❇11❇ BAHAGIA (Revisi)

108 19 0
                                    

~Anathan~
.

.
.

Pada bahagia,
tolong katakan bahwa kamu itu nyata adanya. Bukan sebuah kiasan semata yang tak bisa di rasa.
Beritahu mereka bahwa kau bukan fana semata, karena jujur aku lelah mengatakan aku bahagia, padahal
bahagiaku saja sudah tak bisa ku rasa.

***

"Heh, lo mau belanja apa ngerampok? Kok semua lo embat?" pertayaan ke sekian yang sudah terlintas dari Silva untuk Scali.

"Apa urusannya? Yang punya aja diam. Lagian uang- uang gue kok lo yang sewot?"

"Heh kalian mau pada quality time apa cuma mau tanya jawab hal yang sudah Ana dengar berulang kali? Gak capek apa? Malau kalian mau tahu, Ana sampai hafal tahu gak dialognya" kini Fika benar-benar sudah tak tahan lagi.

"Ya quality time lah, masa gitu aja nanya Na. Lagian nih ya, kita baru ngulang dialog itu lima kali deh?" tanya Silva membenarkan maksud dari kata berulang kali yang Fika baru saja ucapkan.

"Yaudah sih Na, ini gue juga udah. Mau kemana lagi kita?" tanya Scali setelah keluar dari toko sepatu, dengan membawa banyak bawaan di lengan kanan dan kiri.

"Ke toko buku, ada buku yang baru liris di wattpad. Tapi Ana baru baca setengah, kan jadi penasaran"

"Yaudah yuk! Sudah ini, kita ngisi perut gratis di cafenya Ana" balas Scali sambil melangkah mendahului kedua temannya. Sehingga tak mendengar kedua temannya menggerutu dibelakang.

"Dasar maunya gratisan!" ucap keduanya bersamaan dan mulai melangkah dan mensejajarkan langkah mereka.

Sampailah mereka pada sebuah toko buku yang bernuansa coklat itu. Ketiganya berpisah di pintu masuk, melihat lihat buku yang akan dibeli masing masing-masing.

Sedangkan Fika kembali melangkah lebih dalam untuk mencari buku yang baru liris itu. Setiap rak ia cermati dengan baik dan setelah melewati beberapa rak, akhirnya ketemu. Namun ia hanya bisa memandangnya, karena terlalu tinggi untuk mengambilnya.

Tapi kalian tak boleh lupa, bahwa seorang Fika itu pantang menyerah. Ia lantas meloncat loncat kecil, agar bisa mendapat buku itu. Tanpa disadari, ada seseorang yang memerhatikan gerak geriknya lantas terkekeh kecil kemudian ia mendekat.

Fika yang masih berusaha disana, dikejutkan oleh seseorang yang tiba tiba mengambil buku yang ingin ia dapatkan dengan begitu mudahnya.

"Maaf ya mbak/mas. Itu buku udah saya ..." ucapnya berhenti tak kala ia sukses berbalik badan dan melihat siapa pelakunya.

"RAVA!" seseorang itu adalah Rava. Lucas Ravinco Valqi, salah seorang sahabat Fika waktu masih SMP dulu.

"Hmm" ingatkan Fika bahwa seseorang yang didepannya ini kembaran es kutub.

ANATHAN  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang