Bagian 32

92 10 3
                                    

Seminggu kemudian...
Arka sedang duduk di taman sekolah sambil bersandar pada pohon rindang yang ada disana. Arka menutup matanya dengan lengannya. Ia sangat lelah sekarang.

"Lo mau ke rumah Ryan nanti?" Tanya leo yang baru saja tiba dan duduk disebelah pria itu.

"Nggak."

"Ish, lo masih kesel sama di karena dia deketin veronica? Lagian lo sih yang salah."

"Entahlah."

"Ar, Ryan itu kecelakaan waktu pulang dari pesta itu dan sampai sekarang dia belum masuk sekolah. Nyokapnya bilang dia masih belum bisa masuk sekolah. Masa lo gamau jenguk sih"

Arka hanya diam saja.

"Kenapa? Lo mikirin veronica? Ada apa lagi? Gue denger dia udah seminggu ga masuk sekolah, katanya dia keluar kota."

"Haaaaahhhh"

"Kenapa sih."

Arka menurunkan lengannya dari wajahnya. Ia menatap ke arah langit yang tampak cerah. Kemudian kembali menatap ke bawah.

"Waktu itu veronica sempat kerumah gue." Ucap Arka

"Hah? Kapan? Ngapain?"

"Sebelum dia keluar kota. Dia ngasih tau gue kalo Alana itu jahat, Alana itu iblis dll. Gue gatau kenapa veronica ngomong kaya gitu, soalnya dari awal gue tau veronica gasuka sama Alana. Gue marah,  gue nyuruh dia menjauh dari gue, dan sekarang gue merasa sangat bersalah sama dia. Gue bener² ga ngerti." Jelas arka

"Padahal Alana sedang sakit, kenapa dia dituduh kaya gitu? Kenapa veronica bersikap kekanak-kanakan." Ucap Arka kembali

"Menurut gue Veronica ga kekanak-kanakan."

Arka menoleh.

"Gue gatau yang mana yang benar. Tapi apa lo tau? Veronica bukan orang bodoh yang seenaknya memfitnah orang lain. Gue bukannya nyalahin lo, dan dukung veronica sepenuhnya."

"Tapi ga ada salahnya kalau lo coba perhatiin kalimatnya dia. Cari tau kebenarannya."

Arka tidak tau lagi harus bagaimana. Ia merasa otaknya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik.

"Tapi gue juga merasa bersalah sama veronica, ga seharusnya gue marah sama dia, gue pengen minta maaf. "

"Namun gue rasa veronica ga bakal Terima perminta maafan gue, veronica sekarang udah benci sama gue. Dia bahkan ga pernah chat atau balas chat gue lagi. Disekolah pun dia menghindar. Veronica benar-benar benci sama gue." Arka menjambak rambutnya prustasi.

"Gue kangen sama dia. Gue kangen waktu - waktu yang gue habisin sama veronica dulu. Gue kangen semuanya tentang dia."

"Cara dia natap gue, cara dia senyum ke gue, cara dia marah dan ngomel, gue kangen itu. Sekarang gue cuman bisa lihat wajah dingin dan cueknya. Gue harus gimana?"

Arka benar-benar tampak frustasi. Ia merasa hidupnya sangat kacau sejak Alana datang. Tapi arka juga tidak bisa menyalahkan gadis itu, tapi Arka tidak mau kehilangan veronica. Jujur saja ia sangat menyukai veronica. Entah sejak kapan, tapi saat bersama veronica hatinya terasa aman.

Sorenya Arka memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Ia ingin istirahat. Pikirannya jenuh sekarang.

Namun saat ia membuka pintu rumah, Arka dikejutkan dengan sosok pria paruh baya yang kini terbaring dilantai. Matanya seketika melebar.

"PAPA!!!" Teriaknya

Sementara disisi lain, veronica sedang tertidur ditempatnya. Hari ini ia tidak masuk sekolah lagi karena keadaannya semakin lama semakin memburuk. Sakit yang ia rasakan kini semakin menjadi dan untuk berjalan saja ia sudah mulai kesusahan. Obat yang diberikan padanya tida mempan sama sekali, bahkan veronica ingin memakan sekaligus obat itu.

VeronicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang