Sejak dari depan hingga sekarang di dekat kelasnya, Eshal harus berjalan cepat dan menutupi rasa malunya yang sudah memuncak. Ali mengikutinya sedari tadi. Walaupun Eshal sudah mengomelinya sepanjang jalan, tetap saja ia mengikutinya.
Eshal benar-benar lelah. Tidak mungkin dia masuk kelas bersama Ali. Bisa diejek habis-habisan dengan teman kelasnya.
"Ih Kak, plis deh jangan ngikutin mulu. Gw mau masuk kelas" kata Eshal dengan wajahnya yang sangat kesal.
"Gk mau gw mau ikut lo" jawab Ali santai.
"Ih nyebelin banget sih. Udah sanaaaa" protes Eshal seraya mendorong Ali agar menjauh darinya.
Semua mata sedang tertuju pada mereka berdua. Siapa yang tidak kenal seorang Ali. Sahabat yang paling dekat dengan Daffin, tetapi sangat jauh berbeda sifatnya. Jika Daffin ramah dan suka menggombal, Ali itu cuek namun terbilang cukup galak.
Wajahnya yang tampan dan tegas, membuatnya semakin menarik kaum hawa yang melihatnya. Termasuk juga Eshal. Tetapi ada satu sisi dimana Eshal seperti tidak ingin menjadikannya sebuah alasan untuk bahagia. Ali suka berkelahi jika ada yang mengganggunya. Bahkan masalah kecil saja bisa menjadi heboh karenanya.
"Gw cuma mau ngikutin doang, gk ganggu" kata Ali membela dirinya.
"Justru gw keganggu kalo lu ngikutin gw. Gk liat orang-orang merhatiin kita?" Kata Eshal semakin kesal.
"Harus peduli?"
"Ya harus lah. Gw risih tau Kak. Udah sana mending lu ke temen-temen lu aja" usir Eshal untuk yang kesekian kalinya.
"Kalo gw gk mau gimana?" Tanya Ali membuat Eshal benar-benar kehabisan cara.
"Ya lu harus mau. Gw mau ke kelas. Ih sebel banget gw ah" kata Eshal dengan wajahnya yang tertekuk sempurna. Ali yang melihatnya hanya tertawa puas.
"Lucu lo hahahhahahah"
"Ih nyebelin banget lo ah"
"Ya udah gw pergi. Tapi jawab dulu pertanyaan gw" kata Ali.
"Apa?" Tanya Eshal mulai curiga dengan raut wajah Ali.
Ali mendekatkan tubuhnya pada Eshal. Sangat dekat sehingga Eshal memutuskan untuk mundur, namun Ali segera menahannya dengan menarik lengan Eshal.
Eshal mematung di tempatnya. Ini masih di luar kelas. Dimana banyak orang yang melihat mereka. Ali mendekatkan wajahnya pada telinga Eshal.
"Kapan lo buka hati buat gw?"
Seketika Eshal mendorong Ali ke belakang yang membuat Ali sedikit terkejut karena tidak siap.
"Kapan-kapan" jawab Eshal dan segera masuk ke kelasnya meninggalkan Ali.
Ali memperhatikannya dan tertawa kecil. Ia tidak menyangka jika Eshal sangat lucu jika diganggu.
"WOI AL" panggil Mikha yang baru saja datang dari belakangnya. "Bucin mulu lo, ayo ke yang lain" ajaknya.
Akhirnya Ali mengikuti Mikha untuk bergabung bersama teman-temannya.
***
Fia, Kyra, dan Maira baru saja keluar dari perpustakaan. Awalnya mereka hanya ingin bersantai sebentar disana karena ruangannya yang sangat dingin. Namun melihat keberadaan Adi disana, Maira dan Kyra tak henti-hentinya menggoda Fia. Akhirnya dengan susah payah Fia menarik Maira dan Kyra untuk keluar dari perpustakaan.
"IH LU BERDUA MAH MALU-MALUIN GW" protes Fia kesal.
"Kita bukan malu-maluin Fi. Cuma bantuin biar orangnya peka" jawab Kyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal
Roman pour Adolescents"Kapal tidak dapat berlayar dengan sendirinya. Harus ada nahkoda yang mengendalikannya. Jika tidak, maka anginlah yang akan mengambil alih sesuai yang ia inginkan. Tanpa arah yang menentu." -Kapal-