Eunha dan Jihoon sudah baikan, hanya Tuhan yang mengerti bagaimana caranya.
Dan hanya tersisa Yooa yang masih memikirkan foto yang dikirim kepada nya semalam.
Sudah dua hari lelaki pemilik rumah itu tidak menampakkan batang hidung nya dirumah.
Sekarang giliran Jihoon yang sibuk mencari keberadaan pria itu.
Sore itu akhirnya Wonwoo memperlihatkan wujud nya.
Niat nya hanya untuk mengambil pakaian kemudian pergi lagi entah kemana.
Kemana pun tempat yang ingin menampung nya.
Namun melihat Yooa yang keluar dari kamar Eunha berhasil mengalihkan perhatian lelaki itu.
Keduanya saling menatap dengan isi kepala yang berbeda masing-masing nya.
"Jalan woi, makan," kata Jihoon yang baru keluar dari kamar nya dan membubarkan lamunan keduanya kemudian berjalan menuju ke dapur.
Yooa mengalihkan pandangan nya, entah harus berkata apa, tapi rasanya aneh.
"Makan yuk," kemudian lelaki itu hanya mengangguk.
"Banyak banget?" kata Wonwoo terkejut dengan berbagai masakan yang ada.
"Ya kan? Udah dibilang kebanyakan juga," balas Jihoon tapi tetap dimakan dengan lahap.
"Ayuk kak makan," seru Eunha ketika melihat Yooa yang berdiri termenung.
"Kan kemaren-kemaren ngak makan dirumah, takut sayur nya bakal jadi jelek jadi dimasak aja dulu," cengir nya.
Rasanya semakin aneh saat Jihoon dan Eunha yang bermesra-mesraan.
Sedangkan Yooa dan Wonwoo yang duduk berhadapan hanya akan diam hingga entah kapan.
"Makasih ya," ujar Yooa setelah selesai makan kemudian langsung pergi ke kamar nya.
Setelah pintu kamar tertutup, Wonwoo juga menghentikan makan nya dan hendak berdiri.
"Ga usah pergi lu, tidur disini aja ngapa sih. Sok melipir ke rumah kak Seulgi. Bego banget,"
Wonwoo membulatkan matanya, "Lu tau darimana?"
"Bisa kemana lagi emang lu? Emang berani pulang ke rumah nyokap?"
Wonwoo menggeleng kepala nya pelan.
"Makanya tidur sini aja, udah dibeliin rumah juga. Ngapain sih tidur di tempat orang," oceh Jihoon.
"Yoo- sebenernya kak Yooa itu kakak-an tau, dia kelahiran tahun 95," lapor nya.
Eunha mengangkat kepalanya, menatap lelaki itu sebentar kemudian melanjutkan makanan nya.
"Lah terus ngapain lu sampe minggat, pabo?"
"Emang kalian ngak merasa dibohongin gitu?"
Eunha menggeleng, masih melanjutkan makanan nya.
"Masalah orang ngapain di ungkit-ungkit sih ah, kayak bukan Jononu deh lu,"
Wonwoo jadi mikirkan kalimat Jihoon, apa memang biasa nya lelaki itu tidak menghiraukan masalah orang?
Malam itu, Yooa kira ia sudah bisa tidur dengan nyenyak karna Wonwoo yang tidak jadi pergi lagi.
Tapi setelah mendengar suara-suara kacang beruntung dari kamar sebelah, ia malah semakin tidak bisa tidur.
Gadis itu duduk di tempat tidur nya dan membalikkan badan nya, mungkin karna lempengan pengedap suaranya sudah berlepasan makanya ia bisa mendengar-
"Ahhh, kak, disitu- iya- ahhhhhhhh"
Rasanya Yooa ingin sekali membuang kedua manusia itu keluar, tapi mau bagaimana lagi, namanya pasangan yang baru baikan.
Akhirnya demi keselamatan jiwa dan raga, gadis itu memberanikan diri mengetuk pintu Wonwoo.
Setelah dibukakan, "Gua tidur disini ya," ujarnya tidak tahu malu.
Hanya dengan sweater kebesaran yang bahkan menenggelamkan celana pendek nya, Wonwoo melihat gadis itu semakin heran ketika ia menunjukkan speaker yang dibawa.
"Kenapa musti di-"
Terdengarlah suara keenakan itu lagi dari kamar Eunha yang membuat Wonwoo mengerti.
"Lu kan juga udah pernah tidur sama cewe, gue masih pakek baju kok," ujar gadis itu santai kemudian menidurkan badan nya di kasur besar Wonwoo.
"Heh sembarangan. Apaan tidur sama cewe, sok tau lu,"
"Udah ngak usah bohong, tau kok gue," katanya kemudian merogoh ponsel nya untuk menyetel lagu melalui speaker.
"Ngak, suer. Gue ngak pernah,"
Yooa menatap nya malas, kemudian menunjukkan foto yang kemarin dikirimkan kepadanya.
"Terus ini apa?"
"ITU APA ANJIR??" pekik Wonwoo kemudian merampas ponsel Yooa.
"Ya mana gue tau, orang dikirim ke gue, ada muka lo. Kan harusnya gue yang nanya,"
"Ini kakak gue sumpah! Anjir Jeon Seulgi iseng nya ngak pakek otak!" teriak nya lagi mengalahkan kerasnya suara speaker.
"Sumpah ini kakak gue," Wonwoo mengeluarkan ponsel nya dan memperlihatkan sebuah foto juga, "Nih, kakak gue deh ini sumpah,"
Yooa yang setengah mengantuk hanya melihatnya sekilas.
"Iya deh percaya itu kakak lu. Tapi kan tetep enak tidur sama yang empuk-empuk gitu,"
"Kak," panggil Wonwoo.
"Jijik ah, apaan sih kak kak gitu,"
"Lu kelahiran tahun 95 kan? Kok ngak bilang sih?"
Seakan kantuk nya hilang begitu saja, gadis itu membuka matanya, "Tau dari mana lu?"
TBC
Bosenin ngak? Hehe
-Keipaplova21
12th July 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Home [JWW]
RomanceBukan kamar ku, atau kamar mu. Kau lah yang menjadi alasan ku untuk selalu ingin pulang ke rumah. Kembali merasakan kenyamanan nya saat sudah lelah menjalani hari. 'Cause you are my home.