku lihat Ginting makin mendekati Raina. Kini dengan cepat Raina meraih pisau yang ada di mangkuk buah dan ia arahkam pada Ginting.

" Ting udah ! Bahaya mending Lo pergi ! " Kata ku memperingatkan

" PERGI !!! JANGAN MENDEKAT ! PERGI ! PERGI ! PERGIII !!! " kata Raina masih mengarahkan pisaunya pada Ginting

" Lo mau bunuh gue ? Kalau itu yang Lo mau lakuin ! " Kata Ginting sambil menuntun tangan Raina ke dada milik Ginting

" Ting ! " Kata ku lagi

Kini Raina makin terisak dia menjatuhkan pisau miliknya dan mendorong tubuh Ginting.

" Pergi ! Gue mohon pergi ! Jangan lakuin ini ke gue ! Pergi ! PERGI !!! "

Salah || Fajar Alfian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang