~Anathan~
.
.
.Aku hanya pergi, karena orang berfikir dengan itu
apa yang telah hilang bisa kembali.
Tapi apa hubungannya dengan ada atau tak adanya aku?***
Kelabu angkasa malam ini menjadi saksi betapa kelabunya dia saat ini. Sepinya angkasa menjadi refleksi kesepiannya malam ini. Tak ada warna hanya ada kelabu, tak ada tawa hanya ada bisu. Malam ini seorang Fika memperlihatkan sisi lemahnya pada angkasa yang bisu. Seorang Ana memperlihatkan tangisnya pada kelabu. Seorang Fina memperlihatkan kekecewaannya pada sang bayu.
Tetes demi tetes terus mengalir mengiringi setiap helaan nafasnya malam ini. Ia hanya bisa menangis, menghadapkan diri pada balkon kamarnya sambil memeluk lututnya dan menangkupkan kepalanya. Berusaha menyembunyikan, namun sudah terlihat jelas untuk apa lagi disembunyikan.
Dirinya masih terdiam sambil bergumam kata pergi yang terlontar dari mulut cinta pertamanya. Dari mulut orang terkasihnya, dari mulut ayahnya. Dimana ia, adalah orang yang berarti dalam hidupnya. Baru saja menginginkan dirinya menyuruhnya pergi.
Ia tak bisa menahannya lagi, rasa sakitnya kembali datang. Bergegas ia menuju laci menelaah setiap isinya dengan buru-buru. Akhirnya ia melihat benda kecil kesayangannya, obat pemenangnya. Ia lalu mengambilnya dan mendekatkan cuter itu pada pergelangan tangannya.
Benda itu mulai bekerja, meredakan rasa sakitnya. Tapi baru saja satu sanyatan seseorang datang.
BBRRAAKK!!
Orang itu bertemu tatap dengan Fika, tatapannya beradu mengisyaratkan sesuatu. Langkah tegasnya mendekati Fika dan membuang benda kecil kesayangannya.
"Jangan!.. Apa yang kamu lakukan!.. Dia obatku, penenang ku. Jangan biarkan dia pergi juga" sentak Fika dengan lirih di akhir katanya.
Seseorang itu mendekat dan tanpa kata mulai membekap Fika dalam pelukannya. Rasanya hangat, itu yang Fika rasakan dan yang pasti nyaman.
"Jangan lagi Ka, abang disini. Fika gak sendiri, jangan lagi. Abang gak mau teman kamu menambah sakit nya, bagi aja sama abang, bagi rasa sakitnya sama abang Fika. Biar abang juga bisa rasa, hey.. Fika dengarkan sekarang. Fika gak sendiri, ada abang ok? Jangan main sama teman mu yang satu itu, abang gak suka. Ini obatnya, abang disini. Apa sakit?" runtutan kata penenang terus Zaki ucapkan sambil terus membelai rambut Fika lembut.
Zaki baru saja pulang dan langsung menuju kamar Fika setelah mendengar dari sim Mbok ada kegaduhan di rumah. Niatnya ia akan memberitahu Fika tentang kasusnya, tapi bukan saat yang tepat. Saat melihat keadaan Fika sekarang.
"Kenapa?" lirih Fika menahan sakitnya, isakkan juga pilu yang menghinggapinya.
"Aku harus kemana ? Tempatku kembali ada disini bang, dan sekarang mereka meminta aku pergi. Aku bisa pergi, tapi ini rumahku. Ini juga keluargaku, aku harus pulang kemana ? Kembali kesini... atau ikut sama kak Kiza" lanjut Fika dengan tubuh yang bergetar dalam rengkuhan Zaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANATHAN || END
Roman d'amourCover by @Riryain Squelnya segera publish dengan judul yang sama, mampir ya :') *** "Kalo Salma punya Nathan maka Ana juga punya, Denathan" "Hakikatnya lo tu dikejar bukan mengejar, ngarti kagak sih?" "Gak tuh, karena Ana itu tipe yang memperjuangk...