Ayah Eshal sedang lembur malam ini. Hanya ia dan ibunya yang berada di rumah. Ibunya sedang tiduran seraya menonton televisi. Begitupun dengan Eshal yang ditemani dengan makanan ringan kesukaannya.
"Bu, kalo aku suka sama cowo gimana?" Tanya Eshal pada ibunya.
"Ya gk papa. Asal cowonya yang bener" jawab ibunya.
"Kalo dianya juga suka sama aku, aku harus gimana?" Tanya Eshal lagi.
"Ya gk papa juga. Kalo serius, kalian harus saling jaga hati"
"Kalo misalnya dia ngajak berkomitmen? Misalnya pacaran atau yang lain?"
"Ibu maunya kamu jangan pacaran. Kalo dia serius, suruh kesini. Kita omongin sama orang tuanya" jawab ibunya.
"Taaruf? Tunangan?"
"Ya semacam itu. Yang penting kita harus tau keluarganya siapa, orangnya gimana, jangan sampe kamu ngasih hati buat orang yang salah" tegas ibunya.
"Oooh, gitu ya"
"Kamu lagi suka sama cowo?" Tanya ibunya penasaran.
"Emm, dikit" jawabnya kaku.
"Kalo kamu suka dan dia suka, gpp kalo misalnya kamu mau ngenalin cowonya sama ibu sama ayah" kata ibunya yang membuat Eshal semakin kikuk.
"Eh enggak Bu, gk ada hehehe"
"Gk usah malu-malu. Wajar kalo ada yang kamu suka"
***
Bazar kecil-kecilan yang di adakan di kampus dibanjiri oleh mahasiswa dan mahasiswi yang ingin berbelanja. Bazar di dominasi oleh makanan yang dijual dengan harga murah serta rasa yang enak.
Sejak tadi Disha dan Fia sudah saling mengambil makanan mereka. Disha memakan siomay yang Fia beli, sedangkan Fia memakan cilok yang Disha beli. Berbeda dengan Kyra yang dengan tenang memakan bakso bakar dan Maira yang dengan santainya memakan es serut Fatma. Akhirnya Fatma beralih ke Nara yang juga memakan es serut. Eshal hanya meminum es jeruknya sambil melamun.
"Nara, nih buat lu" kata Dana yang tiba-tiba saja datang membawakan makanan.
"Eh, apa nih?" Tanya Nara bingung.
"Ini gw beliin makanan buat lu. Dimakan ya" jawabnya dengan senyum.
"Makasih ya" kata Nara merasa canggung.
"Sama-sama. Gw tau lu suka itu. Ya udah gw balik ke temen-temen gw dulu ya" katanya pamit pada Nara.
"Iya"
Semuanya langsung melihat ke Nara. Yang dilihat hanya tersenyum kegirangan. Tidak peduli para sahabatnya sudah tersenyum jahil.
"Hmm, apa tuh maksudnya Nar?" Tanya Fia.
"Tau nih gw maksudnya" sambung Maira.
"Enggak tau hehehe. Tiba-tiba dia ngasih makanan" jawab Nara.
"Ah masa gk ada apa-apa terus dibeliin makanan" lanjut Kyra.
"Serius gk ada. Cuma temenan doang" kata Nara meyakinkan.
"Iya sekarang temen, gk tau besok" kata Fatma ikut berkomentar.
"Ih enggak" protes Nara tetapi masih tersenyum.
Hanya Disha dan Eshal yang tidak berkomentar. Mereka berdua sama-sama sedang memperhatikan Citra yang sedari tadi sengaja dekat-dekat dengan Fahmi.
Sesekali Citra melihat ke arah mereka dan menunjukkan senyumnya yang menantang. Disha yang melihat itu hanya diam. Sedangkan Eshal sudah memberikan tatapan tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal
Teen Fiction"Kapal tidak dapat berlayar dengan sendirinya. Harus ada nahkoda yang mengendalikannya. Jika tidak, maka anginlah yang akan mengambil alih sesuai yang ia inginkan. Tanpa arah yang menentu." -Kapal-