Eshal sedang berjalan menuju rumah Karin. Untuk menghemat uang, Eshal menaiki angkutan umum. Lalu berjalan masuk ke komplek perumahan Karin.
Sejujurnya Eshal tidak suka komplek ini. Di komplek ini berisi rumah-rumah besar yang terlihat sepi. Pastinya para pemilik rumahnya sangat sibuk. Eshal memastikan bahwa di dalam rumah hanya ada asisten rumah tangganya saja.
Sekarang Eshal sudah berada di depan rumah Karin. Dengan cepat ia membuka pintu gerbang lalu memasuki area rumah. Ponsel Eshal bergetar.
Maira Syadza : Cal, lu jadi ikut ngintipin Fatma gk?
Eshal Malyka Adnan : Iya gw ikut. Nanti kan jam 1? Gw ada urusan dulu soalnya
Maira Syadza : Iye jam 1. Jangan sampe telat ya, seru nih
Eshal Malyka Adnan : Iyaaa gk telat
Eshal dan yang lainnya memang sudah janjian untuk mengikuti Fatma dan Ikhsan yang rencananya akan jalan hari ini. Mereka berniat menjahili Fatma dan Ikhsan. Lebih tepatnya mengikuti, lalu merusak suasana mereka.
Tok tok tok
"Assalamualaikum"
Tidak lama, seseorang membukakan pintu untuk Eshal. Itu adalah asisten rumah tangga Karin. Ia mempersilahkan Eshal untuk masuk. Sebelum masuk Eshal tidak sengaja melihat sebuah motor yang terparkir di garasi. Eshal tahu betul itu motor siapa. Itu motor milik Ali.
"Eh, neng Eshal. Mari masuk neng"
"Iya Bi"
Eshal memasuki rumah Karin. Terakhir sekitar 1 bulan yang lalu Eshal kemari. Ada beberapa barang di rumah ini yang letaknya berpindah. Terlihat lebih rapi dari sebelumnya.
"Nyari neng Karin ya neng?"
"Iya Bi. Karinnya dimana ya?" Tanya Eshal.
"Di kamar nya neng. Bibi gk berani ganggu. Soalnya lagi ada tamu cowo. Pacarnya neng Karin" kata Bibi.
"Di kamarnya?"
"Iya neng di kamarnya"
"Bukannya orang tua Karin lagi gk ada di rumah ya Bi? Kok bolehin cowo masuk?" Tanya Eshal.
"Bibi mah nurut aja neng, daripada dipecat" jawab Bibi.
Eshal mengangguk mengerti. Lalu ia meminta izin pada Bibi untuk ke lantai atas ke kamar Karin.
Eshal menaiki anak tangga. Di pikirannya mulai bercampur aduk. Di depan ada motor Ali. Lalu kata Bibi ada pacarnya Karin yang datang. Terlebih lagi Karin berani melanggar peraturan dari Mama nya.
Pintu kamar Karin terbuka sedikit. Lampunya hidup dan terdengar suara orang yang sedang berbicara. Eshal jadi merasa jantungnya berdegup cepat. Lalu ia mengetuk pintu dua kali dan membukanya.
Mata Eshal langsung melotot. Seketika badannya lemas melihat pemandangan di depannya.
"Ka...Karin"
***
Sedari tadi Kyra meremas ujung bajunya. Ia merasa tidak nyaman dan sangat gelisah. Bagaimana tidak? Sekarang ia sedang berada di Mall tempat dimana Fatma dan Ikhsan juga sedang berada disini.
"Lo kenapa mukanya panik gitu?"
"Eng, enggak papa. Cumaa lagi mikirin sesuatu aja" jawab Kyra.
"Mikirin apa emangnya? Masih muda jangan banyak pikiran"
"Hmm, kenapa kita kesini sih Kak? Bukannya harusnya ke taman biasa?" Tanya Kyra semakin gelisah.
"Lo kenapa sih? Lebih enakan disini kali. Adem. Daripada di taman kan panas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal
Teen Fiction"Kapal tidak dapat berlayar dengan sendirinya. Harus ada nahkoda yang mengendalikannya. Jika tidak, maka anginlah yang akan mengambil alih sesuai yang ia inginkan. Tanpa arah yang menentu." -Kapal-