Kelas sudah ramai pagi ini walaupun masih ada waktu sekitar 15 menit lagi untuk masuk. Tidak tahu kenapa Eshal sangat tidak bersemangat hari ini. Rasanya ingin pulang saja. Bahkan untuk sekedar berbicara dengan teman-teman kelasnya pun lidah Eshal tidak mau bekerja.
"Morning Eshaaal" kata Karin yang baru saja masuk dan langsung merangkul Eshal.
"Pagi" jawab Eshal singkat. "Cerah banget mukanya" kata Eshal bingung.
"Iyaa dong. Kita tuh harus mengawali pagi dengan senyuman. Biar gk suntuk kek muka lu Shal" jawabnya sedikit mengejek.
"Terserah"
Setelahnya mereka sibuk dengan pikiran masing-masing hingga dosen datang.
***
Eshal dan Karin beriringan keluar dari kelas. Eshal hendak ke kantin untuk makan bersama teman-temannya. Sedangkan Karin biasa makan bersama dengan teman ekstrakurikulernya.
"Eits, sebelum ke kantin, lu tunggu disini dulu sebentar. Jangan kemana-mana!" Kata Karin tegas membuat Eshal mengernyit.
Belum sempat menjawabnya, Karin sudah pergi tidak tahu kemana. Eshal menunggunya di tempat. Tidak lama Karin kembali dengan membawa sesuatu.
"Nih buat Eshal yang paling baik sedunia" kata Karin seraya menyerahkan satu plastik berisi paket Burger *ing.
"EH, apaan nih? Lu gk ulang tahun kan?" Tanya Eshal kebingungan.
"Enggak kok, emang mau ngasih aja" jawabnya.
"Eh gk usah, ngerepotin aja. Gw bawa bekel kok tenang" tolak Eshal dengan halus.
"Udah ambil aja" Karin memberikan makanan itu pada Eshal. "Ini itu semacam.....selametan mungkin hahahahaha" katanya.
"Selametan apa?"
"Gw udah jadian hehehe" jawabnya bersemangat.
"Jadian sama siapa?" Tanya Eshal lagi.
"Sama siapa lagi lah" katanya menaikkan satu alisnya. "Sama Kak Daffin" lanjutnya berbisik.
Eshal sedikit terkejut, "Gercep juga Rin, perasaan belum lama lu bilang suka".
"Iyaalah. Kariiin gituloh" balasnya bangga.
"Ya udah, makasih banyak yaa. Gw ikut seneng deh" kata Eshal berterima kasih.
Lalu mereka berpisah untuk menuju teman-temannya. Eshal menuju ke kantin seorang diri. Memang mereka sudah tidak janjian di bawah pohon lagi. Tetapi langsung di kantin. Karena sudah banyak yang protes kalau salah satu diantara mereka ada yang lama.
Saat melewati depan perpustakaan, tidak sengaja seseorang menabraknya.
"EH, sori gk sengaja" katanya.
"Iya, OH Kak Mikha. Kirain siapa" jawab Eshal seraya tersenyum.
"Eshal, sendirian?" Tanya Mikha yang langsung dipotong oleh orang disebelahnya.
"Yuk ah, laper" katanya.
"Iyaa, sendirian" jawab Eshal.
Eshal melirik pada laki-laki di sebelah Mikha. Ali. Hanya itu yang Eshal tau. Seniornya yang bersahabat dengan Daffin, Farhan, dan Mikha. Kata Disha, Ali paling pandai berkelahi diantara teman-temannya.
"Ya udah bareng aja. Mau ke kantin juga kan?" Ajak Mikha pada Eshal.
"Iy-"
"Gk usah. Bisa sendiri kan lo?" Potong Ali dengan wajah yang sangat ingin Eshal tonjok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal
Teen Fiction"Kapal tidak dapat berlayar dengan sendirinya. Harus ada nahkoda yang mengendalikannya. Jika tidak, maka anginlah yang akan mengambil alih sesuai yang ia inginkan. Tanpa arah yang menentu." -Kapal-