Bagian 35

30 7 1
                                    


Happy reading!! <3
Maapkan saya kalo banyak typo nya wkwk




Malamnya veronica terdiam sambil tidur miring ke arah kanan, membelakangi pintu masuk dan Alena yang duduk di sebelahnya.

"Ver..

"Papa mana?" tanya veronica. Alena terdiam.

"Papa..

"Apa papa ga datang lagi?"

"Itu..

"Udah ga usah di kasih tau. Gua gapapa."

Keduanya terdiam. Veronica masih enggan untuk berbalik. Ia lebih nyaman dengan posisinya sekarang.

"Tadi dokter ngomong sama tante Audrey."

"Katanya keadaan kamu semakin lama semakin memburuk."

"Terakhir kali tante Audrey ngomong, katanya kamu ga mau ke singapura? Kenapa?"

"Keadaan kamu semakin lemah ver, kamu harus sembuh, dan satu-satunya cara agar kamu sembuh adalah berobat kesana."

"Gua takut." Veronica terdiam sebentar.

"Gua takut kalo gua pergi kesana, gua tetap ga bisa sembuh."

"Seenggaknya dengan disini gua masih bisa ngeliat semua orang yang gua sayang sebelum gua pergi."

"Ngga ver, kamu pasti sembuh"

"Gua denger, katanya kemungkinan gua sembuh disini 25%, dan di singapura 45%. Sama aja, kemungkinan gua buat mati lebih besar. Dan gua lebih milih mati disini dari pada di-

"Veronica!"

Veronica terdiam. Air matanya terjatuh begitu saja.

"Udah aku bilang kan, kamu itu bakal sembuh! Nyawa itu di tangan Tuhan! Bukan di tangan mereka! Segimanapun mereka mempersentasikan selamatnya kamu atau tidak, serendah apapun kemungkinan kamu selamat di mata mereka semua, kalo Tuhan pengen kamu hidup lebih lama, dokter hebat sekalipun bisa apa?!!"

"Hidup itu tidak bergantung dengan dokter dan obat-obatan! Tapi seberapa kuatnya tekad dan semangat kamu untuk hidup!"

"Tuhan akan memberikan kesempatan pada mereka yang mempunyai semangat yang hebat! Bukan pada orang yang menyerah dengan kata-kata dokter! Sekarang, masih mau menyerah?"

Veronica terdiam.

"Gua nyerah.."

"Ver.." Veronica akhirnya berbalik. Ia menatap Alena yang kini terdiam di sebelahnya.

"Lo masih punya mama yang bisa ada di samping lo saat lo kesulitan. Yang selalu ada di saat lo butuh. Dan selalu ada saat lo sedih. Gua udah ga punya."

"Yang gua punya cuma papa. Tapi lo liat kan? Papa sendiri ga peduli gua sekarat disini. Dia ga pernah datang."

"Gua juga punya sahabat yang selalu sayang sama gua. Tapi lo liat sendiri kan? Mereka ga percaya sama gua, mereka pergi dan ninggalin gua."

"Jika semua orang akhirnya pergi. Kenapa gua tetap bertahan disini sendiri? Gua juga mau pergi."

"Seenggaknya dengan pergi, gua ga bakal tinggal dengan semua rasa sakit yang gua dapet. Gua capek.."

Alena terdiam. Ia kemudian memeluk veronica erat dan terisak.

"Maafin aku ver, maafin aku dan mamaku. Karena kami datang, kamu dan papamu jadi seperti ini."

VeronicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang