Bagian 3

252 17 0
                                    

Veronica terlalu larut dalam khayalan nya akan mendapatkan rumah yang hangat hingga akhirnya ia tertidur pulas.

Malamnya, veronica terbangun dari tidurnya. Ia langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Setelah itu veronica berjalan menuju dapur. Veronica terpaku saat tidak melihat adanya sesuatu yang dimakan disana. Bahkan kulkas pun kosong.

Veronica mengelus perutnya yang terasa lapar, dan kemudian gadis itu berjalan keluar rumah. Ia akan membeli beberapa roti dan camilan untuk dimakan nanti. Sekalian untuk menemaninya menonton drama Korea kesukaanya.

Jam menunjukkan pukul 20.00,namun keadaan jalanan sudah cukup sepi sekarang.

BUGH.

BUGH.

BUGH.

Veronica berhenti saat mendengar suara aneh yang berasal dari belakang gang rumahnya. Veronica penasaran untuk melihat, tapi ia takut. Hingga akhirnya Veronica hanya mengintip sambil bersembunyi.

PRAKK.

Veronica membeku ditempat saat sebungkus telur terlempar dan pecah tepat diatas kepalanya. Cairan kuning itu turun ke wajah dan bajunya. Veronica terdiam. Menatap gerombolan laki-laki yang tengah berkelahi satu sama lain. Pukulan dan tinju mereka merupakan senjata mereka dalam mengalahkan lawan.

Mata veronica sedikit melotot saat melihat sosok yang sangat familiar tengah menatap ke arahnya. Veronica langsung pergi dari sana sebelum ia terseret kedalam perkelahian antara geng itu. Terlebih lagi ia sangat malu dengan keadaanya saat ini.

Sementara disisi lain arka berdecak kesal saat melihat Veronica yang tiba-tiba ada disana dan terkena lemparan nya. Kepala gadis itu penuh dengan telur sekarang.

"Selesaikan. Gua ada urusan sebentar." Ucap Arka lalu pergi mengejar Veronica yang entah kemana.

Dan tidak jauh dari minimarket, ia melihat Veronica tengah membasuh rambutnya di keran yang ada disana. Arka berjalan mendekat.

"Dih bau! Menyebalkan! Kenapa gue kena sial mulu sih! Hari apa sih ini?!" Ucap Veronica

"Hari senin"  Jawab Arka.

Veronica yang mendengar itu menoleh dan terkejut dalam posisi rambut dibawa kedepan semua.

"Lo! Ngapain lo disini?!!! Tanya Veronica dengan kesal.

" Seharusnya gue yang nanya gitu. Kenapa lo berani mengintip orang yang sedang kelahi hah? Lo mau mati?"

"Y-ya gue ga sengaja! Mana gue tau kalian lagi adu jotos."

"Mana bau lagi! Siapa sih yang ngelempar ini?! Gabisa liat apa! " Ucap nya lagi

"Maaf. Gue yang lempar. Gue gatau lo disana, gue pikir lo musuh jadi gue lempar aja. "

Mata Veronica melotot mendengar itu.

"Lo punya mata gak si? Apa lo selalu melakukan sesuatu tanpa melihat dengan jelas dulu?! Aahh mana baunya gak bisa ilang lagi! Gimana gue bisa pulang dalam keadaan begini? Malu-maluin aja! " Omel Veronica. Arka yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

"Mau gue beliin shampo?" Tawar Arka

"Pake nanya lagi! Cepet beliin sana!

Dion mengangguk. Ia berjalan menuju minimarket dan membeli shampo disana. Sedangkan Veronica, ia masih terdiam sambil mengedepankan rambutnya yang basah dan berjongkok.

Tak lama kemudian, Arka kembali. Ia memberikan sebungkus shampo pada Veronica.

Veronica menerima shampo itu dan langsung memakainya. Tangan gadis itu kembali terulur, membuat kening Arka berkerut.

" Apa? " Tanya Arka bingung.

"Kok apa? Ya gue minta shampo nya lah." Jawab Veronica

"Kan udah gue kasih. "

"Hah? Eh kadal, ini mana cukup! Lo ga liat apa rambut gue panjang dan tebel! Mana cukup satu bungkus!" Omel Veronica

"Beli lagi dong?" Ucap Arka dengan polosnya.

"Iyalah! Lo harus tanggung jawab sama perbuatan lo! Beliin 5 lagi!" Suruh Veronica.

Arka hanya mengangguk menurut dan kembali berjalan menuju minimarket. Setelah membeli shampo ia kembali pada Veronica dan memberikan semua shampo itu padanya.

Arka terdiam saat melihat Veronica yang mengacak acak rambutnya. Benar saja kata gadis itu,rambutnya  itu sangat tebal dan panjang. Bahkan shampo yang dibeli arka saja habis semua.

Setelah itu Veronica kembali membasuh rambutnya. Ia mengendus rambutnya itu.

"Aaaakhh baunya gak mau ilang! " Ucapnya kesal.

Veronica kemudian berdiri dan merapihkan rambutnya ke belakang.

Ia kemudian terdiam saat melihat Arka menyodorkan handuk kecil padanya.

"Lap yang bener. Yang ada nanti lo sakit. Terus nyuruh gue tanggung jawab lagi!" Ucapnya dengan nada mengejek.

"Iyaiya bawel! "

Veronica mengambil handuk kecil itu dan mengelap rambutnya.

"Itu ujung rambut lo belum kena! "

"Iya sabar. Jangan sentuh-sentuh rambut gue!  Gue bisa ngeringinnya sendiri! " Dion hanya mendesis.

"Mau kemana lo malam-malam gini? " Tanya Arka

"Hah? Bukan urusan lo. Tadi di sekolah aja sok sok dingin, sekarang sok akrab."

"Gue gak sok akrab, gue cuma nanya doang."

"Hm."

"Gue antar lo pulang."

"Gamau! Gue bisa pulang sendiri. Gue cuman mau beli cemilan habis itu pulang. "

"Iya gue antar."

"Kok lo maksa sih? Gue bilang gamau! "

"Jangan salah paham. Lo mau nanti orang-orang yang liat lo tadi nyamperin lo? Lo mau diculik mereka?"

Veronica terdiam tapi keningnya masih berkerut sebagai tanda protes.

"Jangan natap gue gitu, nanti gua colok tuh mata! " Ucap Arka sembari mengulurkan kedua jarinya kearah mata Veronica.

Veronica terkejut saat Arka menarik tangannya dan membawanya masuk kedalam minimarket.

















Gimana part 3 nya? Seru gak? Lanjut?
Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak sayangg❤

VeronicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang