❇12❇ PERMINTAAN (Revisi)

115 21 0
                                    

~Anathan~
.
.
.

Apa kamu bahagia dengan cinta palsu yang kau minta ?
Walau itu hanya sebuah ekspetasi.
Bila iya kau bahagia,
apakah kau bisa meninggalkan
mimpi dan kembali pada kenyataan?
Yang mana sekarang butuh diselesaikan, bukan butuh
sebuah pelarian.

***

Sunyi itu seakan akan terus menyertai, bersama dengan kelabu dalam pekat matanya tidak hanya itu. Bayu juga menemani, dan lihat angkasa juga kelabu, ia sekarang ditemani pula. Tapi sayang, itu sudah berlalu meninggalkan pemuda yang sudah terjaga bersama warna baru sang angkasa.

Ia melihat keadaan sekitar masih sama. Ya sama, semuanya berlalu begitu cepat. Dirinya sekarang sedang terduduk disamping bangkar di salah satu ruang rumah sakit. Dia Bagas, ya siapa lagi yang bisa menyuruhnya bila bukan Zaki. Benar seorang Zaki, Bagas mengingat kembali kejadian semalam setelah mendapat tiga pukulan dari Zaki.

"Walaupun lo udah bawa adek gue kesini, lo tetep harus jagain dia. Karena gue ada urusan dan itu sebagai rasa tanggung jawab lo. Ingat, apapun yang dia akan lakukan nantinya tolong diterima'

Sungguh ini pagi yang menyebalkan baginya. Setelah ia memberi tahu orang rumah dengan alasan menginap, ia harus terlantar disini. Bila ini yang terjadi lebih, baik tak usah ikut balapan. Toh ia juga tak mungkin memberi tahu keluarganya bahwa ia telah menyerempet seorang gadis.

Helaan nafas panjang dan berat dari Bagas terus ia lakukan. Sampai seseorang di atas bangkar itu membuka mata perlahan dan itu membuat senyuman Bagas mengembang namun tak lama.

"Kenapa?" tanya Bagas to the point, melihat Fika sudah sepenuhnya terjaga.

"Cuma pusing, eh kok Nathan gak pulang? Bukan semalam udah disuruh, kan Ana gak mau Nathan repot. Urusan bang Zaki biar Ana yang bilang" cerocosnya saat ia mulai duduk dibantu Bagas yang sendiri tadi mencoba untuk menutup kedua telinga. Karena cerocos Fika yang langsung tersampai pada gendang telinga.

"Hmm" jawab Bagas dengan deheman, kemudian pergi tanpa sepatah kata lagi dan lihat fika mulai menggerutu.

"Ya gak gitu juga kali, tahu ah gelap, kesel, nyebelin" gerutunya sambil memainkan bibirnya kusut. Setidaknya yang fika harapkan kata maaf atau apa selain deheman sebelum pergi.

Tapi tak lama setelah itu, Bagas kembali membawa nampan berisikan bubur dan segelas air juga obat. Itu sukses membuat Fika bingung sendiri.

"Kok balik lagi? Kan tadi keluar. Ih Nathan lihat Ana jadi salah paham lagi" gerutu Fika yang masih setia memanjunkan bibirnya, yang menambah keimutannya.

ANATHAN  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang