❇13❇ KENCAN (Revisi)

109 24 2
                                    

~Anathan~
.
.
.

Bertemu untuk terpisah, ada untuk tiada, bahagia untuk duka.
Mengapa demikian?
Karena hubungan mereka pasti
dan itu semua nyata
untuk dapat dilewati semua
yang memiliki hubungan.

***

"Turun" ucap Bagas dingin, dan setelah si penumpang turun diikuti Bagas yang membuka helm.

"Biasa aja kali Nathan, Ana kan udah bilang jangan dingin-dingin. Kalau ada Rava sama ibu negara gimana?" balas Fika. Kemudian beranjak masuk, setelah nyakin tidak akan mendapat sahutan dari Bagas selain deheman. Mereka berdua berjalan berurutan, bukan bersampingan sungguh miris.

Tak lama setelah memasuki kawasan mall, mereka melihat Rava dan seorang cewek. Fika yang peka memelankan sedikit lajunya sehingga sekarang ia berdampingan dengan Bagas dan menyelapkan jari jarinya pada jari jari yang lebih besar. Bagas,  menanggapi itu dengan jantung yang berpacu cepat dari biasanya.

"Hai udah sampai, kemana dulu baru nongol sekarang?" tanya seseorang disamping Rava.

"Tadi dijalan macet kan jadi lama. Coba kalau Ana punya sihir, udah Ana ilangin semua sekalian sama lampu merahnya. Oh iya ini Nathan, pacar Ana" jawab Fika kemudian menyenggol Bagas, sontak yang sendiri tadi melamun tersadar dan mengulurkan tangannya.

"Denathan Bagas Nugraha Aditama, Bagas" ucapnya, karena ia hapal betul tentang isi perjanjian juga resiko nya.

"Diva Arfia Rachel Smith. Diva pacarnya Rava" balas Diva membalas jabat tangan itu.

Jujur keduanya rasa asing walau kenal lama. Seakan akan baru sekarang bertemu, sungguh canggung rasanya. Tapi itu semua tidak membuat tujuan Bagas terpadam, Bagas harus tahu alasannya.

"Ya udah. Makan dulu yuk, Ana lapar nih" ucap Fika riang tanpa melepas rautan jarinya dengan nathan.

Mereka berempat pun berjalan menuju resto dalam mall tersebut dan duduk di kursi dekat jendela. Dengan pemandangan kota jakarta yang mulai redup diiringi dengan cahaya lampu dari berbagai sumber.

"Maaf mbak, mas pesan apa?"

"Em, special spageti satu. Sama milksake coklatnya satu" ucap Fika terlebih dahulu.

"Masnya?"

"Steak dan capucino panasnya mbak" ucap Rava singkat.

"Ada lagi?" pertanyaan pelayan sontak membuat Bagas dan Diva tersadar dari aksi mengenang masa lalu.

"Balado seafood!" pekik mereka berdua yang membuat Fika dan Rava tersentak, bagaimana selera mereka bisa sama.

"Minumnya?"

"Milktea!" pekikkan gugup mereka membuat semuanya terheran.

"Baik tolong tunggu, sebentar lagi pesanan datang" ucap pelayan kemudian pergi. Kepergian itu membuat semua yang ada di meja terdiam sampai akhirnya Fika memecahkan semuanya.

ANATHAN  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang