...................✏
Hari ini weekend.Aku sedang asik dengan novel baruku saat mendengar ada yang memanggil namaku dari luar rumah.
Perasaan aku tidak mendengar ada kendaraan berhenti di depan rumah. Hari ini juga tidak ada janji dari teman-temanku yang ingin datang. Jadi, tamu itu siapa ya?Aku keluar dan membuka pagar. Mempersilahkan dia untuk masuk.
“Kesini sendirian?” tanyaku sambil mengedarkan pandangan ke sekitar, memastikan kalau dia benar-benar sendiri.
“Iya sendiri.”
Dia menatapku sebentar lalu tersenyum. Duduk di lantai teras melepas sepatu converse hitam putihnya.
“Kesini naik apa? Katanya sekarang lo tinggal di Jakarta?”
“Iya. Tadi naik bus, trus dari depan ke sini jalan kaki.”
“Serius lo, Dave? Dari depan gerbang perumahan ke sini kan jauh banget. Lo nggak capek? Mana panas banget lagi.”
“Biasa aja deh. Lo aja tuh yang lebay karna gak pernah keluar rumah.”
“Masuk Dave. Gue ambilin lo minum dulu.”
Aku ke dapur untuk mengambilkan minum sekalian memanggil ibu karna Dave datang.
Ibu keluar bersamaan dengan aku yang membawa minuman buat Dave.
“Ini yang namanya Dave?” tanya ibu saat menemui cowok itu.
“Iya, Bu,” katanya lalu menyalami ibu. Dia terlihat sangat kaku di depan ibuku.
“Katanya tinggal di Jakarta? Kesini sama siapa?”
“Sendiri, Bu.”
“Jauh banget. Naik apa tadi?”
“Naik bus. Jakarta-Bekasi nggak terlalu jauh buat saya, Bu.”
“Yaudah kalau begitu, ibu masuk dulu ya.”
“Iya, Bu.”
Ibu masuk dan meninggalkan kami berdua di teras.
“Kaku banget sih lo. Diminum dulu nih.”
“Gue emang gini orangnya. Thanks, Ai.” Dia mengambil gelas yang tadi ku letakkan di atas meja, meminumnya hingga tersisa setengah gelas.
“Laper nggak, Dave?” tanyaku karna merasa lapar. Sekarang sudah pukul satu siang, tapi aku belum makan siang karna tadi masih malas.
“Nggak,” jawabnya.
“Emang lo udah makan siang?”
“Belum.”
Aku masuk lalu keluar dengan membawa kunci motor yang ku lempar ke Dave. Dia menangkapnya dengan baik meski tanpa aba-aba dariku.
“Anterin gue beli soto ayam.”
Dia hanya mengangguk lalu mengeluarkan motor gigi milik ayahku.Aku memesan dua porsi soto ayam untuk dibawa pulang. Dave pasti bohong kalau bilang tidak lapar. Dia jauh-jauh dari Jakarta dan belum makan siang. Aku saja lapar. Jadi sebagai manusia normal, harusnya dia juga lapar.
Dia senyum-senyum menyebalkan saat memandangiku yang asik makan. Aku merasa terganggu dan aneh padanya. Apa yang lucu dengan cara makanku?
“Lo lucu makannya,” ungkapnya masih sambil memandangiku.
Aku melirik sinis ke arahnya, tapi dia malah menyeringai.
“Apa yang lucu? Nggak ada yang aneh sama cara makan gue.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl [Sudah Terbit]
Teen Fiction"Cukup, Ai. Jangan pernah ngejar gue lagi. Biar gue aja yang ngejar lo!" "Tapi kapan kamu bakalan ngelakuin itu? Aku sayang kamu. Gak mau kehilangan kamu, Dave." "Lo inget kata-kata gue ini. Suatu saat nanti gue pasti bakalan balik lagi ke lo. Nggak...