Matahari sedang berada di puncaknya. Memberikan rasa panas pada semua makhluk dibawahnya. Bahkan sudah berteduh di bawah pohon pun masih sangat terasa panasnya. Tiga orang perempuan yang sedang kepanasan itu mulai mengeluarkan keluh kesahnya.
"Panas banget ya, ini baju gw udah basah" kata Eshal seraya menggunakan daun kering sebagai kipas.
"Tau nih. Pada kemana sih lama banget" keluh Kyra yang sejak tadi tidak sabar ingin makan. "Panas banget nih. Lagian siapa sih yang ngajakin janjian disini?" Tanyanya.
"Siapa lagi Ra, ini nih Maira" jawab Eshal dengan wajah malas.
"Kok gw sih. Kan gw kira hari ini bakalan ujan Cal" katanya membeli diri.
Eshal Malyka Adnan. Dia lebih sering dipanggil Ecal oleh sahabat-sahabatnya. Sedangkan teman-temannya yang lain tetap memanggilnya Eshal.
"Yang harusnya disalahin tuh yang laen. Mana kagak dateng dateng mereka. Ngaret amat". Protes Maira pada Eshal.
Mereka bertiga melihat kesana kemari mencari keberadaan keempat temannya. Mereka memang janjian dibawah pohon ini sebelum sama sama makan di kantin. Sudah 20 menit mereka menunggu dibawah teriknya matahari.
Eshal yang sedari tadi masih berkipas ria dengan daun keringnya, tidak sengaja melihat seseorang yang sepertinya ia kenal. Dan benar saja, Eshal sangat tahu dia siapa. 'Kalo Maira liat bisa heboh nih' katanya dalam hati.
"Ra, ra" Eshal memanggil Kyra dengan pelan agar Maira tidak melihat.
"Apa?" Tanya Kyra menaikkan satu alisnya.
"Itu" kata Eshal seraya mengarahkan matanya sebagai kode pada Kyra. "Ujung sana, deket kantin" kata Eshal yang diikuti oleh Kyra.
Saat Kyra melihatnya, dia langsung menutup mulutnya. "Ssst, diem diem aja" katanya sambil cekikikan.
Maira yang tidak sengaja melihat keanehan kedua sahabatnya ini pun mengerutkan keningnya.
"Kalian kenapa sih?" Tanyanya mulai ingin tahu.
"Enggak Mai, gk kenapa kenapa" jawab Kyra tenang.
"Masa sih" katanya masih ingin tahu apa yang sebenarnya Eshal dan Kyra lihat.
Maira mengedarkan pandangannya. Dia meneliti satu persatu yang ia lihat. Tapi tidak ada yang aneh. Maira tidak melihat apa pun. Sedangkan Kyra dan Eshal sudah menahan tawa dari tadi.
"Apasih? Orang gk ada apa ap-" mata Maira melotot melihat siapa yang ia lihat barusan disana. Maira langsung melihat kearah Eshal dan Kyra.
"Kedip Mai ntar matanya keluar" kata Eshal.
"Gk bisa napas tuh dia" sambung Kyra yang dilanjutkan dengan Eshal yang mulai tertawa kencang.
"Haduh haduh haduh" ucapnya mulai dramatis. "Haduh gabisa nih gw. JODOH GW DONG ITUH. CAAAL, RAAA, OMAYGAT" katanya heboh seraya memegang kepala. "Pusing kepala liat dia cerah banget OMAYGAT KAK FARHAAAAN" teriaknya dan langsung saja Eshal menutup mulutnya.
"Ish jangan teriak juga kali. Malu maluin aja" omel Eshal.
"Tau nih ntar kalo orangnya nengok gimana? Kan malu Mai" sambung Kyra.
Maira mulai menenangkan dirinya. Eshal sampai menggelengkan kepalanya melihat tingkah Maira yang super keboh. Kyra masih tertawa melihat Maira yang terlihat sangat butuh oksigen.
Maira memang sangat tertarik pada Kak Farhan sejak SMP. Tidak hanya Maira, mereka semua mengakui kalau laki-laki itu sangat tampan dan pinter tentunya. Tapi dari mereka bertujuh, Maira yang paling heboh kalau menyangkut soal Kak Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal
Teen Fiction"Kapal tidak dapat berlayar dengan sendirinya. Harus ada nahkoda yang mengendalikannya. Jika tidak, maka anginlah yang akan mengambil alih sesuai yang ia inginkan. Tanpa arah yang menentu." -Kapal-