ANATHAN || END

❇10❇ ALPA (Revisi)

~Anathan~
.
.
.

Mengapa kau begitu muna pada dirimu,
dia pergi kau mencari,
dia ada kau jauhi.
Jadi kau ingin aku bagaimana? Tetap bertahan atau berhenti.

***

Sinar itu terus merangkak, untuk dapat masuk melalui celah yang terdapat diruangan itu. Seakan mencoba membangunkan gadis yang  masih terlelap. Seakan mentari ingin memberi tahu, bahwa ia sudah berubah menjadi raja yang mengawali siang.

Sang bayu turun tangan untuk mulai beralun membelai pipinya. Mengelitiki puncak kepalanya, terakhir menyapu mata indahnya dan akhirnya ia membuka mata mulai terbangun.

"Egghh..." enrangannya sambil membuka matanya perlahan. Mendudukan diri dengan rasa pening yang masih menjalar, juga rasa sakit yang masih hinggap.

"Kok udah siang sih? Terus kenapa Ana disini? Perasaan semalam digudang. Terus kok udah pake piyama? Kan tadi malam masih pake seragam. Ini pasti kerjaan si Mbok sama Dirga"

Fika bergerak meraba nakas untuk mencari ponsel, namun dia juga menemukan obat demam, sarapan juga note yang bertuliskan.

Udah bangun ya, jangan sekolah dulu. Pintu juga dikunci dari luar, jangan lupa sarapan sama obatnya di minum. Geet well soon my sister.

From someone :)

Sekarang Fika tahu, bukan Dirga tapi Zaki.

"Akhirnya, tapi Fika takut ini bakal berakhir dan hadir cuma sesaat"

Lima belas menit Fika habiskan di kamar mandi, ia lantas mengambil ponsel dan sarapannya ke balkon kamarnya.

Ia mengaktifkan ponselnya yang sudah di charger tadi. Terdapat banyak pesan menghinggap di layar ponselnya, tapi Fika hanya membalas pesan dari Silva.

Silvacerewet😋
Na kemana guru nanyain loh?

FikanaDarren😇
Bilang aja alpa ya Va, aku lagi sakit tapi suratnya gak ada

Silvacerewet😋
Siap

Setelah itu, ia kembali masuk dan meninggalkan ponsel serta sarapan nya di balkon. Lalu pergi untuk menulis note di meja belajarnya.

Tolong, biarkan ini abadi.
Jangan biarkan hanya sesaat,
jangan lagi permainkan
hatí yang sudah menjadi sampah ini.