8. School Park

57 12 0
                                    

"Kata orang kamu itu suka sama aku, sampai kamu buat Novel tentang aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kata orang kamu itu suka sama aku, sampai kamu buat Novel tentang aku. Tapi gak papa, aku senang."
.


.
.


SEORANG cewek dengan rambut dikuncir dua, tak lupa dengan kacamata dengan bingkai berwarna pink terlihat berjalan menelusuri koridor sekolahnya. Ia terpaksa memakai kacamata, karena eommanya yang menyuruh, andaikan tidak disuruh, jelas ia tidak akan memakainya. Tidak heran lagi, ia Lyra, salah satu siswi yang di acuhkan dan dibenci oleh teman-tema sekolahnya. Sampai saat ini ia masih tak mengerti pola fikir mereka sampai tidak mau menjadi temannya, bahkan membencinya. Apa karena penampilannya yang jujur memang terbilang culun? Atau orang-orang iri kepadanya, karena ia merupakan Novelis yang sedang booming akhir-akhir ini, dan itu sebabnya mereka menjauhi Lyra? Atau karena...ia kelihatan sangat akrab dengan dua cowok paling berpengaruh di sekolahnya? Siapa lagi? Pasti Jaemin dan Chenle yang ia maksud!—Atau ada alasan lain yang belum ia ketahui?

Sesekali Lyra ingin mempunyai  teman cewek di sekolahnya, lalu melakukan hal-hal yang seperti teman-teman sekolahnya lakukan, seperti: menggosipi cowok-cowok tampan di sekolahnya, makan di Kantin bersama, sampai hangout bila libur sekolah. Memangnya ia tidak menginginkan semua itu? Walaupun dia sepatutnya bisa bersyukur karena ia masih mempunyai dua sepupu yang setidaknya setia menjadi teman sekolahnya sekaligus, tapi tetap saja rasanya tak sama.

"LYRAAAAAA!!"

Lagi dan lagi. Tapi kali ini bukan hanya Chenle yang berteriak, namun Jaemin ikut berteriak. Sejujurnya harus Lyra akui, dari tampang kedua sepupunya memang terlihat kalem atau tidak suka neko-neko, tapi sifatnya enggak banget. Tak bisa dipungkiri Lyra sangat risih dengan itu. Kenapa juga ia harus mempunyai dua sepupu yang sangat menyebalkan dan selalu mengusik kehidupannya? Walau bila tak ada mereka, kehidupannya bisa dipastikan makin monoton. Jadi Lyra tidak tahu harus bersyukur atau tidak. Tapi jika tidak ada mereka berdua pun yang penting ia masih mempunyai Jisung alias Kelincinya.

Kedua cowok berambut hitam pekat kini sudah berada di sampingnya. Jaemin memamerkan senyumannya— yang tak bisa dibohongi kalau senyumannya memang sangat manis, sedangkan Chenle merapihkan rambutnya. Padahal Lyra tak melihat ada sedikit kekacauan di rambutnya, mungkin Chenle hanya memamerkan rambut hitam barunya. Disaat-saat seperti ini lah yang paling Lyra benci, karena ia harus mati-matian menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Lho, lo ngapain tutup muka?"tanya Chenle terheran-heran. Sedangkan Jaemin masih dengan senyumannya, sesekali cowok dengan seragam yang dibalut Jaket Denim itu menyapa teman-temannya dengan ramah. Entah memang berniat menyapa atau hanya sekedar agar terlihat ramah dimata orang.

"Lo berdua rusuh!"jawab Lyra, kemudia memilih berlari ke kelasnya. Ia tak tahan lagi bila harus berlama-lama dengan kedua sepupunya.

Chenle menghendikkan pundaknya tak peduli, lalu ikut menyapa teman-teman yang ia kenali seperti yang dilakukan Jaemin. Memangnya dia peduli? Kenyataannya jelas tidak. Dekat dengan Lyra saja hanya semata-mata ekting belaka.

My Rabbit•Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang