❇24❇ SAKIT 2 (Revisi)

237 9 0
                                    

~Anathan~
.
.
.

Benar kata orang.
Kebencian dan cinta hanya terpisah oleh segaris benang
tipis, yang bisa putus
kapan saja
tanpa kita sadari.
Begitu juga aku, tak pernah
sadar rasa itu terus
merubahku untuk lebih mengenal
apa itu cinta.

***

BBRRAAKK !

"ANA?!" Bagas datang tanpa permisi, seperti udara yang datang tanpa tahu angin berhembus.

Mata Bagas terbulat sempurna, melihat gadis yang ia cintai, larat gadis yang baru saja ia cintai sudah terluka disana.

Dengan baju yang lusuh, sudut bibir berdarah tangan dan kaki yang tergores juga, bekas cambukan di baju putihnya. Membuat amarah Bagas sampai ke ubun ubun.

"Apa yang udah lo lakuin?" tanya Bagas dengan aura dingin yang mencekam. Frans disana hanya tertawa menyimpan kembali pistol yang sudah ia keluarkan.

"Hmm, apa ya? oh saya, saya baru saja membuat maha karya. Bukan begitu semua?" ujar Frans semakin memancing emosi Bagas disana.

"BRENGS*K!" tanpa menunggu, Bagas meluapkan amarahnya itu pada Frans. Berlari lalu menghajarnya, jangan salah tangan kosong Bagas itu terlatih. Jadi pasti sakit bila terkena pukulan nya.

Fika yang melihat justru khawatir, memang disini hanya ada mereka bertujuh. Tapi tetap saja rasanya seperti tidak tenang.

Dengan tertatih dirinya mendekat pada pisau didekat Zaki dan Prince, sementara Bagas masih menyibukkan Frans disana.

Fika segera membuka ikatannya walau sedikit kesulitan karena tangannya yang tiba tiba melemas.

"Ka, buka aja tangan abang. Nanti biar abang yang terusin" titah Zaki. Namun memang dasarnya Fika keras kepala ia tidak menurut dengan mudah.

Kembali pada pertarungan Bagas dan Frans, keduanya seimbang. Walau Frans jauh lebih berpengalaman serangannya pun tak bisa dianggap remeh oleh bagas.

Terbukti lebam biru dan darah di sudut bibir keduanya yang menghiasi wajah mereka. Keduanya benar benar tak mau kalah, atau mengalah.

"Ini karena lo udah lukain orang yang gue sayang!" lalu Bagas kembali memberi pukulan bertubi pada Frans.

BBRRAAKK !!

Bagas tersungkur setelah pukulan Frans tepat mengenai kepalanya, dan dirinya terdorong pada tumpukan kayu tua di sudut ruangan.

Melihat itu Fika semakin gencar mengerahkan tenaga yang tersisa, untuk membuka ikatan ketiga pria itu.

"Apa kamu bilang? Lukai. Harusnya saya yang bicara itu, ini buat kamu yang sudah menghalangi rencana saya untuk balas dendam. Lalu untuk mbela anak dari pendosa seperti dia!" sentak Frans seranya mendekat pada Bagas.

Bukan untuk menghajar bagas melainkan untuk memperlihatkan bagaimana dirinya mengambil pistol itu, lalu mengarahkannya pada arah belakangnya.

DDOORR !!

"ANA/FIKA!!" teriak Bagas, Zaki dan Prince bersamaan. Saat mereka lihat timah panas itu telah melukai Fika yang menjadi tameng bagi Zaki.

"BANGS*T! MATI LO!" melihat itu Zaki yang sudah terlepas sempurna segera menghajar Frans dengan brutal. Setelah sebelumnya melepas ikatan kemal yang kini tengah berusaha membebaskan yang lainnya.

ANATHAN  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang