Tidak seperti biasanya, hari ini Ali terus saja mengikuti kemana Mikha pergi. Saat ini mereka berdua sedang berada di perpustakaan. Mikha yang sadar akan hal itu pun mulai heran. Seorang Ali mau ke perpustakaan.
Ali paling anti membaca buku. Tetapi ia tetap pintar di antara mahasiswa lainnya. Terkadang Daffin suka iri melihatnya. Tidak pernah membaca buku namun nilainya selalu bagus.
"Heh, lu ngapain ngikut gw mulu? Gada temen lu?" Tanya Mikha.
"Gapapa pengen aja" jawabnya.
"Jangan-jangan lu udah belok ya" kata Mikha terkejut. "JANGAN SAMA GUE DONG BELOKNYA" lanjutnya heboh.
"Apaan sih lu" Ali menjitak kepala Mikha.
"Lagian lu ngikutin gw mulu" protes Mikha.
"Males gw. Eshal ngediemin gw mulu. Di chat gk dibales, di telpon gk di angkat. Gw cariin gk ada. Sekalinya ada malah sok gk liat gw. Masih ngambek kali ya" curhat Ali.
"Ya iyalah. Makannya ada cewe baik kek Eshal tuh di jaga. Apalagi dia udah mulai suka tuh keknya sama lu" kata Mikha.
"Masa?"
"Iya. Mangkannya jangan cari ulah. Nanti dia ilfeel, udah deh gk ada harapan" lanjut Mikha.
"Jangan gitu dong ngomongnya. Lagian Sean yang mulai" protes Ali.
"Gw cuma ngasih tau. Jangan di sia-siain. Mending buat gw kalo gitu mah dari awal" kata Mikha.
"HEH, APA LO BILANG?"
"Hehehehehe, ampun bang jangan ngegas dulu" kekeh Mikha.
"Awas ya lo nikung gw. Gw tikung balik baru tau lo" ancam Ali.
"DIH, katanya orang-orang sih Ali tuh menarik. Tapi kok takut sama gw hehehe" kekeh Mikha.
Ali menjitak kepalanya lagi. "Iya, tapi gw punya saingan. Dan itu lo".
"Hahahhahahahha, takut juga lu" kata Mikha.
"Bukan takut, tapi berhati-hati. Lo kan pernah ngacangin gw cuma gara-gara Eshal ngechat. Kurang ajar lo ya" protes Ali.
"Iyalah. Ngapain juga ngeladenin lu" kata Mikha sengaja memanaskan Ali. "Kalo lu gk suka, gw maju kali ke Eshal" lanjutnya dan langsung kabur keluar perpustakaan.
Ali yang melihat itu langsung naik darah. Dengan cepat dia mengejarnya seraya berteriak keras. Tidak peduli orang-orang yang lewat memperhatikan mereka.
"WOI MIK, SINI LO"
Yang dipanggil hanya tertawa terus menerus dengan tetap mempercepat langkahnya. Beberapa dosen yang baru selesai mengajar melihat mereka heran dan menggelengkan kepalanya.
Melihat Kyra yang sedang duduk di selasar yang sedang menjelaskan sesuatu kepada temannya, dengan cepat Mikha duduk di sebelahnya dan bersembunyi di belakang tubuh mungil Kyra.
Kyra terkejut melihat Mikha yang tiba-tiba saja berada di sampingnya. Perasaannya sekarang campur aduk menjadi satu.
"Ra, tolongin gw Ra. Itu ada macan mau makan gw Ra" kata Mikha masih bersembunyi di belakangnya dengan tangan yang memegang kedua bahu Kyra.
"Ma, macan?" Tanya Kyra.
"Itu si Ali, siapa lagi" jawab Mikha.
Ali menghampiri mereka dengan wajah kesal menatap Mikha. Kekesalannya seperti tidak berkurang sedikit pun sejak tadi.
"SINI LO HEH" kata Ali.
"Ampun bang ampun. Baper amat sih lu ah. Udah sana pergi gw minta maap" kata Mikha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal
Teen Fiction"Kapal tidak dapat berlayar dengan sendirinya. Harus ada nahkoda yang mengendalikannya. Jika tidak, maka anginlah yang akan mengambil alih sesuai yang ia inginkan. Tanpa arah yang menentu." -Kapal-