"Jadi," kekeh Yooa yang melihat betapa seriusnya wajah Wonwoo sekarang.
"Lu penasaran banget apa ya?" Kemudian lelaki itu mengangguk keras.
"Jadi sebenernya itu kematian mendadak, kecelakaan mobil, katanya sih ada yang ngak seneng sama perusahaan bokap gue karna ditolak kerjasama nya,"
Ternyata mengenai bisnis.
"Ngak tau lah gimana juga urusan nya, pokoknya soal bisnis dan pembunuhan berencana. Beruntung nya sih pelaku nya ketangkep, sejak itu abang gue jadi protektif banget lah,"
Wonwoo mengerti akan hal itu, toh Yooa menjadi satu-satunya keluarga yang bang Jinwon punya setelah kematian orang tua nya. Makanya Jinwon rela menyewa intel yang katanya sangat mahal itu.
"Habis tu kita pindah ke Jepang, gua SMA nya disana,"
Lelaki itu mendengar dengan seksama setiap cerita Yooa mengenai perusahaan ayahnya yang sengaja dihancurkan.
Kemudian karyawan dipindahkan ke perusahaan Jinwon yang memang sedang berkembang saat itu. Lelaki itu lebih memilih mengendalikan perusahaan dari Jepang dengan kolega nya yang lain.
Yooa memutuskan untuk tinggal di Korea setelah terus-terusan teringat akan orang tua nya.
Selama setahun penundaan kemasukannya ke Perguruan Tinggi juga ia berusaha memulihkan batin nya yang tidak kunjung bisa melepas kepergian orang tua nya.
"Makanya sekarang gue ngerti, disaat gue down banget kemarin itu, ada abang gue yang ngehibur. Mungkin waktu abang gue down dan gue ngak tau, cewe itu yang ngehibur,"
Sebuah alasan Yooa tidak akan pernah menentang apapun yang dilakukan oleh kakak nya adalah itu. Bahwa Yooa sendiri tidak pernah paham betul bagaimana perasaan seorang Yoo Jinwon jauh didalam hati nya.
Wonwoo kemudian memeluk gadis itu dan menempelkan wajah nya di bahu Yooa.
"Kenapa sih lu," kekeh Yooa.
"Sedih," ujar lelaki itu masih betah menghirup aroma Yooa lama.
"Ada satu lagi sih sbenernya,"
Wonwoo mengangguk, memberikan tanda agar ia melanjutkan kalimatnya.
"Sebenarnya juga kalo lu ngak nembak, gue bakal pindah habis setahun,"
Wonwoo langsung melepaskan pelukan itu dan menatap Yooa memelas, "Kalian kakak adek hobi nya ninggalin terus ya?"
"Tapi kan ngak jadi,"
"Kenapa ngak jadi?" Wonwoo masih memberikan ekspresi sedih nya, terkejut mendengar hal itu dari Yooa.
Kalau saja kemarin ia tidak melaksanakan gerakan nya sesuai dengan apa yang disarankan sang ibu, mungkin saja banyak hal berbeda akan terjadi.
"Awalnya gue merasa mungkin ada beberapa kali kalian ngerasa ikutin sama orang gitu," jelasnya.
"Gue ngak deh kayaknya,"
"Intel buat lu mah yang udah profesional makanya ngak kerasa. Kemarin ada satu yang ngikutin Eunha pulang, dia cerita sama gue,"
"Sumpah? Parno ngak anak nya?"
"Dia malah mau mukul katanya, yang parno malah gue,"
Wonwoo tertawa, "Kenapa jadi elu?"
"Takut aja kehidupan pribadi kalian pada terganggu. Padahal kan mungkin abang gue mau tau aja itu siapa, terus apa emang lagi ada bahaya dideket kalian makanya si intel makin ketahuan keberadaan nya,"
Lelaki itu diam, merasa tidak pernah mendengar hal seperti itu dihidup nya sebelum nya.
"Tapi lama-lama gue ngerasa kayak punya rumah baru dan nyaman banget sama kalian, Terutama sama lu," gadis itu menghentikan ucapan nya sebentar.
"Gue selalu ngerasa lagi ngomong sama bokap, karna cara ngomong nya dia persis lu, ngelarang gitu tapi ngomong nya masi perhatian, lembut banget,"
Wonwoo kembali memeluk gadis itu saat merasa Yooa sudah menabung tetesan air mata di pelupuk matanya.
"Makanya gue ngerasa, ah, gue udah punya keluarga baru sekarang. Terus intel buat gue dilepas, dan mungkin abang gue udah bisa fokus sama kehidupan pribadi nya sekarang,"
Karna selama ini, tidak ada yang lebih mengkhawatirkan Jinwon dibanding Yooa. Dengan Wonwoo disamping nya, dan dukungan dari sang kekasih, akhirnya Jinwon percaya kalau Yooa sudah bisa mengurus dirinya sendiri.
Kedua insan yang masih duduk dibalkon itu diselimuti dengan keheningan.
"Hayo, pasangan baru ngapain mojok terus!" pekik Eunha yang berada diambang pintu kamar Wonwoo.
Keduanya berbalik menemukan Eunha dan Jihoon yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Mau makan kue ngak?"
"Lu berdua bikin?" tanya Wonwoo.
"Iya dong kak, produktif nih, ngak kayak sono yang mojok terus," ejek gadis itu kemudian pergi untuk mengecek oven.
"Halah, ntar malam juga berbuat lu berdua kan," balas Yooa yang kemudian beranjak hendak ke dapur menghampiri si gadis mungil.
"Baru juga mau mintol. Yoo, malem ini tidur tempat Wonwoo aja ya,"
Gadis itu ingin memberikan tatapan tajam, namun semua itu kemudian dialihkan ke kekasihnya saat Wonwoo berkata-
"Ji, lu punya pengaman kan? Bagi gue juga lah, biar barengan aja malem ini,"
"Ambil noh, banyak stok gue,"
"Ga ada akhlaknya emang lu berdua."
TBC
-Keipaplova21
29th July 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Home [JWW]
RomanceBukan kamar ku, atau kamar mu. Kau lah yang menjadi alasan ku untuk selalu ingin pulang ke rumah. Kembali merasakan kenyamanan nya saat sudah lelah menjalani hari. 'Cause you are my home.